Rumah Berjalan
Dari jendela, barisan pelepah jagung,
Jantung pisang, nyiur kelapa, sungai,
Batang tebu, lilitan bambu, pepaya
Semua membelah barisan bangsal reyot
Mereka basah kuyup jam satu malam tadi
Rumah berjalan ini dirundung orang asing
Keluar-masuk begitu terompet berdenging
Setengah terlelap dalam buaian mayapada
Separuhnya lagi diselimuti puing kabut
Sabarku tertatih-tatih menyusul nafsi
Tiap menoleh kanan-kiri, dihadapkan
Dengan mereka yang lebih sempurna
Dari namaku. Rumah ini rupa-rupanya
Memintaku mengeja satu per satu napas
Barangkali, saat sampai di tujuan,
Tak ada yang tertinggal sedikitpun.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro