Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

11

₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪

"Jadi begini wujudnya ya..." Roko masih memandang model kapal tersebut dengan kagum.

"Nah." Jentał mulai bercerita. "Kapal ini... jadi pasca Perang Dunia IV, pas GAEA mengirim ultimatumnya, sebagian manusia yang tersisa memutuskan untuk pergi dari Bumi sebagai makhluk virtual. Oleh karena itu, kapal ini dibangun dan orang-orang tadi melakukan unggah pikiran secara massal. Seperti yang aku bilang tadi, Park adalah salah satu pendana, tapi bukan satu-satunya."

"Jadi siapa lagi yang membiayai proyek ini?"

"Liga Eudemonis." Jentał menjawab pertanyaan itu sambil memegang kedua pinggulnya. "Mereka juga adalah yang paling banyak berkontribusi, mulai dari membangun infrastrukturnya, mendapat bahannya, menyediakan fasilitas unggah pikirannya, dan lain-lain. Lagipula, merekalah pencetusnya. Meskipun banyak infrastruktur dan sumber dayanya hilang dalam perang sebelumnya, mereka masih cukup kaya buat menjalankannya."

"Terus... gimana tanggapan Tatanan Dunia Baru dengan hal ini?" Roko bertanya padanya. "Mereka gak mencoba menginfiltrasi atau menyabotase proyek ini, atau mencoba bekerja sama dengan Liga Eudemonis."

Jentał menjawabnya. "Oh, mereka pada akhirnya gak bisa berbuat banyak sama proyek ini. Tapi saat itu mereka masih bermusuhan, jadi jangan kaget kalo Tatanan Dunia Baru mencoba menyusup, menyabotase, atau melakukan hal-hal buruk pada proyek ini. Tentu aja Liga Eudemonis gak akan membiarkan hal ini terjadi."

"Oh gitu." Roko memandang model itu lagi. Di saat yang sama, dia berusaha memikirkan apa implikasi dari campur tangan Tatanan Dunia Baru terhadap dunia ini, kapal generasi Bintang Terang.

Kemudian, Roko membuka mulutnya. "Jentał."

"Iya Roko?" Jentał sekarang juga memandang model seperti dirinya.

"Katamu Tatanan Dunia Baru mencoba campur tangan dalam proyek ini kan?"

"Iya... kenapa?"

"Itu artinya... bukankah ada kemungkinan kalau Tatanan Dunia Baru berhasil menyusup ke dalam dunia ini?"

"Hmm... bisa jadi sih. Tapi dunia ini udah tua. Ratusan tahun sudah berlalu sejak kapal yang mengandung dunia ini mulai diisi dengan pikiran orang-orang, dan gak ada tindak terorisme yang terjadi selama 3 abad itu. Paling parah ya kerusuhan orang panik, tapi itu gak berlangsung lama. Secara keseluruhan, dunia ini aman tentram. Makanya, kupikir Liga Eudemonis berhasil menangkal Tatanan Dunia Baru dari proyek ini."

"Gitu ya." Roko masih memandangi model tersebut. "Tapi menurutku, bisa aja Tatanan Dunia Baru ngirim sesuatu di dunia ini, entah virus, orang, atau sebagainya, dan 'utusan' mereka itu bersembunyi atau dorman. Di saat yang tepat, mereka akan mengambil alih dunia ini, entah dengan kontrol pikiran atau kekerasan."

Jentał memandang wanita berkacamata itu dengan ekspresi sebal. "Kamu hebat juga ya dalam mikirin situasi terburuk."

"Memang." Roko menjawabnya tanpa ekspresi. "Biar kita bisa bertahan hidup."

Kemudian, tidak ada kata yang bertukar di antara keduanya. Roko dan Jentał diam mengagumi model kapal yang mengambang dan berputar pelan di atas kepala mereka. Dari dekat, permukaan yang penuh greeble itu nampak seperti kota miniatur dengan bangunan yang sangat padat. Tentu saja, pada kenyataannya, kota-kota 'miniatur' ini sebenarnya memang sebesar kota. Kapal generasi seperti ini pasti haruslah besar untuk memuat banyak penduduk.

Roko membuka mulutnya. "Dunia ini... penduduknya ada berapa orang?"

"Sekitar 200 juta jiwa."

"Terus panjang kapal ini berapa kilometer?"

"Infonya bisa diliat di sini." Jentał membentangkan telapak tangan kanannya di hadapan model tersebut. Kemudian, suatu layar berbentuk persegi yang melayang secara vertikal muncul di hadapan mereka berdua, menampilkan angka-angka dan teks yang Roko masih belum pahami.

"Itu bacaannya apa?" Roko mencondongkan mukanya pada layar itu sambil mengernyitkan dahinya.

"Oh ini." Jentał tersenyum sombong padanya. "Bentar ya."

Pada papan informasi tersebut, muncul menu pop-up berwarna kelabu, dengan sepasang tombol berbentuk persegi yang ujungnya membulat, serta sepasang bar di atasnya yang berisikan teks singkat, tidak sampai 2 kata. Jentał mengutak-atik menu itu hingga menu tersebut lenyap dan teks-teks pada layar itu berubah. Saat Roko memperhatikannya lagi, teks-teks tersebut ternyata sudah diterjemahkan ke Bahasa Inggris.

"Wah, bisa gitu ya?" Roko mengalihkan perhatiannya pada Jentał yang masih tersenyum. "Kalau bisa begini, kenapa di dinas kependudukan kamu terjemahkan formulirnya secara manual?"

"Gak apa-apa. Cuma pingin iseng."

Roko menatapnya dengan pandangan kesal.

"Ah tapi aku juga suka nerjemahin teks-teksnya secara manual!" Jentał menambahkan. "Omong-omong, itu datanya."

Roko kembali mengalihkan perhatiannya pada layar itu. Di sana terdapat nama kapal, tahun pembuatan, tahun peresmian, dan spesifikasi.

"Panjang 24 kilometer, lebar 6 kilometer. Oh begitu ukurannya."

"Tapi kapal generasi ini bisa lebih kecil dari ini." Jentał melanjutkan panduannya. "Kan kapal generasi biasanya bawa orang-orang fisik. Nah, orang-orang fisik ini butuh ruang fisik yang cukup besar buat kegunaan macam-macam, entah tempat tinggal, pembuangan, ladang, gudang, dan sebagainya, yang harus berbagi dengan bagian-bagian vital kapal seperti mesinnya."

"Nah, Ruang yang orang fisik butuhkan ini, semakin dikompromi, semakin rawan stres penghuninya. Makanya, orang fisik itu susah dirawat dalam kapal generasi, yang notabene melalui ruang angkasa yang hampa dan berbahaya bagi kehidupan di dalam."

"Tapi di kapal generasi yang 'barang' bawaannya orang-orang virtual seperti ini... pada dasarnya penghuninya adalah program, dan dunia yang mereka huni juga adalah program. Program komputer itu lebih mudah, istilahnya, 'dirombak ulang' daripada benda-benda fisik. Ruangnya kurang besar? Kamu bisa ngecilin diri sendiri atau bikin ruang itu membesar, dan itu semua gampang di dunia 'lunak' alias dunia virtual. Nanti aku ajarin kamu gimana caranya."

"Oh... berarti asyik banget ya." Roko menanggapi Jentał dengan muka datar. "Omong-omong, berarti kapal ini..."

"Iya." Interupsi Jentał. "Kapal ini adalah satu komputer raksasa. 10% dari massa kapal ini digunakan untuk aktivitas latar belakang kapal, seperti navigasi serta menyimpan cetak biru dunia virtual. 30% dari massa kapal menyimpan dunia ini sendiri dan penghuni-penghuninya. Sisanya digunakan untuk mekanisme pendorong kapal ini, termasuk sistem pendorong, bahan bakar, sama mekanisme buat menahannya. Omong-omong, bahan bakar ini antimateri."

"Antimateri ya? Pantas sebesar itu, 60%."

"Iya, hal semacam itu harus di-handle dengan hati-hati."

Roko dan Jentał kembali diam mengamati kapal itu.

"Eh iya Jentał."

Wanita berambut merah itu memandang Roko kembali. "Iya?"

"Kan ini kapal generasi... meninggalkan Bumi dengan orang-orang angkutannya. Sekarang kapal ini pergi ke mana?"

"Pergi ke mana? Itu ada di papan informasi." Jentał menunjuk pada layar di depan mereka.

Roko mengikuti ke mana Jentał menunjuk. Di papan informasi tersebut, Roko menemukan apa yang dia cari.

"Tujuan... Tsuʻbān. Keberangkatan... 2591 Masehi hingga saat ini."

"Nah, ke sana kita harusnya pergi." Jentał berkomentar.

Tsuʻbān. Firasat Roko tidak baik akan hal ini.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro