Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

28

₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪

₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪

Mata Jentał melebar. Ajakan itu terdengar begitu dramatis baginya.

"Apa itu gak terlalu... anu Roko?" dia bertanya. "Aku mau libur sih, tapi di kantor aku lagi dibutuhkan. Ada kerjaan yang cuma aku yang paham cara kerjanya."

"Memang seberapa mendesak?" Roko bertanya. "Apa yang bakal terjadi kalau apa yang kamu kerjakan itu ditunda?"

"Roko..." Raut muka Jentał mengkerut. Sudah jelas bahwa dia gusar. "Pekerjaanku ini bukan buat dikerjain satu orang atau perorangan. Aku butuh timbal balik dari rekan-rekanku, dan sekarang ini mereka lagi bisa ke kantor. Coba, siapa tahu besok-besok mereka hilang, proyeknya gak bakal kelar-kelar."

"Lah katamu ada kerjaan yang cuma kamu yang paham cara kerjanya?" Roko bertanya.

Si kacamata tahu bahwa membutuhkan orang lain untuk bekerja dan tidak memiliki keahlian yang orang lain punya bukanlah hal yang bertolak belakang. Namun, dia sengaja bertanya demikian. Barangkali Jentał bakal memikir ulang keputusannya.

"Ya bukan berarti cuma aku melulu yang ngerjain itu!" Jentał mengangkat badan dan suaranya. "Yang jelas aku bakal baik-baik saja. Kantorku aman dari kasus kehilangan orang macam begitu. Dah, pokoknya aku tetap pergi ke kantor." Dia meninggalkan meja makan tanpa mencuci piring yang sudah habis akan pasta itu.

Ini pertama kalinya Roko melihat Jentał marah.

Meskipun demikian, Roko tidak merasa tidak nyaman sama sekali dengan ekspresi semacam itu. Di dunia asalnya, dia sudah pernah berhadapan dengan orang-orang yang ingin membunuhnya, atau membuatnya trauma dengan beragam teknik 'interogasi'. Maka seorang wanita biasa yang kesal karena diingati bukanlah apa-apa.

Lagipula, ketidaknyamanan Jentał ini tidak sebanding dengan apa yang akan terjadi padanya jika dia menjadi korban kehilangan. Roko tidak bisa membayangkan apa yang akan Kabal dan semacamnya lakukan pada diri teman serumahnya itu. Si kacamata telah memutuskan dalam hatinya.

"Jentał harus tetap aman."

Tapi — terlintas dalam pikirannya — kenapa dia harus melindungi Jentał? Dia baru mengenalnya beberapa minggu. Hubungan mereka hanyalah sebagai pemilik rumah dan pembantu rumah tangga, tidak kurang tidak lebih. Dan Roko — sebagai anak buah Liga Eudemonis — harus melihatnya sebagai sekadar warga sipil yang keselamatan perorangannya tidak perlu terlalu dikhawatirkan.

Namun Jentał sudah berbuat banyak baginya. Dia sudah memberinya tempat untuk tinggal, wawasan akan dunia ini, serta kehidupan yang damai. Dia mengingatkannya akan Liga Eudemonis sendiri, yang mengadopsinya setelah kehilangan keluarga serta mengajari pada dirinya cara untuk hidup. Jika dirinya membalas budi pada Eudemonis dengan bekerja untuk mereka, maka haruslah dia membalas budi pada Jentał.

Maka sudah bulat keputusan Roko. Dia akan melakukan segala cara untuk menghindarkan Jentał dari bencana itu.

ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ

Mereka tidak berbicara lagi sampai esok pagi.

Pada pagi itu, Jentał mencuci piring bekas sarapannya, sedangkan Roko masih duduk di dekat meja, tengah menghabiskan panekuknya.

Maka berkatalah si kacamata pada Jentał.

"Pikir baik-baik Jentał. Kalau kamu gak keluar peluangnya kecil buat insiden itu terjadi padamu."

Jentał tidak langsung berkata. Dia memandang Roko dengan tatapan sebal sebelum berjalan langsung ke depan rumah.

"Iya iya ah," komentarnya. Selanjutnya yang Roko tahu pintu itu ditutup, kemudian untuk sesaat terdengar deruan mesin yang semakin lama semakin tidak terdengar.

Sekarang Roko sendirian di rumah itu. Dia gagal meyakinkan Jentał.

Namun mengajak sang teman serumah untuk tidak pergi ke kantor bukanlah satu-satunya strategi. Lagipula dia tahu bahwa strateginya yang ini akan gagal.

Roko memunculkan suatu layar di hadapannya. Tampilan layar tersebut diisi oleh kumpulan garis-garis tebal yang memotong dan bertemu dengan satu sama lain dalam berbagai konfigurasi, baik bercabang, membelok, dan semacamnya. Di antara garis-garis tersebut terdapat kotak-kotak dengan ukuran dan bentuk yang tidak kalah beragam. Dua dari antara kotak itu terhalang oleh suatu lingkaran kecil berwarna merah terang, dan keduanya terhubung oleh garis merah yang mengikuti bentuk sebagian segmen garis-garis biasa.

Kotak yang ditandai tersebut adalah rumahnya dan kantor Jentał. Berkat presentasi si rambut merah itu kemarin, Roko tahu nama kantor itu — Niūmifəs Ākhijələčisʔ Affis — dan mencarinya dalam peta yang sudah di-'pasang' pada dirinya. Garis merah itu adalah jalur terpendek yang bisa dia ambil untuk pergi ke kantor.

Strategi kedua Roko adalah membuntuti Jentał di tempat kerjanya.

Dengan sekejap mata, dia ganti baju — dari pakaian rumahnya yang terdiri atas kaos dan rok hitam panjang — menjadi celana panjang dan jas kelabu selutut. Kacamatanya lenyap dan rambutnya kini terurai bebas dengan tekstur agak bergelombang. Dengan penampilan seperti ini, Roko akan sulit menyadari bahwa dirinya adalah Roko.

Tanpa banyak pikir maupun mengerjakan tugas rutinnya, Roko mengunci semua pintu sebelum akhirnya meninggalkan rumahnya dan Jentał. Perjalan jauh itu pun dimulai.

ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ

Setelah berjalan hampir sejam, Roko sampai di depan kantor Arkeologi Niūmifəs — lebih tepatnya di seberang jalan.

Dari trotoar di mana dia berdiri, gedung itu terlihat persis dengan diorama yang Jentał perlihatkan, kecuali dengan mobil-mobil yang parkir di halaman. Barangkali interiornya juga demikian.

Sementara itu, di belakang Roko terdapat suatu warung kopi. Atapnya landai, relatif rendah, dan berwarna biru kehijauan pucat. Lantainya terdiri atas ubin persegi dan segi delapan bercorak putih, hitam, dan krem. Dinding kiri dan kanannya diisi oleh seka-seka kayu berlubang besar yang dihiasi oleh tanaman merayap, menambah estetika tempat nongkrong tersebut. Di sana hampir tidak ada pengunjung sama sekali — hanya ada seseorang yang nampak seperti kaki seribu raksasa berbadan pendek yang duduk di sana.

Dan beruntung bagi Roko, setting dari kafe tersebut adalah luar ruangan. Di antara meja-meja beserta bangku-bangku logamnya yang dicat biru-hijau pucat dengan kantor tersebut hanya ada jalan dan trotoar, tidak ada dinding. Roko dapat dengan mudah melihat apa yang terjadi di kantor dengan binokularnya dari sini.

Wanita berkacamata itu pun memesan kopi lalu duduk di bangku terdekat dengan jalan. Tanpa tergesa-gesa, dia mengeluarkan sebuah binokular dari kantongnya. Roko memutuskan untuk mengawasi kantor Jentał dari kejauhan, menimbang bahwa gedung ini hanya punya pagar berjeruji tipis.

Sekarang ruangan di mana Jentał katanya berada ada dalam pandangan binokular. Ruangan di dalam terlihat gelap dari jendela, namun tidak terlalu gelap sehingga dia tidak melihat apa-apa. Dan di sana Roko melihat seseorang. Rambutnya berombak dan merah tua.

Tidak salah lagi itu Jentał!

Selain itu — Roko perhatikan — si rambut merah itu terlihat antusias dengan rekan kerjanya, jika dia tidak lalu-lalang muncul dan hilang dari pandangan jendela. Semuanya nampak baik-baik saja pagi ini.

Namun rencana Roko bukanlah mengeceknya hanya dalam satu pandangan, melainkan mengamatinya hingga jam kerja berakhir. Si kacamata terus melihat dari binokularnya — meskipun dia mengambil jeda sejam atau lebih untuk mengecek, berusaha menghindari kecurigaan warga.

ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ

Setelah beberapa jam berlalu, mentari tiruan sudah dekat dengan cakrawala. Langit sudah kaya akan cahaya kuning kejinggaan sore hari. Sekarang pastilah waktunya Jentał untuk pulang. Namun, Roko tidak mendapati apapun yang gawat terjadi di kantor tersebut — setidaknya tidak ada tanda-tanda terjadi demikian.

Senang hatinya karena hari ini, si rambut merah itu baik-baik saja.

Meskipun demikian, insiden kehilangan orang bukanlah hal yang hanya dapat terjadi pada satu hari tertentu. Roko harus menjalankan rencananya setiap hari. Semoga saja Jentał akhirnya menuruti permintaannya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro