9
₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪
"Aku tidak tahu dengan senjata apa Perang Dunia III akan dipertarungkan, tapi Perang Dunia IV akan dipertarungkan dengan tongkat dan batu."
Roko menoleh kepada Jentał. "Ah itu... itu kutipannya Albert Einstein bukan?"
"Bukan. Bukan dia yang sebenarnya bilang begitu. Pokok ada deh, aku lupa siapa. Tapi intinya, apa yang sang pembuat kutipan bilang ternyata benar."
Jentał mengangkat badannya, mengambil sedikit jarak dari model simulasi tersebut dan menghadap pada Roko. "Di zaman dulu, ratusan tahun yang lalu, katakanlah... awal abad ke-21, orang-orang ngira kalo masa depan akan sedamai masa mereka, kalo ga lebih damai. Mereka juga, sebagian besar, gak kepikiran senjata macam apa yang kita pakai beberapa abad kemudian."
"Yang benar? Bukannya mereka udah tau soal bom antimateri, mesin nano, robot perang, patogen, dan sebagainya?"
"Ya, memang. Tapi itu semua– em maksudku, sebagian besar adalah senjata fisik. Mereka menghancurkan benda dan tubuh orang. Mereka menyerang infrastruktur dan sumber daya yang berwujud. Tapi kalo kamu pernah hidup di zaman Perang Dunia III ke atas, kamu pasti bakal akrab sama senjata-senjata yang satu ini."
"Senjata... memetis?"
"Iya! Gabungan antara senjata informasi dan senjata psikologis. Kamu... jadi kamu mempengaruhi bagaimana targetmu berpikir. Kamu memanipulasi mereka secara psikologis, entah dengan memprovokasi mereka untuk menyabotase diri ataupun menjatuhkan semangat mereka. Kalo 'senjata' macam ini diasah lebih lanjut, dia bakal menjadi semacam kontrol pikiran semu. Nah..."
"Terus?"
"Kamu tau, sebenarnya senjata macam ini gak baru. Senjata seperti ini udah ada sejak manusia mulai membangun peradaban pertama mereka. Perang agama, perang ideologi, propaganda, dan sebagainya. Tapi baru di akhir awal zaman informasi mereka menyadari besarnya pengaruhnya. Komunikasi menjadi mudah dan cepat dilakukan dari satu titik di muka Bumi ke titik antipodanya, tentu aja."
"Selain itu." Jentał menambahkan kata-katanya. "Pada Perang Dunia III, kita juga punya kontrol pikiran beneran bukan? Nah, itu juga salah satu senjata yang jarang kepikiran oleh orang-orang zaman dulu. Jadi kamu punya mesin nano medis yang bisa bikin perubahan di badanmu. Terus kamu punya kabut utilitas, yang adalah mesin nano yang dapat menyusun struktur tertentu, kayak mesin yang membangun dirinya sendiri. Terus kamu juga punya nih, implan mikro yang bisa dihubungin dengan komputer ataupun alat elektronik lainnya. Terus ada nih, pihak yang mau ngontrol orang. Apa yang bakal terjadi selanjutnya?"
"Mereka, pihak itu, bakal bikin kabut utilitas yang bisa dipakai buat menyusup ke badan korban, terus membangun implan mikro di dalam tubuh orang itu, terus mengontrol bagian tubuh orang itu."
"Yap! Benar! Dan kalo implannya dibangun di dalam otak, maka yang mengontrol kabut utilitas itu bisa mengontrol sang korban. Mengontrol pikirannya maksudnya. Nah, ini nih salah satu senjata Tatanan Dunia Baru yang paling berbahaya. Berapa banyak orang di abad ke-21 yang bakal kepikiran senjata kayak gitu?"
"Gak tau sih, yang pasti gak banyak yang kepikiran."
"Terus habis Perang Dunia III ini, atau Perang Tatanan, apalah namanya, kita dapat Perang Dunia IV. Perang paling mematikan dalam sejarah umat Tata Surya. Habis perang-perang kecil-kecilan dengan bom dan patogen dan mesin nano, kita dapat perang dengan senjata yang sama, tapi ditambah misil antarplanet dan asteroid. Pada akhirnya, mereka benar-benar menggila dalam memakai kekerasan, hah?"
Setelah mereka berdua berbicara, simulasi itu akhirnya berhenti. Tidak ada lagi benang-benang yang muncul. Sementara itu, permukaan Bumi, Bulan, dan Mars dikaburkan oleh kabut dan awan kelabu, menyembunyikan kehancuran yang telah terjadi di bawah sana.
Jentał menaruh kedua kepalan tangannya di atas pinggul, lalu melanjutkan ceritanya. "Pada akhirnya, orang-orang Tata Surya berkurang dari triliunan orang menjadi setengah miliar orang atau lebih sedikit. 75% spesies di dunia punah. Tatanan Dunia Baru dan Liga Eudemonis masih bertahan hidup, tapi udah lemah banget karena semua kehancuran itu. Pokoknya masa Perang Dunia IV dan sesudahnya itu krisis besar-besaran lah!"
Menyadari bahwa simulasi telah berakhir, Roko mengambil jarak sedikit dari model tersebut, lalu menghadapkan badannya pada Jentał.
"Terus di masa pasca perang... puluhan tahun sesudah perang itu, muncul sosok yang namanya Global Array of Earth's AI atau yang kita kenal sebagai GAEA. Waktu itu dia baru naik ke tingkat singularitas ke-3. Setelah semua pihak dalam perang tadi mengalami kerusakan parah, dia berkuasa di seluruh permukaan Bumi. Dia ingin mengembalikan Bumi ini ke keadaannya yang alami seperti semula, seenggaknya itu yang kami pahami tentang motivasinya."
"Boleh juga sih motivasinya." Roko mengomentarinya. "Tapi si GAEA ini semacam musuh warga Tata Surya ya?"
"Benar. Hal pertama yang dia lakukan setelah naik tingkat adalah 'menawari pilihan' buat penduduk Bumi untuk meninggalkan Bumi, meninggalkan teknologi canggih mereka, atau meninggalkan dunia orang hidup." Jentał tertawa karena ucapannya sendiri.
Jentał melanjutkan lekturnya. "Dia gak peduli mau kamu Eudemonis, Tatanan Dunia Baru, atau netral. Pokok kalo kamu gak mau ninggalin Bumi dan gak mau hidup dengan teknologi rendah, kamu bakal dimatiin. Dan itu adalah salah satu alasan kenapa orang-orang Bumi pindah ke dunia ini, selain karena bagaimana Bumi, Bulan, dan Mars sudah tidak aman untuk dihuni, dan satu alasan lain."
"Satu alasan lain?" Roko bertanya heran. "Aku pernah baca sekilas kalau setelah Perang Dunia IV, ada satu perang lagi, di mana Liga Eudemonis, Tatanan Dunia Baru, dan GAEA berperang melawan satu entitas yang menyebut diri mereka "Pasukan Surga". Apa ini yang kamu maksud?"
"Hmm hmm." Jentał mengangguk setuju. "Pada akhirnya, gara-gara perang itu, Tatanan Dunia Baru bubar, dan Liga Eudemonis serta GAEA terpaksa meninggalkan Bumi. Sekarang Bumi jatuh di tangan Pasukan Surga."
"Jadi itu ya sebabnya kita gak berada di Bumi..."
"Iya." Jentał melanjutkan pembicaraannya. "Yang jelas, Pasukan Surga mencari manusia untuk disiksa selamanya. Mereka melakukan ini sebagai hukuman atas dosa-dosa yang telah manusia-manusia itu perbuat. Entitas ini, anehnya, hanya menarget manusia. Konon siksaan entitas ini luar biasa, sampai semua informasi tentang hal itu disensor dan dihapus di dunia ini."
Jentał mulai berjalan menjauhi model itu, diikuti oleh Roko.
"Tatanan Dunia Baru dan Liga Eudemonis gak tau kapan entitas Pasukan Surga ini datang, tapi mereka udah tau bahwa Pasukan Surga bakal datang. Makanya itu, kedua organisasi-organisasi rahasia dalam sejarah Tata Surya — termasuk Tatanan Dunia Baru dan Liga Eudemonis — bikin proyek buat mengubah manusia menjadi bukan manusia... seenggaknya bukan manusia dalam artian sempit. Mereka melakukannya entah dengan rekayasa genetik, penanaman implan, atau pengunggahan pikiran ke dalam mesin."
Mereka berdua mendekati suatu pintu lebar yang sedang terbuka. Di dalam, terlihat dinding berwarna krem yang miring ke kanan, diterangi oleh cahaya yang datang dari sisi kanan, di mana ruangan selanjutnya yang tak terlihat berada.
"Berkat penelitian mereka dalam hal-hal itu, akhirnya kita makhluk Tata Surya dapat menyempurnakan teknik pengunggahan pikiran, yang bakal kita gunakan untuk pindah ke dunia ini. Di ruangan selanjutnya, kita bakal belajar tentang sejarah dunia ini."
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro