Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

3 | Ancaman Dimensi Lain

Halo, Semua. Mohon dukungannya untuk subscribe YouTube saya agar mencapai 1.000 subscribers pertama. Terima kasih!

***

Putri Anne mendekati Pangeran Kalea. Tatapannya yang tajam dan penuh misteri membuat Frederick merasa seolah-olah diawasi. Sebelum ia bisa mengatur pikirannya, suara halus Anne memecah kebisuan.

"Yang Mulia Pangeran Frederick," kata Anne tersenyum tipis, "sebuah kehormatan bagi saya bisa bertemu Anda malam ini."

Frederick yang merasa sedikit canggung, tersenyum dingin dan membungkuk sopan. "Yang Mulia Putri Anne," jawabnya dengan nada terjaga. "Kehadiran Anda di Kalea adalah kehormatan bagi kami."

Kemudian suara berat penuh wibawa terdengar dari belakang Anne. Frederick menoleh, matanya bertemu dengan sosok tinggi yang memancarkan aura misterius. Roland, kakak Anne. Topeng yang ia kenakan menutupi sebagian besar wajah, tetapi mata hijau yang tajam dan penuh makna itu menatap Frederick dengan rasa ingin tahu.

Roland membungkuk sedikit, gestur yang begitu anggun tetap penuh kewibawaan. "Pangeran Frederick, senang akhirnya bisa bertemu Anda."

Frederick menatap Roland dengan saksama, merasakan ketegangan yang mengalir di antara mereka. Meskipun Roland bertopeng, aura kekuatannya terasa sangat kuat. Frederick merasa seperti bukan hanya berhadapan dengan pangeran, tetapi juga seseorang yang menyimpan banyak rahasia.

"Yang Mulia Pangeran Roland," balas Frederick dengan hati-hati. "Kalea merasa terhormat bisa menerima kedatangan Anda berdua." Tatapan Roland yang tersembunyi di balik topeng menambah lapisan baru kecemasannya.

"Ah, Pangeran Frederick." Anne kembali bersuara dengan senyuman. "Kami tahu bahwa Anda seorang pangeran bijaksana. Semoga kedatangan kami dapat mempererat hubungan antara kerajaan kita."

Frederick tidak bisa menahan pikirannya yang terus berputar. Di balik semua kata-kata manis dan anggun, ada sesuatu lebih besar sedang dimainkan di sini. Ancaman untuk mengubah takdir mereka semua.

Lalu Roland melirik Frederick. "Kami berharap bisa berbicara lebih banyak tentang berbagai hal, tapi untuk saat ini mari kita menikmati pesta."

Frederick mengangguk, meskipun perasaannya jauh dari tenang. Ia tahu bahwa di balik tatapan mereka yang ramah, ada banyak hal yang masih belum terungkap. Keanggunan dan kecerdikan mereka begitu jelas, tetapi Frederick merasakan bahwa di antara kata-kata indah itu, tersembunyi misteri lebih dalam dari yang bisa ia bayangkan.

Setelah perkenalan singkat penuh ketegangan itu, Anastasia dan Flint yang sedari tadi mengamati, tidak bisa menahan perasaan mereka. Meskipun mereka tahu bahwa pertemuan ini adalah bagian dari upaya diplomasi.

Anastasia yang terkenal akan ketenangannya, merasa sedikit terganggu dengan kedatangan Anne dan Roland. Terutama Anne yang melangkah begitu anggun dan penuh percaya diri, matanya yang tajam seolah-olah bisa menembus jantung seseorang. Ada sesuatu tentang perempuan itu yang membuat Anastasia tegang. Meskipun ia tidak bisa menutupi sedikit rasa tersaingi, ia tahu bahwa di Kalea, posisi dirinya dan Flint jauh lebih kuat. Namun, ia tidak bisa memungkiri perhatian banyak orang termasuk Frederick tertuju pada Anne dan Roland.

Di sisi lain, Flint tidak bisa menahan senyuman sinis. Ia menganggapnya sebagai ancaman, meskipun ia tahu betul bahwa keluarga mereka masih memiliki lebih banyak pengaruh di Kalea daripada kedua utusan tersebut. Flint membiarkan pandangannya berpindah-pindah antara Anne dan Roland, menilai situasi dengan cermat. Meskipun Roland memakai topeng, ia merasakan aura kekuatan luar biasa. Namun, Flint merasa lebih yakin meskipun mereka memiliki keanggunan dan kecerdikan, posisi ia dan saudarinya di Kalea jauh lebih kokoh.

Flint bersandar pada pilar. "Mereka memang menarik perhatian," bisiknya pelan kepada Anastasia yang hanya mengangguk. "Tapi kita tahu, bukan? Mereka tidak lebih dari utusan."

Anastasia menghela napas, matanya tetap fokus pada Frederick yang berhadapan dengan Anne dan Roland. "Ya," jawabnya lembut, "meskipun mereka terlihat kuat, mereka hanyalah utusan dari kerajaan kecil. Kita yang sebenarnya memegang kendali di sini."

Namun, meskipun mereka mencoba meyakinkan diri, ada ketegangan yang tidak bisa disembunyikan. Anne dan Roland, meskipun mungkin lebih muda dan asing, memiliki daya tarik kuat yang membuatnya mustahil untuk diabaikan begitu saja. Namun, Anastasia dan Flint tahu, pada akhirnya, siapa yang sebenarnya menguasai keadaan di Kalea.

Raja Harald akhirnya mengangguk dan memberikan perintah kepada pengawal untuk membuka jalan sebab tamu utusan telah lengkap. Ia tersenyum ramah penuh wibawa.

"Pangeran Roland dan Putri Anne, mari bergabung dengan kami di ruang pertemuan khusus," ujar Raja Harald tegas, menandakan bahwa pertemuan ini hal sangat penting.

Putri Anne menunduk dengan anggun. Pangeran Roland yang hanya dapat terlihat matanya melalui celah topeng, sedikit memberi anggukan kepada Raja Harald, menunjukkan tanda hormat tanpa mengucapkan kata-kata.

"Kita akan melanjutkan pertemuan di ruang dalam," kata Raja Harald, mengarahkan langkahnya menuju pintu besar yang tersembunyi di balik tirai. "Ikuti saya."

Sebelum melangkah, Frederick sempat menoleh ke arah Anastasia dan Flint yang masih berdiri dengan sikap terjaga. Mereka berdua memberikan pandangan penuh arti, tetapi Frederick tidak menghiraukannya.

Saat peserta utusan melangkah melewati aula luas, para tamu pesta yang masih terjebak dalam suasana ramai tidak mampu menyembunyikan rasa ingin tahu tentang pertemuan. Dengan langkah penuh wibawa, Raja Harald membuka pintu menuju ruang pertemuan yang lebih kecil, tetapi terkesan megah.

Ruangan itu dipenuhi oleh dinding kayu berukir yang mengilap. Terdapat meja panjang di tengah ruangan, dilengkapi kursi empuk berjejer rapi. Berbagai tanda kerajaan dan lambang Kalea terpasang di sekitar ruangan. Lampu gantung kristal memberikan sinar lembut namun cukup terang, menciptakan suasana keanggunan juga serius. Di sekeliling meja, beberapa pejabat kerajaan yang lebih senior sudah menunggu, siap untuk memulai pertemuan penting ini.

Setelah semua pihak duduk, perhatian mereka terfokus pada Raja Harald yang membuka pembicaraan.

"Perkenankan kami untuk memulai." Suara Harald mengalun rendah, menandakan dimulainya pertemuan yang sangat menentukan bagi masa depan kerajaan mereka. Matanya memandang setiap orang yang hadir dengan perhatian penuh. "Saudara-Saudara, perang dagang dengan Kerajaan Caranthia makin dekat. Kita harus siap menghadapi tantangan besar karena mereka makin agresif memperluas pengaruh ekonomi mereka." Harald melirik Gilbert untuk melanjutkan.

Gilbert mengangguk, mengambil alih pembicaraan. "Caranthia makin memperkuat posisinya, kita tidak bisa membiarkan mereka terus menguasai jalur perdagangan utama yang kita miliki. Jika kita tidak segera merespons dengan strategi tepat, mereka akan mengambil alih kekuasaan ekonomi kita, dan itu bisa menimbulkan kerugian jangka panjang. Namun, kita juga harus berhati-hati. Caranthia bukan kerajaan sembarangan. Mereka memiliki aliansi kuat dengan beberapa kerajaan besar lain, setiap langkah yang kita ambil harus mempertimbangkan dampaknya."

Roland yang sedari tadi mendengarkan akhirnya membuka suara. "Kita harus siap untuk menghadapi perang dagang ini dengan strategi yang solid. Eresda akan mendukung penuh. Kami bisa memberikan pasokan sihir untuk menanggulangi serangan ekonomi mereka, dan kami memiliki sumber daya untuk memperkuat pertahanan perdagangan Kalea. Namun, kita harus memastikan bahwa keputusan ini tidak mengarah pada perang fisik."

Putri Anne ikut angkat bicara. "Kita perlu menghancurkan kekuatan Caranthia di pasar utama. Kita harus mengarahkan aliansi perdagangan dengan kerajaan yang netral atau lebih lemah. Dengan cara itu, kita dapat membentuk blok perdagangan baru yang mengisolasi Caranthia. Eresda juga memiliki jaringan penyihir yang dapat mempercepat perjanjian dan memberi kita keuntungan lebih besar dalam transaksi dengan kerajaan lain."

Frederick yang mendengarkan dengan saksama, merenung. Ia tahu bahwa perang dagang ini tidak hanya tentang perdagangan atau sihir, tetapi tentang kekuatan politik yang akan menentukan masa depan Kerajaan Kalea. Apa pun pilihan mereka, dampaknya akan jauh lebih besar daripada sekadar memengaruhi pasar.

"Apakah kita siap untuk menghadapi konflik besar ini?" Frederick akhirnya bertanya dengan suara lebih berat, menatap wajah masing-masing anggota di ruang itu. "Kita tidak hanya berbicara tentang pertahanan ekonomi, tetapi juga tentang mempertahankan kedaulatan kita. Apakah kita akan tunduk pada tekanan atau mengambil langkah tegas?"

Raja Harald menatap Frederick dengan tajam. "Kita harus bijak, Pangeran Frederick. Caranthia telah lama memandang kita dengan mata penuh ambisi. Mereka ingin menjatuhkan kita, tetapi kita tidak akan membiarkan itu terjadi. Kita akan melawan mereka, tetapi kita harus melakukannya dengan hati-hati. Jika kita memilih perang dagang, maka kita harus membuat aliansi yang kuat, dan tidak boleh menyerah dalam menghadapi tantangan."

Setelah beberapa saat hening, di mana hanya terdengar suara pena dari notulis, Raja Harald mengangguk. "Keputusan kita adalah memperkuat aliansi perdagangan, memperluas jaringan dengan kerajaan lain, dan memastikan bahwa kita tidak membuka diri untuk potensi serangan langsung dari Caranthia. Namun, kita akan menahan diri dari keterlibatan langsung dalam konfrontasi fisik, kecuali jika mereka memprovokasi kita."

Frederick, meskipun merasa tidak nyaman dengan keputusan yang lebih defensif ini, menyadari bahwa itu mungkin adalah langkah terbaik yang bisa diambil dalam situasi serba sulit.

"Baiklah," kata Frederick akhirnya. "Kami akan mengikuti keputusan ini dan memastikan bahwa Kalea siap menghadapi apa pun. Namun, kami harus menjaga kewaspadaan karena perang dagang mungkin akan berakhir lebih dari sekadar pertempuran ekonomi."

Raja Harald tersenyum samar. "Tepat sekali, Pangeran Frederick. Kita harus selalu siap dan hati-hati."

Pertemuan tentang perang dagang berakhir. Semua pihak kini harus bekerja sama untuk memastikan keberhasilan aliansi dan melindungi kerajaan mereka dari ancaman lebih besar yang bisa datang kapan saja.

Gilbert membuka suara, kini mereka akan membahas hal sensitif terkait Eresda. "Kita semua tahu sejarah berdirinya Kalea dan Baron."

Semua orang mengangguk. Baron adalah ayah raja Kalea pertama. Dahulu Baron seorang bangsawan yang diangkat jadi kesatria. Pernah menghilang bertahun-tahun saat kerajaannya kritis, lalu melakukan kepahlawanan dengan kekuatan baru, yakni memiliki energi terang dan gelap sekaligus, tetapi tidak bisa diturunkan. Kerajaan kecilnya yang sudah di ujung tanduk berhasil merdeka sehingga sang raja memberinya penghargaan tertinggi, yaitu mengizinkan mempersunting sang putri.

Setelah raja sebelumnya mangkat, dia pun naik takhta. Kemakmuran seolah-olah berpihak padanya. Ia menemukan beberapa tambang besar, dari sana ia membangun kerajaan serta menghias istana dengan emas dan perak. Dia melakukan penaklukan ke berbagai wilayah sehingga kerajaan makin luas. Rakyat pun menghormati kebijaksanaannya. Mereka ikut bangga dengan kedua anak Baron, juga mengharap keselamatan kelahiran anak ketiga. Namun, reputasinya serta-merta hancur ketika ia membunuh kedua anaknya dan memburu permaisuri yang hendak bersalin.

Sang permaisuri dihukum gantung atas tuduhan berkhianat karena membiarkan si bungsu dibawa kabur. Makin lama sifat berdarah dinginnya menjadi-jadi, ia tampak tak tenang dan selalu berbicara sarkastis. Dia sering menyendiri memperdalam ilmu, kata yang sering diucapkannya adalah ingin kekal. Ia menderita ketakutan akan runtuhnya kekuasaan di tangan keturunannya, dari sana orang-orang berspekulasi alasan Baron menghabisi keluarga sendiri.

Hingga suatu hari terjadi pemberontakan. Seorang pria dewasa menantang Baron dan mengakui dirinya si anak bungsu. Dia menyertakan para penyihir terang dan gelap ke dalam pasukannya. Baron mengubah wujud menjadi naga besar, kebakaran dan jerit pilu terdengar di mana-mana. Namun, dia berhasil ditaklukan dan terpenjara di dimensi lain. Penyihir gelap bertanggung jawab menjaga penjara Baron, imbalannya mereka mendapat wilayah dan membangun kerajaan sendiri. Sementara penyihir terang mendapat kedudukan tinggi. Bungsu tersebut menobatkan diri sebagai raja, kemudian memulihkan kerajaan dan menamainya Kalea. Berharap Kerajaan Kalea terang benderang sesuai namanya.

Suatu waktu ketika menyelenggarakan pesta ulang tahun anaknya, pemimpin penyihir gelap memberitakan mengenai Baron. Bagaimana juga semua ada masanya. Baron terkurung karena keturunannya, begitu pun sebaliknya.

Namun, kunci kebebasan Baron berada pada keturunan utama terakhir pemimpin penyihir gelap. Keturunan utama adalah anak pertama pemimpin penyihir gelap yang memiliki darah murni. Sebutan darah murni karena orang tuanya sama-sama memiliki energi gelap yang darah nenek moyangnya tidak tercampur dengan manusia biasa.

Dalam kasus ini, jika Roland menikahi gadis biasa, maka anaknya disebut darah campuran. Begitu pun jika anak pertamanya yang murni wafat lebih cepat darinya, maka Roland dikategorikan keturunan utama terakhir. Di sisi lain, meski Anne berdarah murni, tetapi dia bebas memilih pasangan, tidak peduli jika anaknya berdarah campuran sebab tanggung jawab memelihara darah murni hanya garis keturunan utama. Topeng yang dipakai Roland sejak balita adalah simbol perlindungan, takkan ada yang mengenal wajahnya jika dia sampai membuka penjara Baron, tetapi topeng akan dilepas jika ia sudah berketurunan, lalu terpasang pada anak pertamanya, melanjutkan tanggung jawab menjaga penjara Baron.

"Namun, lebih penting dari itu, kita perlu memastikan bahwa hubungan dengan Eresda tetap kokoh, terlepas dari masalah yang ada," lanjut Gilbert.

Raja Harald mengalihkan pandangan ke Roland yang duduk di hadapannya. "Pangeran Roland, saya yakin Anda menyadari bahwa kerja sama kita dengan Eresda sangat vital bagi keselamatan dan stabilitas kerajaan."

Roland mengangguk. "Tentu saja, Yang Mulia. Saya sepenuhnya mengerti bahwa kita harus menjaga hubungan ini lebih dari sebelumnya. Terutama mengingat situasi yang melibatkan Baron," jawabnya, suaranya tenang namun penuh ketegasan.

Frederick merasakan ketegangan makin tebal. Meski keturunan utama pemegang kunci, tidak ada yang tahu siapa, kapan, bagaimana, atau dia bisa terbebas? Ketika itu tiba, malapetaka besar akan terjadi, meruntuhkan apa pun yang telah dibangun selama ini.

"Kita semua tahu bahwa ada ancaman besar yang terus mengintai," lanjut Raja Harald, menatap para tamu dengan intens. "Baron yang terkurung di penjara dimensi lain masih menjadi ancaman yang tak bisa kita lupakan. Kami percaya bahwa suatu hari dia akan menemukan cara untuk keluar dan itu akan membawa kehancuran besar bagi kita semua."

Meskipun wajah Roland tertutup, bisa terlihat bahwa dia sangat berhati-hati dalam memilih kata-kata. "Untuk itu, kami dari Eresda memandang penting perjanjian yang harus kita buat. Kami siap untuk memberikan dukungan penuh kepada Kerajaan Kalea dalam menghadapi ancaman ini. Namun, kami juga menginginkan satu hal, Kalea harus menerima keputusan kami dalam segala hal yang berkaitan dengan keselamatan kerajaan kita, tanpa pengecualian."

Suasana dalam ruangan menjadi makin serius. Semua mata kini tertuju pada Frederick yang duduk dengan wajah datar, tetapi pikirannya berputar cepat. Ini adalah saat yang sangat krusial-di satu sisi, Kalea tidak bisa menentang Eresda karena tanpa dukungan mereka, kerajaan ini akan jatuh ke dalam kekacauan. Di sisi lain, ada harga diri dan masa depan yang harus dipertimbangkan.

Dengan segala kecerdasannya, ia tahu bahwa keputusan yang akan diambil saat ini tidak hanya akan berdampak pada hidupnya, tetapi pada nasib seluruh kerajaan.

***

21/01/2025

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro