Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

24

₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪

₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪

Satu kata itu menangkap perhatian Roko.

"Teleportasi? Iya pernah" jawab Roko.

"Kalau gitu..." Jentał melanjutkan penjelasannya. Roko termenung sambil mendengar wanita berambut merah itu, sementara mereka berdua mulai berjalan keluar dari taman.

Perkembangan sains di dunia asal Roko sudah menunjukkan bahwa hal semacam itu bukanlah hal yang mungkin secara fisika. Sekalipun hal itu dapat terjadi, kemungkinannya amat sangat sangat kecil — dengan peluang sekitar 10^-10^29 .

Tapi ini bukan dunia keras. Di dunia lunak ini, orang bisa berubah wujud dan ruangan bisa sempit di luar namun luas di dalam. Jadi kenapa teleportasi tidak bisa?

"Jadi, buat bisa teleportasi kamu harus pandai meretas program dunia ini. Harus ahli betul" perjelas Jentał.

"Dan pakai apa kita bisa melakukannya?" Roko menoleh pada Jentał untuk bertanya.

"Nah itu... aku gak tahu. Makanya... itu salah satunya yang bikin susah."

"Hmm gitu ya..."

"Terus ada rumor begini: kalau mau teleportasi, kamu harus datang ke ruang komputer di bawah gedung inteligensi."

"Ruang komputer? Itu kan—"

"Ruang yang terhubung dengan komputer-komputer yang mengendalikan Bintang Terang. Semua data-data yang menyusun dunia ini terhubung dengan dan berasal dari sana. Identitas, tubuh, spesies, aktivitas... semuanya. Program komputer-komputer itu adalah hukum 'fisika' dunia ini. Maka wajar kalau kamu harus datang ke sana buat mengutak-atiknya, biar bisa teleportasi."

Roko terkesan dengan apa yang dipelajarinya hari ini. "Jadi dari situ ya semuanya dikontrol? Terus kamu bilang tadi ruangannya ada di bawah gedung inteligensi. Berarti memang penting banget ya ruangan itu, sampai inteligensi membangun gedung mereka di atasnya."

"Yah, kalau gak penting mereka gak bakal jaga segitu ketatnya."

"Tapi aku jadi kepikiran sesuatu" tanggap Roko. "Memindahkan barang keluar masuk kantong itu mudah, dan telekinesis juga, tapi teleportasi nggak. Buat teleportasi harus pergi ke sana dulu, dan di sana dijaga ketat. Apa ini artinya teleportasi susah bukan karena batasan perangkat komputer dunia ini, tapi karena dibikin begitu oleh seseorang?"

"Nah, hal semacam itu masih diperdebatkan sih. Tapi yang jelas ada satu pandangan: teleportasi sebaiknya gak bisa dilakukan. Soalnya kalau bisa, orang bisa pergi ke tempat-tempat yang tidak diinginkan seperti ruang komputer, kantor institusi, dan kamar pribadi, apalagi buat mencuri atau stalking."

"Masuk akal juga sih" Roko berkomentar. "Tapi menurutku — kalau benar begitu harusnya teleportasi gak sepenuhnya di nonaktifkan, tapi dibatasi gitu. Jadi orang bisa teleportasi ke tempat-tempat publik, tapi gak ke tempat yang kamu sebutkan tadi."

"Ide bagus" tanggap Jentał. "Tapi masalahnya... kita bisa gak mengatur sedemikian rupa?"

"Ya harus bisa lah" jawab Roko dengan keras kepala.

Tanpa mereka berdua sadari, Roko melangkah di atas trotoar putih yang membatasi taman ini, disusul oleh Jentał. Tepat setelah wanita berambut merah itu mengambil langkah keduanya di atas trotoar, dia berhenti di tempat. Roko pun ikut berhenti.

"Ada lagi yang mau kamu pelajari?" Jentał bertanya.

Roko menoleh pada teman serumahnya. "Belum. Kapan-kapan."

"Oh iya Roko! Aku lupa ngasih tahu kamu sesuatu tentang teleportasi."

Roko menjadi penasaran. Dia mendekati wanita itu. "Apa itu Jentał?"

"Sebenarnya sepanjang sejarah dunia ini ada 1 kasus di mana teleportasi terjadi. Seenggaknya yang diketahui secara publik."

Roko memandang Jentał dengan rasa penasaran yang intens. "Terus?"

Jentał mengambil nafas dalam sebelum mulai bercerita.

"Namanya Lopit Hekus. Seorang manusia kera. Pada suatu pagi, dia sedang berjalan kaki ke kantor. Tapi tiba-tiba, dia menghilang di tengah-tengah keramaian pinggir jalan. Orang-orang di sekitarnya terkejut akan hal itu."

"Dia sendiri — berdasarkan pengakuannya — mendapati dirinya di suatu gurun luas. Tanahnya keras, berbatu-batu, dan ditumbuhi kaktus di beberapa titik. Langitnya ungu gelap seperti langit petang. Di sana gak ada apa-apa selain batu dan kaktus. Dan selama di sana, dia merasa diawasi oleh sesuatu. Masalahnya dia gak melihat siapa-siapa di sana selain dirinya."

"Wah serem juga ya" komentar Roko. "Terus gimana dia baliknya?"

Jentał melanjutkan pembicaraannya. "Katanya dia cuma jalan lurus tanpa tujuan selama seminggu. Terus di kejauhan dia melihat ada semacam kota gitu. Nama kotanya Reckarf, sekitar 100 kilometer dari sini."

"Nah, sesampainya dia di kota ini, dia mendapati kalau gurun luas dari mana dirinya berasal lenyap. Yang ada cuma gurun kecil yang di seberangnya kelihatan kota lain. Terus tersebar dah kabarnya."

"Dan tanggapan dari pemerintah atau pihak yang berwenang?" Roko bertanya.

"Mereka gak bilang apa-apa soal hal itu" jawab Roko. "Cuma didiamin. Dianggap sekadar rumor. Tapi yang jelas, teleportasi itu terjadi gak sengaja dan hanya sekali."

"Hmm gitu ya" tanggap Roko. Baginya, tanggapan pemerintah itu terlihat mencurigakan, seakan ada sesuatu yang mereka berusaha sembunyikan.

Sementara itu, Jentał mengambil waktu untuk menoleh langit sejenak, mengecek di mana posisi mentari sekarang. Kemudian dia berpaling pada Roko lagi dan bertanya dengan senyum bersahabat.

"Kamu mau lanjut jalan-jalan apa pulang?"

"Lanjut sih" Roko menjawab. "Aku tidak tahu mau ngapain di rumah."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro