Cuma Pria Biasa
Bayanganku bersabda, "Mengapa semua
Orang membenci yang ada dalam cermin?"
Kujawab demikian, "Mengapa engkau
Begitu membenci semua di luar cermin?"
Aku berusaha memelukmu, Bayanganku
Sebagaimana seorang pria dalam diam
Merencanakan dendam seakan-akan
Besok tangan dan kakinya diborgol
Katakanlah, aku cuma pria biasa!
Ada bara api dalam dada; rasian selangit;
Cakar-cakar singa; raungan di tembolok
Kami saling membelenggu satu sama lain
Sebagaimana Mustafa pada Abu Murrah
Berbeda kutub, satu hilir dan muara: Mair.
Sungguh, aku berusaha berdamai, Bayanganku
Nafsi enggan dicekoki secawan kesaksian:
Bahwa aku terlalu sibuk jadi rahib dan imam
Sampai tak sadar, aku juga mampu menjelma
Tiran bagi umat dan benalu untuk inang.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro