6
₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪
Mata Roko masih terpejam. Pikirannya masih berada pada dunia mimpi yang semakin memudar. Meskipun demikian, dia dapat merasakan kesejukan udara serta keempukan tempat dia berbaring yang terakhir kali dirasakannya.
Namun, Roko merasa ada yang aneh. Keempukan itu terasa lebih kesat dari yang dirinya ingat, seakan terbungkus oleh atau terbuat dari kain. Badannya terasa diselimuti oleh suatu kain yang harusnya tidak bersama dia waktu itu. Di pabrik itu pun dia tidak menemukan sehelai kain apapun, hanya kabel dan sirkuit dan semacamnya.
Dan yang terpenting, dia tidak merasakan sakit sama sekali. Tidak dari pinggang kirinyanya yang seingat dia sudah hancur.
Terganggu akan kejanggalan ini, wanita asing itu memutuskan untuk bangun.
Roko membuka kedua matanya, mendapati suatu langit-langit putih yang sedikit diterangi oleh sinar mentari dari luar rumah. Dia mengangkat badannya dari tempat berbaring itu, yang dia dapati ternyata adalah sebuah sofa berwarna krem. Dari pinggangnya ke kaki, dia mendapati ada sehelai selimut tipis berwarna kelabu gelap kebiruan.
Apa yang terjadi dengan pinggang kirinya?
Wanita itu menurunkan selimut tersebut dari pinggang kirinya. Dia menjadi begitu terkejut saat mendapati bahwa di sana terdapat kulit yang utuh dan mulus tak berbekas, terekspos oleh lubang sobekan pada bajunya. Sebenarnya apa yang terjadi pada dirinya? Di mana dia sekarang? Roko menjadi was-was.
Orang yang barangkali dapat menjawab pertanyaannya telah kembali dari halaman belakang.
"Pagi, Mbak–"
Tepat saat Jentał menunjukkan batang hidungnya, Roko meloncat dari sofa itu, bersiap dalam posisi kuda-kuda. Jentał pun terkejut.
"Siapa kamu?" seru Roko dengan tegas meski tanpa ekspresi.
Roko memperhatikan penampilan seseorang yang dia duga merupakan sang pemilik rumah. Rambutnya yang berwarna merah tua dan mencapai pinggang terlihat berantakan. Matanya sewarna dengan rambutnya. Selain itu, dia nampak lebih pendek dari dirinya.
Sementara itu, Jentał kaget dengan bahasa yang wanita asing itu gunakan. "Orang ini bicara bahasa kuno!" Jentał berseru dalam hati. "Bahasa Inggris ya? Untung aku paham."
"Ah... aku... aku Jentał." Dia mengangkat kedua tangannya terhadap Roko, sambil berbicara Inggris. "Aku gak ada niat buat nyerang Mbak. Aku cuma warga biasa.
Roko berdiam pada posisi kuda-kudanya. Begitu juga Jentał pada posisi mengangkat tangannya. Mereka berdua menunggu satu sama lain bereaksi, sebelum Roko akhirnya berkata-kata.
"Oke." Roko menegakkan badannya yang lebih tinggi. Posturnya menjadi lebih santai. "Kayaknya aku bisa percaya sama kamu."
Jentał pun ikut melonggarkan posenya sambil berhembus lega. "Syukurlah..."
Meskipun demikian, Jentał masih memandang wanita asing itu dengan hati-hati, tidak kalah dari wanita itu menatapnya dengan pandangan waspada. Lagipula, ada banyak hal yang Jentał tidak tahu seputar orang asing itu. Siapa dia? Bagaimana bisa dia sampai ke halaman rumahnya? Sampai saat ini juga Jentał tidak bisa mengindera identitasnya. Apa jangan-jangan, wanita ini baru datang dari alam keras?
Barangkali, dia bisa mencoba mendapat kepercayaan orang asing itu terlebih dahulu.
"Namaku... Jentał Xufej. Mbak bisa manggil aku "Jentał".
Roko merapatkan matanya. "Yen-tow... Hoo-fay?"
"Ya! ya! Jentał Xufej."
Roko menegakkan badannya, lalu membenarkan kacamatanya dengan jari telunjuk. "Oke, Nona Jentał Xufej. Perkenalkan, saya Gertrude Colbert."
Jentał melambaikan tangannya dengan senyum canggung. "Ah, halo Mbak Colbert."
Roko berjalan menuju wanita yang lebih pendek darinya itu dengan pelan dan waspada. Hal itu membuat Jentał kaget dan dengan refleks melangkah mundur.
"Jadi kamu warga sipil ya?" Roko mengernyitkan dahinya lagi pada Jentał, mengamati sang pemilik rumah dengan seksama.
"Iy... iya."
"Kalau apa yang anda katakan benar." Roko melonggarkan raut mukanya, menegakkan badannya yang tinggi di hadapan Jentał. "Saya ingin anda waspada dengan Tatanan Dunia Baru. Mereka mungkin mendanai kebutuhan-kebutuhan anda, tapi semua itu adalah agenda mereka untuk meningkatkan ketergantungan anda pada mereka, dan mengawasi seluruh aspek dari hidup pribadi anda.
Senyum canggung Jentał berubah menjadi nganga. Dia bingung. Tatanan Dunia Baru kata orang asing ini.
"Maaf." Jentał berkata pada Roko. "Tatanan Dunia Baru? Tapi mereka sudah bubar sejak 320 tahun yang lalu."
Roko begitu terkejut dengan pernyataan tersebut, sampai-sampai dia membeku di tempat. Tatanan Dunia Baru bubar? Musuh yang sangat kuat itu? Dan berabad-abad yang lalu? Ini terlalu bagus buat jadi kenyataan.
"Mereka benar-benar sudah bubar? Selama itu?"
"Iya." Pemilik rumah itu berkata tegas.
Wanita asing ini membuatnya bingung. tidak punya identitas. Selain itu, dia tidak tahu apa-apa mengenai apa yang terjadi setelah Perang Tatanan, seakan-akan dia hidup di zaman itu lalu diteleportasi ke dunia ini. Sebenarnya hal aneh apa yang menimpa Gertrude Colbert ini?
Jentał menghembuskan nafas berat. "Kayaknya Mbak perlu belajar sejarah dulu. Saya punya komputer pribadi di sana." Dia menunjuk pada suatu komputer dengan monitornya yang hitam, dipajang pada set meja dan banku yang terletak pada dinding di sebelah kirinya.
"Oh iya." Jentał menambahkan. "Mbak gak punya identitas ya? Saya gak bisa merasa identitas Mbak."
Roko dibuat bingung oleh pertanyaan itu. Apa yang sang pemilik rumah maksud dengan "identitas", dan kenapa dia "merasakan" identitas itu. Dari cara dia membicarakannya, sepertinya "identitas" ini sesuatu yang tidak wajar untuk tidak dimiliki.
Roko berniat untuk pura-pura punya identitas, namun dia sendiri tidak paham apa itu.
"Bisa anda jelaskan bagaimana identitas ini berfungsi?"
Dugaan Jentał benar. Ternyata orang asing ini juga tidak tahu apa itu identitas.
"Jadi identitas itu... pada dasarnya adalah kode pengenal yang intrinsik dan dimiliki semua penghuni suatu alam lunak. Mereka semua terlahir dengan kode unik, dan kita bisa mengindera seseorang dengan kode itu, gak peduli sebanyak apa wujud yang orang itu ambil."
"Alam lunak?" pikir Roko heran. "Itu kan sebutan dari... jadi aku ada di dunia virtual? Dan "ambil banyak wujud" itu?"
"Tapi kadang-kadang, ada orang yang identitasnya rusak, entah karena virus, kecelakaan, atau apa... yang jelas, mereka bisa pergi ke dinas kependudukan buat mengurus identitas baru. Tapi jujur..." Jentał merapatkan kedua matanya. "Aku belum pernah dengar ada kasus orang yang identitasnya hilang sama sekali kayak Mbak. Mudah-mudahan dinas kependudukan bisa ngurus yang beginian."
"Hmm... begitu ya?"
"Omong-omong... Mbak ingat apa yang terjadi pada diri Mbak sebelumnya?"
Ya, Roko ingat betul. Mulai dari peretasan data Tatanan Dunia Baru, lalu pengejaran oleh tentara mereka, kedatangannya di pabrik elektronik, dan akhirnya tidur panjangnya di dalam peti kriogenik. Namun ini semua terlalu mendadak bagi dirinya. Barangkali ini bukan saat yang tepat untuk memberitahu sang pemilik rumah. Tidak sampai dia paham betul akan kondisi dunia ini.
"Maaf... saya tidak ingat apa-apa sebelum saya ke sini."
"Ah, begitu ya... kalo tempat tinggal Mbak? Keluarga? Ada yang masih Mbak ingat?"
"Maaf... tidak juga."
"Hmmm... oke oke..." Jentał bersiap kembali ke halaman. "Kalo gitu Mbak menginap di sini aja dulu. Oh iya, besok kita juga bikin identitas buat Mbak."
"Oke." Jentał pun pergi dari ruangan bersofa itu, meninggalkan dirinya di sana.
Sementara itu, Roko melirik komputer yang pemilik rumah tunjukkan padanya.
ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ
Cek juga karya-karya berikut di Wattpad! Ada banyak tema di sini,
Seperti reuni menjadi isekai oleh sweet-stripes,
Menanggung karma tokoh novel buatan sendiri oleh SeiongJeans,
Dan dunia lain penuh tantangan pikiran oleh wanderspace_.
Cek karya mereka dan kasih banyak vote dan comment!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro