7
₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪
Keesokan pagi setelah pertemuan yang canggung itu, Roko dan Jentał bersiap untuk pergi ke dinas kependudukan. Saat ini mereka baru saja keluar dari rumah.
Pakaian yang mereka kenakan tidak mencolok namun necis. Jentał mengenakan rok midi kelabu dengan motif kotak-kotak sebagai bawahan, serta sweater berwarna krem yang agak terlalu besar untuk badannya sebagai atasan. Kedua kakinya mengenakan sepasang but hitam bertali setinggi ⅔ betis, serta kaos kaki berwarna kelabu di dalamnya.
Sementara itu, Roko untuk saat ini mengenakan pakaian Jentał, karena pakaiannya sendiri rusak oleh tembakan dan hal-hal perang lainnya pada kehidupan sebelumnya. Atasannya adalah kaos kelabu dengan cardigan hitam yang hampir mencapai paha di atasnya. Bawahannya adalah rok hitam kekelabuan dengan motif kotak-kotak, yang mencapai sisi atas betisnya. Rambutnya yang sebahu itu dikuncir setinggi mata.
Sebelum mereka berdua sempat meninggalkan halaman depan rumah, Jentał berjalan kembali ke pintu depan sambil mengeluarkan kuncinya. "Bentar, Mbak. Aku ngunci pintu dulu." Sementara itu, Roko memandangi lingkungan sekitarnya dengan penasaran.
Rumah yang mereka tinggali — yang dia inapi itu — memiliki atap berwarna sawo gelap kemerahan dan dinding beton yang dicat putih. Jendela-jendela yang mengisi dinding rumah itu berbentuk persegi dengan kusen putih dan penyangga berbentuk tanda tambah. Di sisi kanan pandangannya, terdapat pintu garasi pada rumah itu, terbuat dari lembaran baja yang putih dan bergaris-garis. Bangunan itu sendiri memiliki 2 lantai, dan membentang lebar dari kiri ke kanan, sehingga halaman depan dan halaman belakang benar-benar terpisah. Keseluruhan gaya rumah itu mengingatkan dirinya akan rumahnya.
Sementara itu, Roko juga memperhatikan rumah-rumah yang bersebelahan dan berhadapan rumah Jentał. Bangunan-bangunan itu nampak beda dari bentuk, ukuran, dan posisinya terhadap halaman masing-masing. Meskipun demikian, semuanya memiliki gaya yang sama dengan rumah di mana dia menginap.
Selagi Roko melihat pemandangan, Jentał yang beru mencabut kunci dari pintunya teringat akan sesuatu.
"Benar juga ya? Gimana kalo... Mbak Colbert kan gak punya identitas. Ntar kalo aku ajak jalan kaki, bakal diliatin orang dong. Kan mengganggu."
Kemudian, Jentał memandang garasi yang masih tertutup di sebelah kanannya.
"Ah, kalo gitu kita naik mobil aja ya?"
Roko yang sedang berdiri di tengah halaman depan mengarahkan perhatiannya pada bunyi besi yang bergeser dan tergesek. Di garasi yang pintunya terbuka itu, dia melihat sang pemilik rumah yang berdiri di depan sebuah mobil. Warna kendaraan roda empat itu putih dengan sedikit corak hitam di bagian bawahnya.
"Kita naik mobil aja Mbak!" Jentał berseru dari kejauhan.
"Oh, iya kalau begitu."
ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ
Mobil kecil Jentał berjalan melalui jalan yang damai dalam kompleks perumahan bergaya Amerika, sebelum kemudian sampai di jalan raya yang ramai kendaraan.
Di sepanjang perjalanan itu, mata Roko terbuka lebar melihat pemandangan di luar. Lebih tepatnya, penduduk yang tinggal di kota ini.
Sebagian orang terlihat seperti manusia biasa, layaknya Jentał sang pemilik rumah. Namun, yang lainnya nampak... tidak seperti manusia. Beberapa adalah manusia dengan bagian tubuh hewan, seperti sepasang bocah berkepala kuda dan kambing yang membeli es krim di pinggir jalan. Beberapa adalah hewan yang Roko kenali, seperti seorang Pachycephalosaurus yang mengenakan pakaian dan sedang memotong rumput halamannya. Yang lain adalah makhluk yang Roko tidak kenali, barangkali alien atau robot, seperti satu orang ini yang sedang jogging: kakinya enam dan kepalanya nampak rumit, meskipun Roko tidak menemukan wajah sama sekali di sana.
Dari semua itu, Roko menyadari bahwa dia tidak terbangun di dunia yang biasa.
Selagi Roko terdiam akan kesadaran itu, di depan sudah mulai terlihat mobil-mobil lalu lalang, pertanda bahwa mereka akan memasuki jalan raya.
ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ
Roko dan Jentał akhirnya keluar dari mobil mereka.
Dari tempat parkir terbuka itu, dari antara mobil-mobil yang terparkir, keduanya dapat melihat gedung dinas kependudukan.
Bagian depan bangunan itu penuh akan jendela-jendela kaca yang lebar pada dinding putih. Di depan kaca-kaca yang nampak hitam mengkilap itu, terdapat setidaknya 4 pilar putih besar yang saling terpisah beberapa meter, dan berjarak 5 meter dari dinding kaca itu. Tiap pilar mencapai tinggi 15 meter dan diameter 1 meter. Atap yang horizontal dari bangunan itu tidak bersirap, namun melebar ke atas dan berornamen. Pintu masuk bangunan itu sendiri berada 5 meter dari ketinggian lapangan parkir. Untuk ke sana, Roko dan Jentał harus menaiki tangga putih yang melengkung ke arah mereka dan mencapai ⅓ lebar bangunan itu.
Bagi Roko, bangunan itu mengingatkannya akan gedung-gedung pemerintahan Tatanan Dunia Baru: mewah dan megah. Tiada habisnya dia memandang.
Akhirnya, tatapan kagum itu berhenti saat dia merasakan sikutan yang pelan pada tangan kirinya.
"Ayo masuk." Jentał sudah mengajaknya.
ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ
Roko memandangi interior gedung yang diterangi oleh cahaya kekuningan yang mewah. Interior itu sendiri juga terkesan mewah: lantainya terbuat dari pualam krem, bangku-bangkunya empuk dan berwarna hijau-biru tua, dan sebagainya.
Sama seperti di perjalanan, dia mendapati bahwa orang-orang di sini terlihat aneh: ada hewan, manusia hewan, alien, robot, dan sebagainya.
Petugas loket pelayanan di depannya tidak terkecuali. Dia memiliki empat mata berwarna kuning, mulut yang tak terlihat, sepasang lengan yang terlipat di samping badan, beberapa pasang kaki pendek dengan 'sepatu' hitam yang mengkilap, serta badan yang memanjang seperti ulat yang disembunyikan oleh seragam berwarna hijau-biru tua.
Roko bingung dengan situasi asing ini. Untungnya, Jentał berada di sisinya.
"Ada yang bisa kami bantu, Bu?" Petugas itu menyapa Roko dan Jentał dalam bahasa dunia ini. Roko pun terdiam, berusaha menemukan makna dari perkataan itu.
Namun, Jentał langsung berbicara pada sang petugas dalam bahasanya. "Jadi begini... keluarga saya kehilangan identitas sama sekali dan ingin bikin baru."
"Oh, kalau begitu." Petugas itu memunculkan suatu layar putih yang mengambang di hadapan Roko, dengan konten tulisan dan ruang kosong. "Silahkan isi formulir ini dulu ya."
Jentał tersenyum pada sang petugas. "Terima kasih." Mereka berjalan menuju bangku terdekat untuk duduk.
ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ
Cek juga karya-karya berikut di Wattpad! Ada banyak tema di sini,
Seperti petualangan untuk keluar dari dunia lukisan oleh WindaZizty,
Mendapat kekuatan tapi dibenci semua orang oleh Yellow-Chocolate,
Dan terjebak di dunia lain dengan orang yang kamu taksir oleh Zeanisa_.
Cek karya mereka dan berikan banyak vote dan comment!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro