Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

4. KABAR ANGIN

Apa yang masuk ke dalam telinga Karina itu hanyalah lelucon payah. Zyan mustahil selingkuh darinya.

Memang sih, dua Minggu terakhir ini Zyan jarang telepon. Karina kira, keduanya sibuk dengan kegiatan kampus. Sebagai mahasiswa baru yang belajar sosialisasi lebih luas dan mengikuti UKM, baik Zyan dan Karina akan menjajal segalanya di usia yang muda di kampus masing-masing. Terlebih lagi bagi Zyan yang sempat cerita habis diterima jadi tutor Bahasa Indonesia.

Kesibukan yang berbeda amat dimaklumi oleh Karina.

Masalahnya, desakan teman-teman Karina yang masif itu menyebabkan Karina pergi ke kota Jember. Dengan kereta Mutiara Timur, Karina nekat bolos kuliah. Jika ucapan teman-temannya dusta belaka, kehadiran Karina adalah sebagai kejutan dan lepas kangen. Jika pun gosip itu benar, entahlah. Karina sendiri tidak punya gagasan selain semuanya lelucon. Zyan nggak mungkin main mata ke siapapun. Mereka tetap milik satu sama lain.

Di mal kesayangan kota Pendarungan itu, pemandangan menyakitkan sekali. Apa yang tampak itu, memantul berulang kali dalam ingatan.

Karina ingin menghambur ke sosok orang yang enam bulan tidak pernah dilihat langsung. Dia masih secakep biasanya. Alis tebal, bibir tipis serta mata tajam yang menunjukkan gurat hidup dramatis. Namun, dengan hati-hati Karina menjelajahi setiap inchi wajah cewek bernama Devi, berikut gestur tubuh condong ke arah Zyan. Pasti Devi itu paling mabuk kepayang.

Zyan duduk di kursi besi dan bersandar. Setelah mengamati dari jauh, pasti dulu Zyan bosan berada di mal bersama Karina tiap mereka kencan.

Ya ampun, rasanya tidak adil. Karina menumpukan semua kekuatan pada derap kaki yang marah. Dia langsung menampar Zyan. Setelah itu, telapak tangannya semakin panas diliputi penyesalan.

Dia gagal bersikap anggun dan menerima masalah buruk itu. Dia tidak bisa stabil dalam menghadapi guncangan. Mau bagaimana lagi. Di dunia ini tidak ada satu pun manusia rela dikhianati.

Ironis. Padahal ini hari ulang tahunnya. Karina diberi kado sebuah pengkhianatan dari cowok yang paling disayangi.

Seharusnya mereka jadi sahabat saja daripada dikhianati. Zyan bakalan diomeli habis-habisan karena menyelingkuhi dua cewek sekaligus. Namun, sakit yang Karina terima itu, tidak sanggup untuk dihadapi lagi. Dia tidak bisa mengomel. Hati Zyan bengkok ke yang lain. Lebih baik direlakan saja.

"Kamis yang disertai sekumpulan awan kelabu itu senada dengan Karina. Hujan air mata yang jatuh di lantai Roxy bersumber dari sulingan emosi Karina.

"Makasih sudah jadi kado terbaik dalam hidup aku, Zyan."

Otot pipi Karina terasa kaku saat ditarik ke atas. Dia mencoba untuk tersenyum kendati berat. Lalu Karina menghirup napas sebanyak-banyaknya dan merendam kemarahan semakin besar. Dia memalingkan wajah ke Devi, lalu kelegaan merambat turun seiring betapa lebih baik dirinya dibandingkan Devi.

Dia lebih cantik dan cerdas. Dia lebih modis dibandingkan cewek yang terlihat lebih muda di samping Zyan. Karina lebih serasi bersama Zyan. Namun, dia lepaskan benang itu demi kehidupan lebih baik.

Pasti akan ada pemuda lain yang lebih baik. Lebih setia dan menerima Karina apa adanya.

Karina tidak punya alasan apa-apa di kota ini. Dia mundur dari hidup Zyan.

Bocah brengsek. Seharusnya tidak dia terima perasaan Zyan waktu ingin menjadikan Karina sebagai pacar. Kenangan-kenangan indah di awal mereka berubah dari sahabat ke pacar itu membayang di dalam kepala Karina. Dia tampak menyedihkan sebagai sosok yang paling terluka. Menyakitkan bahwa dia di posisi yang ditinggalkan oleh Zyan.

"Tungguin aku, Rin."

Mata Karina semakin pedas seiring sakit yang menusuk dan menyengat. Mereka telah saling menunggu. Namun, kenap pada akhirnya dia yang harus menunggu lebih lama?

Genggaman yang kuat di lengan itu membuat Karina goyah,

"Devi cuma sepupu, Rin."

Kedua bola mata Karina semakin melebar. Kebohongan apalagi yang Zyan coba ini? Karina semakin tidak percaya Zyan pandai berbohong. Namun, alasan ini tidak masuk akal. Dengan mata kepalanya sendiri, dia melihat Devi gencar mencium Zyan dan cowok itu diam saja saat menerimanya. Bukankah ini menyebalkan?

"Sepupu pun boleh dinikahi kok. Asal bukan dari garis bapak. Kamu sama Devi udah cipokan di tempat umum, cocok kok."

"Rin."

"Jangan rusak dia, Zyan. Inget tahun kemarin."

"KARINA!"

Tanpa diduga, Zyan membentaknya. Otomatis cewek itu semakin kesal. Bukankah seharusnya Karina yang berhak marah? Dia ada di posisi menghakimi seseorang. Enak saja kalau Zyan marah. Ekspresi kaku itu juga menyadarkan Zyan kalau posisinya salah.

"Aku minta maaf, Rin."

Karina tidak suka permintaan maaf itu. Terasa tidak tulus. Lagi pula, untuk apa memaafkan pria yang selingkuh?

"Udah dimaafkan, ya. Sekarang kita fix putus."

Puncak kepala Karina beku diisi gumpalan es batu yang dingin. Dia tidak suka cara putus yang menyakitkan seperti ini. Namun, mana ada putus cinta yang baik-baik di dunia ini? Pada akhirnya Karina dan Zyan kembali menjadi orang asing iagi. Butuh waktu lama untuk mereset perasaan yang dipenuhi luka-luka kesedihan.

"Nggak bisa, Rin. Kita nggak bisa putus."

Zyan semakin terguncang akan keputusan itu, tetapi Karina harus memilih untuk melindungi hatinya lebih dahulu. Dia tidak mau melanjutkan hubungan dimana kenangan kelam tentang seorang pria yang berbelok hatinya masih ada di Karina. Karina takut sejara akan terulang di masa depan. Karina tidak mau sakit hati lagi. Apalagi orang selingkuh cenderung selingkuh lagi.

"Tapi kamu selingkuh, Zyan. Buat apa aku pertahankan kamu?"

"Kasih aku satu kesempatan lagi, please."

Karina tidak habis pikir. Bagaimana bisa Zyan memiliki wajah tebal dan mengemis atensinya?

"Jaga aja gundikmu itu."

Karina merasakan kemarahan melalap habis akal sehatnya. Sebelum dia ditinggalkan, lebih baik karina yang angkat kaki lebih dahulu. Dia yang mencampakkan Zyan.

Gadis itu punya satu tujuan, yakni pergi ke stasiun kota Jember. Akan dia tinggalkan kenangan tentang Zyan. Sekarang dia akan bebas melakukan apa saja yang dia mau. Toh, masih banyak cowok yang mengejar dirinya di Surabaya. Karina terlalu naif selama ini. Percaya kalau Zyan tidak akan selingkuh.

"Karina!"

Panggilan itu penuh akan luka. Namun, Karina tidak ingin melihat ke belakang apapun yang terjadi. Buktinya cowok itu tidak mengejar Karina lebih jauh. Hal ini membuktikan bahwa perasaan Zyan sebatas lima langkah. Dia telah memilih Devi, sosok yang selalu ada di sampingnya selama menetap di kota Jember.

Karina benci air mata yang terus turun. Dia menyeka dengan punggung tangan dan berharap tidak cengeng. Begitu melihat langit, Karina semakin tersesat. Bagaimana caranya dia menemukan angkot kuning yang akan membawanya ke stasiun? Kemudian ketika melihat perempuan berjaket hijau, Karina sadar dia punya aplikasi layanan antar. Karina bergegas memesan taksi.

Meski hancur, dia harus melupakan Zyan. Namun, hati dan kepalanya tidak sinkron. Dia masih menoleh ke belakang dan berharap yang mengejar dan memilih dirinya saja. Namun, tidak ada apa-apa di sana selain luka yang semakin menganga di hati Karina.

Ini telah berakhir.

17 November 2023
17:56 WIB

Nyessss amat sih, Mbak Karina. Semoga ada yang menambal hatimu yaaaa.
Jumpa lagi dengan bab berikutnya. Sekian sampai bab singkat ini, disebabkan kaki author udah kesemutan dan ide ambyar seketika. Votenya jangan lupa diklik ya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro