Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Mengeja Napas

Eja napas ini satu-satu, bisikmu. Minda tergoda membuang beberapa embusan penuh air comberan bekas cuci baju tengah malam di antara tumpukan seprei lumutan. Dalam rumah berjalan ini, seringkali tubuh adalah kehangatan angin musim semi, tapi terkadang ia juga muntahan topan dari samudra. Lantas, mana rumah sebenarnya yang sudah dijanjikan untuk kita semua?

Iya, nafsi, iya. Hati menghitung satu per satu napas sebagaimana seorang penggembala memanggil kambing-kambingnya. Meski demikian, tetap saja, udara menjadi kumpulan jarum setipis benang dan jam dinding menjelma hantu di bawah kolong kasur.

Masih jauhkah? Kautanya, apakah mata bisa melihat bebatuan di atas sungai. Hati malah terpaku pada desa jauh di balik sungai, hutan, lembah, dan air bah. Sepertinya tak cukup seharian menaksir berapa meter kedalaman sungai ini.

Susah rupanya mencari namamu, nafsi. Bibir sudah bertanya pada barisan pepohonan tua, derai hujan, debur angin, seekor kuda putih, tikus tanah, dan rubah. Engkau, nafsi, jika dibersihkan dari kotornya warisan, adalah sebelas buah bintang, matahari, dan rembulan. Namun bahkan dengan percikan debu sekalipun, masih ada yang hendak merengkuhmu dalam perapian. Mereka tak sudi menaruhmu di atas cerobong asap musim dingin. Mereka tak menghendaki kau membakar kuil jerami untuk membasmi hipotermia.


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro