Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Kesaksian Tubuh

Dunia atas sibuk merontokkan angka dalam almanak,
mencumbu mempelai android sampai mata bengkak,
dan bersolek manis di depan cermin legam yang retak.
sementara dalam gorong-gorong, kami turut bersaksi
bersama gelandangan: gemuruh ombak lambung
tak pernah sesurut begitu moncong senapan
mencium kening dan rongga mulut

(Katakanlah, kita sudah lama tiada
Paru-paru kita boleh saja terisi
Tapi isinya hanya sendawa Sangkala)

Gorong-gorong adalah Bait Al-Hikmah
yang merelakan diri dihinggapi tinta dan tinja
asalkan penghuninya tak perlu berbisik-bisik
mengeja lintasan konformitas dan otoritas
sebab pagi ini semua jalanan di dunia atas
telah berubah nama menjadi Opernplatz

(Katakanlah, kita sudah lama tiada
Bilik jantung kita boleh saja berdetak
Tapi ia mendetak tanpa denting irama)

Penghuni gorong-gorong membiarkan tubuhnya
Berteriak: bahwa gemuruh ombak di lambung
Tak pernah sesurut saat napas dibaringkan
Di antara tumpukan kulit dan darah.
Pulang, pulang, pinta hati pada tubuh
Gelandangan tak bisa berpulang, apalagi
Mengantongi mempelai android impiannya

(Katakanlah, kita sudah lama tiada
Tangan dan kaki kita bolehlah bergerak
Tapi mereka bergerak pada yang sirna)

Tubuh belum siap dicincang-cincang:
Kepala tergolek di gorong-gorong, perut
Terburai tanpa sisa, dipatuk burung hering
Selagi mata kaki menghantam bola besi
Di taman-taman dan ruang terbuka hijau
Isinya uang sisa donasi pesantren, pondok,
Rumah sakit jiwa, kampanye, dan IMF

(Katakanlah, kita telah lama tiada
Mata kita bisa melihat apa saja
Tapi yang dilihat hanya gelap semata)

Tulang-belulang milik siapa yang tak retak
Begitu bibir dijahit? Di bawah gorong-gorong,
Kami tak sempat mendekap corong megafon,
Menjunjung tinggi spanduk atau panji, apalagi
Merangkai puisi bertabur bedak dan lipstik.
Tubuh-tubuh melebur dan bergerak non-stop,
Turut meramaikan kebisuan di jalanan,
Tempat pembuangan akhir, ladang genjer,
Kuburan tanpa nama, surau, dan istana negara

(Maka lantunkan sajak ini dalam hampa:
Pulanglah, kasih. Sebab yang kau cari-cari
Dan kautunggu sudah lama meninggalkanmu)

Tubuh-tubuh memberi kesaksian pada dirinya:
Jika seisi bumi serupa kawah penghakiman,
Maka dunia atas adalah penjara tanpa penjaga
Tahanannya tidak sadar mereka sedang dipenjara.

-----

Banyuwangi, 26/12/19, menjelang gerhana.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro