10
₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪ ₪
Roko dan Jentał sampai di suatu ruangan berdinding putih bersih. Ruangan itu memiliki satu pintu di tiap empat dindingnya, dengan dimensi yang sama dengan pintu yang mereka baru saja lalui. Keeempat pintu terbuka lebar, dan masing-masing memperlihatkan dinding hitam yang miring ke kanan.
Di tengah ruangan tersebut, terdapat apa yang nampak seperti aktivitas bedah. Di sana, ada beberapa manusia dengan kaos dan celana panjang medis berwarna biru langit serta penutup rambut yang biru transparan. Mereka nampak seperti dokter bedah, terutama dengan pisaunya dan penjepitnya.
Di antara dokter-dokter itu, terdapat kotak-kotak logam yang besar, menyerupai laci. Kotak-kotak tersebut terhubung dengan banyak kabel yang menjuntai dan beragam dalam ukuran dan tekstur. Ada kabel yang setipis kabel sirkuit, dan ada kabel yang setebal lengan manusia. Ada kabel yang mulus, ada kabel yang keriting, dan ada kabel yang bersegmen-segmen. Beberapa kabel menghubungkan satu kotak dengan kotak lain, yang lainnya membentang ke luar dan terputus pada radius tertentu dari tengah-tengah adegan, dan sisanya terhubung pada seorang pasien yang terbaring di meja.
Sang pasien nampak tua, terlihat dari keriput di wajahnya. Dia berbaring di atas meja bedah yang sisi kepalanya membengkok ke atas, membentuk semacam bangku bersandaran rendah. Tubuhnya tertutup oleh kain biru langit, dan pada daerah mulut dan hidungnya terpasang suatu selang pernafasan berwarna putih transparan. Di sisi samping dan belakang kepalanya, terpasang kabel-kabel dengan beragam bentuk dan ukuran, yang terhubung pada kotak-kotak tadi. Pasien itu memejamkan matanya, tidak sadarkan diri sepertinya.
Adegan itu terlihat begitu nyata, tapi semua orang yang ada di sana tidak bergerak sama sekali, membeku layaknya patung.
"Kamu pasti udah tau ini kan?" Jentał mengulurkan tangannya ke arah model tersebut. "Yang kamu lihat ini adalah percobaan unggah pikiran yang pertama. Waktu itu prosedurnya masih susah dan kemungkinan gagalnya besar, katakanlah sekitar 25% ke atas. Makanya, orang yang jadi relawan untuk mencobanya adalah orang-orang yang sekarat atau punya penyakit terminal yang gak bisa disembuhin. Jadi kalo gagal, ya mati sewajarnya, gak bakal kehilangan hidup di masa depan kalo aslinya memang gak punya. Tapi kalo berhasil, mereka mendapat hidup di masa depan."
Jentał berhenti di depan model itu. Dia meletakkan kepalan tangannya ke atas pinggul lagi.
"Tapi itu semua udah masa lalu sih, udah berabad-abad yang lalu sebelum Perang Dunia III. Sekarang prosedurnya udah lebih aman. Sekarang ayo ke ruang selanjutnya."
Jentał menunjuk pintu yang berada di sebelah kiri pintu masuk tadi. Mereka berdua pun berjalan menuju pintu tersebut.
ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ
Di dalam ruangan itu, Roko dan Jentał berjumpa dengan dua model.
Yang paling dekat dengan mereka adalah seorang pria berkepala botak yang duduk duduk di atas bangku berwarna hitam. Ekspresinya datar, namun tatapannya tajam, sekan sedang mengantisipasi sesuatu. Dia mengenakan sweater berwarna kuning kejinggaan, celana panjang denim berwarna hijau tua, serta sneaker berwarna merah dan putih. Di satu sisi kepalanya, terpasang seutas kabel hitam setebal tali tambang tipis, terhubung pada kotak plastik berwarna kelabu, yang di pasang di belakang sandaran bangku itu.
Jentał mulai beraksi sebagai pemandu wisata lagi.
"Jadi orang ini... namanya adalah Spider Park, Dia adalah seorang wirausahawan, pemilik perusahaan PT. Isekai, perusahaan kenyataan virtual. Pak Park adalah salah satu orang yang mendanai proyek pembangunan dunia ini pasca Perang Dunia IV."
Mata Roko tertuju pada kotak yang berada di sandaran bangku. Dari bagaimana kotak ini dan kepala Spider Park terhubung oleh kabel, dia menebak bahwa kotak tersebut merupakan drive di mana pikiran sang wirausahawan disimpan.
Kemudian dia teringat akan sesuatu setelah mendengar nama perusahaan tersebut. "PT. Isekai." Dalam pikirannya, Roko bertanya-tanya. "Di mana aku pernah dengar nama itu?"
"Oh iya... pas aku mati. Aku sembunyi di pabriknya waktu itu. Di sana ada peti-peti kriogen dan..."
Roko menyadari ada sesuatu yang janggal. "Kalo di masa Perang Tatanan perusahaannya udah ada... dan pasca Perang Dunia IV masih ada... gila lama banget perusahaan itu hidup! Padahal sudah berabad-abad"
Maka bertanyalah Roko pada sang pemandu wisata dadakan yang sedang asyik menjelaskan itu. "Ini PT. Isekai... dari zaman Perang Tatanan itu?"
Jentał menjeda lekturnya. "Iya Roko. Itu perusahaan memang lama banget hidupnya." Wanitya itu mengusap sisi belakang kepalanya. "Sebenarnya perusahaan hidup berabad-abad itu gak fantastis amat kok."
"Hmmm... Gitu ya?"
Jentał kembali memulai lekturnya. Sementara itu, pikiran Roko melayang ke mana-mana. Sambil memandangi model itu, dia kepikiran bagaimana dirinya bisa sampai di dunia ini. Apakah seseorang menemukan mayatnya, lalu memutuskan untuk mengunggah pikirannya ke suatu tempat?
Siapa yang mengunggah pikirannya? Apakah Liga Eudemonis? Musuhnya, Tatanan Dunia Baru? Atau pihak-pihak lainnya yang tidak Roko pikirkan? Apa motivasi orang itu melakukannya? Apakah sebagai penghormatan? Hadiah? Misi baru?
Selain itu, jarak antara waktu kematiannya dengan waktu dunia ini mulai dihuni mencapai ratusan tahun, lebih dari 3 abad. Apa yang terjadi pada dirinya selama jeda waktu ini? Apakah dia hanya 'tidur' di dalam kotak itu, tanpa mimpi atau apapun yang dapat dirinya ingat saat ini? Apakah dirinya sempat aktif, namun ingatannya dihapus saat itu?
"Oke Roko! Sekarang kita liat model yang satu itu." Panggilan dari Jentał itu menginterupsi perenungan Roko.
"Oh maaf. Iya yang mana." Roko menoleh-noleh ke kiri dan ke kanan.
Kemudian, matanya yang berkacamata tertuju pada objek besar yang melayang di belakang Spider Park.
Bentuk objek berwarna kelabu itu menyerupai kapsul yang bersudut-sudut, dengan ujung yang lancip dibandingkan ujung kapsul pada umumnya. Permukaannya penuh dengan greeble dan tiang-tiang tipis nan pendek, setidaknya jika dibandingkan dengan tubuh objek itu.
Saat Roko dan Jentał mendekatinya, objek melayang itu berputar dengan pelan, memperlihatkan sebuah corong besar di ujung belakang, yang merupakan pendorong kapal.
Roko memandang objek itu dengan kagum.
"Kamu udah tau ini?" Jentał bertanya. "Ini adalah Bintang Terang, kapal generasi yang menjadi dunia kita ini."
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro