Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

11 (Revisi)

(Telah direvisi, 30 Juni 2021)

Siang ini, Dhira sibuk berkutat pada layar kotak di depannya, ditemani Ningrum dan juga Rara. Iya, mereka lagi deg-degan karena menunggu pengumuman SNMPTN. Jadi, selama ini Dhira memang sedang libur menganggur, khas anak yang baru lulus sekolah, kerjaannya ya hanya di rumah nonton drama korea dan lain sebagainya. Tapi untung kegiatan tak berfaedah itu cepat tergantikan dengan dia yang jadi sering ke masjid, huh.

"Bu, sebelumnya aku minta maaf dulu nih, takutnya gagal. Ibu siapin hati dulu biar gak kecewa-kecewa banget."

Ningrum tertawa kecil, tangannya terus menggenggam tangan anak semata wayangnya. Rara juga sama gelisahnya, bahkan dia sampai keringat dingin padahal dia gak daftar SNMPTN, ada-ada saja.

"Dhir, tutup mata. Biar gue sama Tante yang liat dulu," kata Rara.

Dhira mengangguk. Ia mempersilakan Rara untuk menguasai komputernya. Ia sedikit menggeser kursi, membiarkan sang ibu dan sahabatnya yang duduk persis depan layar.

"Satu ... dua ... tiga ...."

Dhira komat-kamit seperti baca mantra, masih setia menutup matanya sebelum suara Rara dan Ningrum yang sangat heboh mengundang Dhira untuk melihat hasilnya sendiri.

"Hah? Aku keterima? Serius? Itu beneran aku kan, Bu?"

Ningrum mengangguk dan langsung memeluk Dhira haru, disusul sama Rara dan kemudian mereka bertiga lompat-lompat seperti anak kecil yang kegirangan dapat permen. Dhira diterima di universitas impiannya, pilihan pertama pula, jurusan yang memang sangat ia cintai. Ya, Dhira mengambil jurusan Matematika murni. Hati-hati, Dhira, lulus nanti kepalamu bisa jadi botak.

Rara langsung mengabadikan momen ini dengan membuat video singkat untuk dibagikan di status instagram. Videonya berisi layar yang menunjukkan nama Dhira diterima SNMPTN, dan ia yang sedang lompat-lompat girant bersama Dhira dan ibunya. Benar-benar teman sejati, ikut senang melihat temannya senang.

Mereka merayakan momen itu dengan makan bersama di warung mie ayam komplek, langganan Dhira sama ibunya. Rara sih gak nolak, siapa juga yang bakal nolak gratisan?

Dhira membuka ponselnya, dan melihat notifikasi instagram tentang status yang baru saja dikirim Rara. Iya, Rara meng-tag akun Dhira di statusnya, sehingga Dhira mendapatkan notifikasi. Dhira senyum senang melihat isi status Rara, ia pun segera membagikan ulang pada statusnya sendiri dengan caption "terima kasih untuk hadiahnya, ya Allah."

Setelah itu, notif instagramnya jadi lumayan ramai. Teman-teman kelasnya mengucapkan selamat, guru-gurunya juga. Dhira itu memang pintar dan terkenal di kalangan guru, teman sekelas juga senang dengannya karena ia tak pernah pelit untuk berbagi tugas. Yah, walaupun Dhira tak pandai bergaul, tak punya "teman" di kelasnya seperti dia mempunyai Rara, tetapi ia tetap mau untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar kok. Gak terlalu antisosial, hehe.

Tapi, dari banyaknya notifikasi yang masuk, ada satu notifikasi yang membuat Dhira tersedak sampai harus ditepok kencang punggungnya sama Ningrum, biar tulang ayam yang tak sengaja tertelan itu bisa keluar.

"Haduh, Dhir ... Pelan-pelan aja makannya, gak bakal diminta. Bahkan kalau mau nambah juga Ibu turutin."

Dhira masih tak menanggapi guyonan ibunya. Ia dengan segera meminum air mineral setelah tulang ayam itu berhasil keluar. Hah, untung saja Dhira tak harus menjalankan operasi karena ada tulang tersangkut di tenggorokannya. Tak elit sekali.

Jadi, apa yang membuat Dhira sampai tersedak seperti itu?

Yah, apa lagi kalau itu tidak menyangkut tentang sang pujaan hati?

Iya, Dhira diikuti balik oleh Putra. Putra baru saja mengikuti akunnya. Mungkin, dia juga baru buka instagram.

Dan, satu hal lain yang membuat Dhira ingin berteriak adalah, Putra mengiriminya pesan! Ia membalas status instagram Dhira, dan mengucapkan selamat atas diterimanya Dhira di universitas!

Tolong ingatkan Dhira, bahwa ia masih butuh bernapas.

"MasyaaAllah tabarakallah. Semoga lancar ke depannya, selamat memasuki dunia perkuliahan, Dhira."

Bahkan, Putra memanggil namanya.

Ia harus balas apa? Ia sudah membaca pesannya, dan tak tahu bagaimana balasan yang tepat untuk Putra. Dia bukan lelaki sembarangan, kan? Dhira harus mempersiapkan jawaban terbaiknya kalau kalian mau tahu.

Ia langsung menunjukkan ponselnya pada Rara, yang dibalas dengan tatapan aneh dari Rara. Tapi, Rara tetap mengambil ponsel Dhira dan melihat ada apa di dalamnya.

Namun, sekarang jadi Rara yang tersedak. Bahkan, mie sampai keluar dari hidungnya. Ih, menggelikan sekali, dan pasti sakit sekali sih rasanya.

"Huek! Rara! Lo jorok banget!"

Dhira sudah memasang wajah mualnya, sedangkan Rara masih terbatuk-batuk sambil menepuk dadanya. Kenapa jadi dia yang terkejut begitu, sih?

"Gila, Dhir! Lo shalat malemnya kenceng, ya? Bisa-bisanya Kak Putra chat lo duluan kayak gitu! Dia aja gak pernah liat status gue di instagram padahal kita saling follow-followan."

Hidung Dhira jadi kembang kempis sendiri, mendengar pengakuan Rara yang sangat menggelitik perutnya. Jadi? Hanya Dhira yang mendapatkan perlakuan seperti itu? Huh! Tolongin Dhira!

Ningrum sih santai, ia terus melanjutkan makannya, tak berniat menanyakan lebih jauh pada anaknya. Selama anaknya itu senang, kenapa tidak?

Akhirnya Dhira juga melanjutkan makannya, begitu pun dengan Rara. Mereka bertiga pulang ke rumah setelah masing-masing menambah satu mangkuk karena demi apapun mie ayam langganannya memang seenak itu.

Dhira rebahan di atas kasurnya dengan hati yang sangat berbunga-bunga. Hingga akhirnya, ia tersadar bahwa ia telah melupakan satu hal penting.

"Ya ampun! Gue belum bales pesannya Kak Putra! Kesannya gue cuma kayak baca pesan dia doang!"

Bye, Dhira! Selamat merutuki kebodohanmu sendiri, ya ....

*Bersambung*

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro