Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

c

Cukup memalukan pengalaman pertama Vianka bertemu dengan majikan Mbok Semi. Koreksi, sangat-amat-luarbiasa memalukan.

Sudah salah mengira majikan Mbok Semi sebagai 'calon maling', membuat tubuh Pak 'calon bos' babak belur, Vianka juga kedapatan mengompol di depan rumah sang majikan.

Apes tenan kamu, ndok. Vianka menirukan gaya bicara Mbok Semi.

Dua puluh menit, Vianka disuruh berdiri di depan Pak 'calon bos' yang anteng ayem duduk di sofa berwarna hitam. Asem, kaki gue pegel dia mah enak kongkow cantik di sofa, rutuk hati Vianka.

Mbok Semi dan Kasyaf --bocah sepuluh tahun yang Vianka kenali sebagai anak majikan, hilir mudik membawakan obat-obatan, air hangat untuk mengompres, air putih, teh hangat, dan bubur sebagai sajian bagi 'korban' salah paham Vianka. Yang terakhir, bubur kilat yang dibuat Mbok Semi dari bubur instan kemasan. Pak 'calon bos' langsung tolak mentah-mentah.

"Kamu-'' Pak 'calon bos' terdiam sesaat. Matanya menekuri penampilan Vianka. Lalu mencebik.

Vianka yang sudah pegal berdiri saja, menganggap ini kesempatan mengistirahatkan kaki cantiknya. Dia duduk tanpa izin ke sofa dekat sang majikan. "Iya, pak, ada apa?'' Tanyanya sambil tersenyum manis. Upaya menaklukan pria yang terlihat keras itu.

"Siapa suruh kamu duduk di situ? Bau ompol nanti'', bentak Pak 'calon bos'.

Mbok Semi dan Kasyaf sampai melompat di tempat duduk mereka. Jarang sekali pria yang tampan itu bersuara keras bahkan membentak.

"Iih bapak, saya udah ganti celana. Udah cebok pake sabun. Udah wangi. Ada juga bapak yang belum mandi, sofanya bisa ketularan bau badan bapak'', timpal Vianka polos.

Mbok Semi melotot ke arah Vianka. Kasyaf ber-oh ria, membuat sang ayah menegurnya untuk masuk kamar dan mandi.

"Kan ayah yang bau, kenapa Kasyaf yang disuruh mandi?'' Kata Kasyaf yang sebenarnya tidak rela meninggalkan keseruan percakapan ayahnya dengan perempuan yang diakui keponakan Mbok Semi.

"Kasyaf'', geram ayahnya memperingati.

Kasyaf nyengir sambil kabur ke dalam kamarnya. Mbok Semi jadi berinisiatif kabur juga seperti Kasyaf.

"Mbok mau kemana? Saya masih perlu bicara sama mbok.''

Si mbok terpaksa mendaratkan lagi bokong over lemaknya di sofa. Dia takut kena omel majikannya sudah membawa gadis sableng ke rumah ini.

"Kaki mbok kenapa?'' Tanya majikannya lebih lembut.

Vianka terkesiap. Pria itu bisa cepat mengubah sikapnya dari tegas jadi lembut. Jika masih muda dan lajang, mungkin Vianka mau gebet. Sayang sudah tua, sudah berkeluarga lagi.

"Ketabrak motor di jalan, pak'', jawab Mbok Semi santun. Kaki si mbok menendang Vianka yang mau turut dalam percakapan ini. Untung Vianka paham kode kasar yang dilempar.

"Sudah periksa ke dokter?''

"Sudah, pak. Diantar Ayuni.''

Sang majikan melirik Vianka sinis sebelum berbalik melihat Mbok Semi lembut.

Ke gue aja sinis, ke mbok bisa lembut gitu. Matanya siwer kali ya? Kan gue cewek cantiknya, napa baik ke si mbok. Geser nih Pak 'calon bos'.

"Lalu buat apa ponakan mbok ke sini?''

Kedua tangan Mbok Semi saling meremas. Vianka bisa menangkap kecemasan pada diri si mbok. Padahal majikannya bertanya dengan nada yang lembut.

"Gini, pak.. itu, si Ayuni ini mau bantu saya di sini. Kaki saya kan sakit, jadi nanti Ayuni anu dia yang gantikan saya bersih-bersih rumah'', jelas Mbok Semi.

Majikannya mengangguk sambil berdehem. "Jadi dia bakal gantiin mbok? Mbok mau pulang kampung?''

Akhirnya ketakutan Mbok Semi dicetuskan oleh sang majikan. Dia takut disuruh pulang kampung saat tabungannya belum cukup buat ngunduh mantu anak perjakanya.

"Jangan, jangan, ndak usah pak. Saya masih bisa kerja. Saya yang nanti masak dan awasin kerjaan Ayuni. Takut dia bingung kalo ditinggal, pak.''

Weleh, gue jadi bawahannya pembokat. Nasib lo, Vi. Keluar mulut serigala, masuk mulut komodo. Vianka makin kesal dengan posisinya yang tidak dianggap dalam percakapan majikan dan pembantu ini.

"Begitu?''

Mbok semi ketar-ketir melihat wajah majikannya tidak suka dengan idenya. Bisa gagal nikah nih si Tarmin. Sampe jadi perjaka tua, aku jodohin Ayuni sama Tarmin.

"Pak, Ayuni ndak usah digaji. Asal kasih makan dan tempat tidur, dia sudah bersyukur'', kata Mbok Semi.

Kagak usah gaji. Lah bujug, gue ngebabu gretongan? Parah nih mbok! Bathin Vianka menjeritkan protes.

"Ya sudah. Silakan saja kalau begitu baiknya. Saya nggak mau terulang lagi yang seperti tadi'', kata Pak 'calon bos' tanpa melihat Vianka. Pria itu masih kesal dengan perbuatan Vianka di depan gerbang rumahnya sendiri.

Pak 'calon bos' yang sudah berubah titel menjadi Pak bos-nya Vianka, pergi meninggalkan Vianka dan Mbok Semi. Vianka masih sempat melihat lirikan sinis yang dilayangkan Pak bos padanya. Demi menjaga pekerjaan baru, Vianka hanya menunduk. Dia memilih tidak menanggapi kekesalan sang majikannya.

"Mbok, Pak bos emang galak gitu?'' Tanya Vianka setelah yakin Pak bos masuk ke kamar dan menutup pintu rapat.

Mbok Semi melotot, usaha menyalurkan kesal kepada Vianka yang tidak merasa punya salah. "Ndak pernah. Baru kali ini marah sampe begitu karena kamu.''

"Masak? Cowok galak gitu, istrinya apa kabar tuh? Stres kali'', cibir Vianka tidak terima disalahkan.

Mbok Semi menepuk paha Vianka keras. Membuat gadis muda itu mengaduh sambil mengusap pahanya yang panas.

"Jangan sembarangan. Istri Pak Kenio sudah meninggal. Jaga omongan kamu, ada Kasyaf, kasihan dia sudah ndak punya ibu dari bayi'', tegur Mbok Semi.

Vianka merasa tidak enak dengan ucapannya setelah mendengar cerita pendek Mbok Semi. "Kasian Kasyaf ya mbok?''

"Ndak usah khawatir, Kasyaf sudah terbiasa dengan kondisinya. Pak Kenio itu orang tua yang hebat, bisa jadi ayah dan ibu buat Kasyaf.''

Vianka mengiyakan ucapan si mbok. Bersama si mbok, Vianka berjalan ke kamar mereka di belakang dapur.

***

"Kamu mau makan apa cah guanteng?''

Vianka mencibir kelakuan lebay Mbok Semi kalau sudah berhadapan dengan Kasyaf. Bocah tampan menurun dari Pak Kenio itu hanya senyum-senyum saat si mbok memperlakukannya seperti bayi. Kasyaf masih kecil tapi dia sudah cukup mandiri untuk merawat dirinya.

"Sarapan yang sama kayak ayah aja, mbok'', jawab Kasyaf kalem.

Kasyaf belum sempat mengambil piring, Mbok Semi sudah menyorobot untuk menyendoki nasi goreng ke piringnya. Kasyaf hanya menghela napas. Ini sudah rutin terjadi. Berkali-kali Kasyaf minta pada ayahnya agar mengingatkan Mbok Semi untuk berhenti melayaninya seperti anak kecil, sebanyak itu pula sang ayah akan membalasnya, ''Mbok sayang sama kamu makanya begitu. Maklumi saja ya.''

Tiga hari Vianka bekerja sebagai mbak baru, selama itu pula dia capek dengan daftar panjang pekerjaan yang diberikan Mbok Semi.

Selesai dengan cuciannya, Vianka pergi ke kamarnya sebentar. Dia belum mengecek ponselnya sejak semalam.

Renia:
Tadi nyokap lo datang nanyain lo

Trus lo bilang apa ke nyokap gue?

Ya bilang lo ga disini. Btw gimana gawean lo?

Parah, njir. Capek gue.

Ikhlaskan jalanmu, ndok wkwkwk.. ga ada cogan buat dikecengin apa?

Pak bos ganteng, sayang tukang ngomel. Ogah gue kecengin

Banyak milih lo. Ntar kualat naksir doi, mampus lo

Ehh, bibir sembarangan aja ngomong. Udah tua bos gue

Berapa umurnya?

38. Tuir kan? Pantasnya jadi om gw

Yg tua kan lagi ngehits. Seksi loh dapat yang experienced gitu. Tau banyak posisi sex

Gilak!! Gw kerja aja drpd ngomong ama lo ga berguna

WKWKWK.. Ku tunggu undanganmu, Cah Ayu!!

Vianka melempar ponselnya ke atas kasur. Berhubung ini ponsel dan nomor baru sejak acara kabur dari rumah, hanya Renia yang bisa diajak berkomunikasi. Dia seperti mati gaya tidak bisa ngobrol dengan yang lain. Semua ini bentuk protesnya pada maminya.

Tbc.

Happy Reading

20/08/2017

Reminder for me

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro