Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

20

₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪

₪ ₪ ₪ ₪

Tsuʻbān. Alpha Dracōnis. Apa yang para pengunjung lihat ini sebenarnya adalah sepasang bintang subraksasa dan deret utama dengan kelas spektrum A, atau biru muda. Sepasang bintang itu bersinar lebih terang dibandingkan sesamanya. Tak terabaikan. Tak tertandingi. Birunya nampak begitu menenangkan dan lembut.

Dari antara para pengunjung, Rokolah yang mengamatinya dengan serius. Lagipula, tata bintang itu adalah tempat di mana Drakonia — sponsor dari Tatanan Dunia Baru — berpusat. Sampainya Bintang Terang di tata bintang Tsuʻbān akan jadi bencana besar bagi dunia ini. Roko juga menyadari bahwa apa yang dilihatnya saat ini mungkin hanyalah kesemuan.

Roko juga teringat akan agenda rahasia Kabal untuk mengembalikan kapal ini ke jalurnya. Jika Kabal berusaha menyembunyikan proyek ini dari publik, tentu saja orang akan curiga. Kenapa mereka ingin membawa kita ke sana diam-diam? Hal buruk apa yang mereka sudah siapkan bagi kita di sana?

Namun, Roko mendapat satu pertanyaan: jika tujuan Bintang Terang adalah Tsuʻbān, dan kapal ini sudah menyimpang dari jalurnya, mengapa pemerintah dunia ini — terlepas dari Kabal — tidak berusaha meluruskan jalan kapal ini? Apakah mereka tidak tahu bagaimana caranya, atau mereka memutuskan untuk tidak membalikkannya?

"Jentał!" Roko memanggil.

Wanita berambut merah tua itu memalingkan mukanya dari bintang-bintang ke Roko. "Iya?"

"Harusnya aku nanya kemarin sih di museum... tapi kenapa pemerintah gak mengembalikan Bintang Terang ke jalannya?"

"Ah itu..." Jentał memutar badannya dan mendekat sedikit ke arah Roko. "Lebih karena gak bisa sih."

"Gak bisa gimana?"

"Soalnya orang-orang di dunia ini udah lupa gimana cara mengemudikan dunia ini. Udah 300-an tahun lebih sejak peluncurannya. Pemerintah udah berusaha buat meretas sistem dasar kapal ini, tapi mereka antara gagal, atau gak mau mengutak-atik lebih lanjut karena takut merusak dunia ini."

"Gitu ya..." Jika meretas sistem dasar Bintang Terang sedemikian susahnya — Roko sadari — dan jika teori konspirasi itu benar, pasti Kabal sudah sangat ahli dalam hal ini, apalagi dengan bagaimana mereka bisa melakukannya tanpa membuat kerusakan yang cukup parah untuk diperhatikan oleh warga biasa dunia ini.

"Lagipula, Roko, kita gak butuh planet atau asteroid untuk ditinggali. Kita ini adalah program komputer, hidup di dalam komputer. Dunia ini sudah cukup dapat dihidupi bagi makhluk seperti kita. Selain itu... tata bintang Tsuʻbān itu bukan tata bintang yang ramah buat dihuni — radiasinya kuat banget."

"Tapi kita butuh sumber daya alam dan sebagainya kan? Misal, bahan buat membangun atau merenovasi kapal ini, sama bahan buat memproduksi bahan bakar kapal ini... antimateri kan? Bintang besar kayak gitu pasti kaya akan unsur-unsur berat yang bisa dipakai buat hal-hal begitu."

"Memang bener sih... kita perlu mampir ke planet-planet dan asteroid-asteroid kalo sempat. Tapi yang jelas, kita gak bakal mendiami mereka — kita cuma menambang bahan-bahannya di sana. Selain itu... di luar sana ada banyak bintang. Cepat atau lambat kita pasti bakal sampai di salah satunya, dan bahan bakar kapal ini harusnya cukup buat beberapa abad ke depan."

"Beberapa abad?" Roko berkomentar dengan nada khawatir. "Kedengarannya mepet banget deh..."

"Ya... itu seandainya kita belum menemukan cara buat menyetir kapal ini. Tapi untungnya, Roko..."

Jentał memutar badannya sambil mengacungkan jari telunjuknya ke arah suatu bintang. Titik merah itu adalah kebalikan dari Tsuʻbān dalam segala hal: warnanya merah padam, cahayanya begitu redup, dan ukurannya begitu kecil. Saking redup dan kecilnya, bintang itu tersembunyi dari pandangan di antara tetangga-tetangganya. Satu-satunya hal yang memungkinkan mereka mengenali bintang ini adalah empat mata panah berwarna merah yang bergerak maju dan mundur terhadap bintang tersebut berkali-kali. Roko tidak yakin apakah bintang itu terlalu kecil apa terlalu jauh.

"Kita punya itu."

"Itu bintang apa?" Roko bertanya.

"GIO 177013. Katai merah. Jaraknya cuma 4 tahun cahaya dari sini, gak kayak Tsuʻbān yang jaraknya 40 tahun cahaya."

"Wah, dekat banget!" Roko berseru terkejut mendengar itu. Dalam pikirannya, jika apa yang observatorium ini tampilkan benar, bintang seredup ini dengan jarak sedekat ini pasti sangat kecil.

"Memang. Kemungkinannya kecil buat kita bergeser dari tujuan tapi masih akan sampai di suatu tata bintang." Jentał mengakhiri tuturan itu dengan tawa ringan.

"Tapi Jentał, menurutmu kita bakal menetap di sana gak?"

"Nah gak tau sih. Mungkin iya. Soalnya kita harus menambang bahan dan sebagainya ya kan?"

Perbincangan itu berlanjut selama beberapa menit, hingga akhirnya mereka berdua kehabisan topik. Mereka terpaksa diam tanpa bertukar sepatah kata apapun. Meskipun demikian, keakraban di antara Roko dan Jentał tidak sirna — kini mereka berdua menonton bintang-bintang lain yang langit-langit observatorium itu sajikan, sama seperti pengunjung-pengunjung di sekitar mereka.

Untuk saat ini, Roko tidak membiarkan kecurigaannya akan kepalsuan citra langit itu mengganggu momen santainya dengan Jentał.

ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ

Tiba-tiba — di tengah suasana tempat publik yang dialuni oleh percakapan lembut orang-orang — Jentał membuka mulutnya, menuturkan kata-kata.

"Omong-omong Roko..."

Roko pun menoleh padanya. "Iya?"

"Beberapa abad sebelumnya, sekitar 2 abad yang lalu — sebelum insiden tabrakan itu tepatnya — kami nemu ada sosok-sosok aneh di luar sana."

"Sosok aneh gimana?" Roko bertanya penasaran. "Apa ada hubungannya sama Drakonia?"

Jentał membalas pertanyaan itu dengan tatap heran. "Drakonia?" Setahu dia nama itu diberikan untuk pemerintahan alien yang konon menghuni tata bintang Tsuʻbān, dan keberadaannya hanyalah omong kosong teori konspirasi.

Sementara itu, Roko agak terkejut dengan tatapan teman jalan-jalannya itu. Lagipula, "Drakonia" dan semacamnya hanyalah dongeng dalam cerita rakyat dalam masyarakat Bintang Terang. "Kamu tahu... yang alien-alien itu?"

"Kalo Drakonia aku gak tau ya, tapi kalo sosok-sosok itu... mereka pasti alien."

"Gimana kita bisa tau kalo mereka alien?"

"Begini." Jentał mulai menjelaskan apa yang dia maksud.

Sebelumnya, pada awal abad ke-27, ditemukan objek misterius di belakang kanan Bintang Terang. Dekat, namun kecil dan gelap. Awalnya, para astronom mengira bahwa objek itu adalah sebuah asteroid.

Namun, seiring tahun berlalu, mereka mendapati bahwa objek itu bukanlah satu keutuhan, melainkan kerumunan objek yang lebih kecil. Dan anehnya lagi, objek ini nampak mendekat dan berbelok tanpa pengaruh gravitasi apapun di dekat sana — seakan-akan objek-objek bergerak dengan sendirinya.

Menjelang akhir abad ke-27, objek-objek ini sudah cukup dekat untuk dikenali astronom. Pengamatan mereka masih samar-samar, namun begini yang mereka lihat: masing-masing nampak seperti batang kayu berwarna kelabu gelap, dengan banyak lekukan, dan dari ujung depannya mencuat 3 'dahan' yang mengarah ke depan.

Khalayak umum menyebut makhluk ini "Trin". Makhluk-makhluk ini akhirnya berhenti mendekati Bintang Terang sejak awal abad ke-28. Kini mereka tetap berada pada jarak tertentu dari kapal ini.

Namun yang terpenting, tidak ada yang tahu apa mereka, dan apa motivasi mereka.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro