Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

16

₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪

Pagi ketiga Roko di dunia ini sudah tiba.

Sekitar pukul 5 pagi, Roko sudah bangun, mengangkat badannya dari kasur.

Kamar tidurnya adalah sebuah ruangan seluas 4 × 4 meter persegi, dengan dinding berwarna jingga pucat, dan satu jendela berkusen putih di sebelah kanan kasur. Kasur itu sendiri berwarna serba putih, baik selimutnya, sepreinya, matrasnya, maupun rangka kasurnya. Di sebelah kiri kasur tersebut, berdempetan dengan dinding, terdapat laci yang juga berwarna serba putih. Di atas laci tersebut, terdapat lampu meja dengan kaki kayu dan tudung berwarna putih kekuningan, serta kacamatanya yang berbentuk persegi panjang.

Setelah diam sesaat di atas kasur, Roko mengambil kacamatanya, lalu beranjak pergi dari kasur tersebut menuju dapur.

ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ

Di dapur, Roko memasak sarapan berupa panekuk untuk Jentał dan dirinya, seperti yang sudah dia pelajari malam kemarin. Langkah-langkahnya sama. Pertama-tama, wanita menyiapkan bahan-bahan makanan yang diperlukan, seperti tepung, telur, mentega, dan sebagainya. Seperti kemarin, dia menakar bahan-bahan tersebut dengan pas. Kali ini, dia menggunakan kuantitas bahan yang sedikit lebih banyak dari kemarin, karena dia ingin membuat lebih banyak panekuk, antara 5 atau 6 buah per piring.

Kemudian, Roko mencampur bahan-bahan itu dengan merata. Setelah semua bahan dalam adonan dirasa cukup merata, dia menyalakan kompor hingga muncul api biru yang sedang-tinggi, menyiapkan penggorengan yang sudah diolesi minyak di atasnya, lalu menuang adonan tersebut cangkir demi cangkir ke atas penggorengan sebanyak 6 kali. Adonan itu mendesis di atas penggorengan yang panas.

Tidak lupa juga, untuk memastikan bahwa panekuk-panekuk itu matang merata, Roko membalik-balik mereka dengan sutil karet berwarna hitam, sampai warna mereka semua menjadi sawo matang di kedua sisi. Mendampingi bunyi desisan penggorengan itu, adalah bunyi gemericik dari kamar mandi di sebelah dapur. Sepertinya Jentał sedang mandi di sana.

Akhirnya, panekuk yang berada di penggorengan sudah matang semua. Roko mematikan kompor dan menaruh panekuk-panekuk matang tersebut ke satu piring. Kemudian, dia melanjutkan memasak adonan sisanya.

Di tengah Roko memasak sarapan itu, Jentał datang dari kamar mandi, hanya mengenakan sehelai handuk berwarna putih. Rambutnya yang merah tua terlihat basah dan lebih 'kurus' dari biasanya. Wanita itu, bukannya langsung pergi ke kamar tidurnya untuk mengambil pakaian, justru duduk di bangku meja makan di mana hidangannya berada.

"Kamu gak pakai baju dulu?" Roko bertanya heran.

Jentał merapatkan kedua tangannya dan memejamkan matanya di depan hidangan itu. Setelah dia selesai melakukan doa itu, dia menjawab Roko.

"Bentar, habis makan." Jentał mulai mengambil dan memotong panekuk itu.

Di saat yang sama, Roko baru selesai memasak sarapannya. Dia memindahkan panekuk itu dari penggorengan ke piring, lalu membawanya ke meja makan untuk makan bersama dengan sang pemilik rumah. Dia duduk membelakangi dapur.

Beberapa menit kemudian, piring Jentał sudah habis tak bersisa. Dia segera bangkit dari bangkunya, lalu membawa piring itu bersama garpu dan pisau ke wastafel yang berada di dapur. Selama Roko makan, dia ditemani oleh bunyi aliran air keran.

Sesudah alat-alat makan itu dia cuci, Jentał berjalan ke bagian depan ruang makan. Roko menyempatkan diri untuk melihat wanita itu, dan mendapati bahwa rambutnya yang panjang itu sudah cukup kering untuk kembali mengembang. Meskipun demikian, Jentał masih mengenakan handuk.

"Jentał" panggil Roko, baru selesai mengunyah makanan di mulut. "Kamu belum ganti baju juga?"

Jentał menghentikan langkahnya, lalu berpaling kepada Roko. "Oh iya. Bentar."

Tiba-tiba, Jentał yang hanya mengenakan handuk kini berpakaian lengkap. Atasannya adalah sweater berwarna sawo dengan kemeja putih di dalamnya. Bawahannya adalah rok kotak-kotak berwarna hitam yang hampir mencapai lututnya. Kedua kakinya mengenakan stocking atau legging berwarna hitam — entah itu sebenarnya stocking atau legging Roko tidak tahu, karena bagian atasnya tertutup oleh rok itu. Semua ini berada di badan Jentał hanya dalam sekejap mata.

Roko menganga heran dengan apa yang mata kepalanya lihat.

"Itu kamu... kok bisa langsung ganti pakaian?"

"Keajaiban dunia virtual." Jentał tersenyum sombong pada wanita berkacamata itu. "Nanti kalo kamu tertarik aku ajari habis pulang. Dah aku berangkat ya, jaga rumah."

"Iya."

Jentał melambaikan tangannya pada Roko. Roko, yang sedang menghabiskan sarapannya, membalas lambaian tangan Jentał. Wanita berambut merah tua itu keluar dari ruang makan melalui pintu yang berada di sisi depan ruangan.

Mulai dari sekarang, hanya akan ada Roko seorang diri di rumah itu, setidaknya sampai sore.

"Habis ini... nyiram-nyiram tanaman ya."

Roko dengan segera menghabiskan panekuknya, tidak sabar untuk menyelesaikan tugas berikutnya.

ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ

Tugas selanjutnya yang Roko lakukan setelah memasak sarapan adalah menyiram tanaman. Sesampainya dia di halaman belakang, dia segera meraih selang yang masih tergulung di depan pojok teras seperti malam kemarin.

Keran selang dinyalakan. Selang ditarik ke belakang halaman. Air disiramkan ke tanaman-tanaman yang berada di sana. Tanah, daun, dan daun rumput yang tumbuh di atas tanah menjadi basah dan segar. Sesudah semua tanaman mendapatkan air, Roko menarik selang itu kembali ke tempatnya, dan mematikan kerannya.

Tugas terakhir untuk pagi ini adalah mencuci baju. Roko memindahkan pakaian-pakaian yang menggunung itu dari keranjang baju ke mesin cuci. Saat semua baju sudah dimasukkan, Roko memasukkan sabun dan air ke dalam mesin cuci. Setelah semuanya masuk di sana, dia menyalakan mesin itu, dan putaran yang berderu terjadi di dalamnya. Dengan sabar, Roko menunggu mesin itu menyelesaikan tugasnya di depan kamar mandi.

Kemudian bel mesin cuci berbunyi. Putaran itu telah berhenti. Roko melanjutkan tugasnya dengan membilas pakaian itu, kemudian mengeringkannya, dan akhirnya menjemur pakaian-pakaian itu di halaman belakang dekat teras.

Semua tugas untuk pagi itu sudah selesai. Tugas selanjutnya untuk sore nanti. Akhirnya, Roko dapat beristirahat dengan duduk di atas sofa krem di tengah ruang santai.

Namun, dia mendapat tantangan baru dengan habisnya tugas itu.

"Sekarang aku mau ngapain ya?"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro