✧・゚:*Epilogue*:・゚✧
Tangisan terdengar dari balik gudang. Udara dingin terus menusuk kulit laki-laki berusia delapan tahun yang tengah meringkuk di sudut ruangan.
Jaring laba-laba dan juga suara tetesan air menjadi temannya malam ini. Lelaki itu menyesal, seharusnya ia tidak pernah pulang lagi. Tapi memangnya dia bisa pergi ke mana, tidak ada tempat yang ia kenal selain neraka ini.
Ia meniup garis merah yang tercetak di atas lengannya, bekas cambukan, berharap kalau rasa sakitnya akan mereda. Sebenarnya, rasa sakit dalam hatinya jauh lebih besar. Entah kenapa ayahnya memperlakukannya seperti binatang. Ah, mungkin karena ayahnya itu binatang.
Pintu gudang dibuka. Seberkas cahaya dari luar menerangi gudang itu. Saat itu pula muncul sesosok wanita dewasa dengan sorot matanya yang seperti siap menelan bulat-bulat jiwanya, tangan kanannya memegang rotan.
Lelaki itu langsung berlari mendorong wanita dewasa yang mana adalah ibunya sendiri. Kedua kaki kecil lelaki bermata cokelat hazel itu terus berlari melewati setiap ruangan; berlari keluar dari neraka.
Kenangan buruk ini, kenapa harus tersimpan dalam benaknya? batin lelaki itu sembari menitikkan air mata, kedua kaki tanpa alas menapak lantai aspal secara bergantian. Ia tak tahu harus lari ke mana; hanya mengikuti firasat.
Dia sudah berlari jauh, lelaki itu menghentikan langkahnya saat sudah berada di taman yang bahkan tidak ada orangnya. Ralat, ada seorang gadis yang duduk diam di atas bangku. Seorang gadis berambut cokelat tua yang tengah memakai blouse berwarna biru muda menoleh padanya; menatapnya dengan heran.
"Kamu kenapa?" Gadis itu beranjak dari duduknya; mendekatkan kepalanya; menatap luka yang ada di tangannya. Ia langsung mundur beberapa langkah, ketakutan.
"Jangan takut!" seru gadis itu seraya melihat sekelilingnya. "Kamu tersesat, ya?"
Lelaki itu tetap diam mematung di tempat; mengelus pelan luka yang ada di lengannya. Apa yang harus ia katakan? Bahwa ayah dan ibunya membuat dia tersiksa hingga ia berani kabur dari rumah?
"Ayahku ada di rumah, mau kupanggil?" Gadis itu menunjuk sebuah rumah di depannya. Ah, jadi rumah gadis itu ada di depan taman ini.
Lelaki itu hanya diam, menggelengkan kepala pun tidak. Rasa takut menguasai dirinya.
Gadis itu menjulurkan tangannya, ada seuntai senyum yang terukir di atas bibirnya. "Namaku Tara, kamu?"
**Fin**
7 Juli 2021
Lemony's note
Yes, lelaki itu adalah Alvin (yg mana namanya sekarang adalah Alvian). Ini adegan masa lalu, pertemuan pertama Tara dengan Alvian/Alvin. Dan adegan setelah ini adalah mereka yang bertemu di taman, dan Alvin yang curhat-curhat ke Tara.
Jadi di prolog, diperlihatkan adegan masa lalu Tara, dan di epilog diperlihatkan masa lalu Alvian/Alvin. Impas deh wkwkwk.
Hufft, dengan ini Memoriam resmi TAMAT! /Tepuk tangan/
Andd, aku mau nanya sesuatu:
1. Dari mana nemu cerita Memoriam?
2. Kesan dan pesan selama membaca Memoriam?
3. Pesan untuk tokoh-tokoh di Memoriam?
4. Karakter mana yang jadi favorit kalian?
5. Scene mana yang paling kalian sukai?
6. Rate Memoriam dari nilai 10.
Aku benar-benar berterima kasih kepada semuanya, sayang banget sama kalian yang masih menyempatkan diri untuk membaca cerita ini <3
Statistik Memoriam saat ini:
Mata: 2.2K
Bintang: 463
Itu banyak banget untukku, terima kasihhh! Dan karena sudah tamat, aku bakal mulai nyari waktu untuk revisi, mungkin alurnya bakal berubah atau agak berbeda. Semoga nanti jadinya lebih bagus :D
See you in my next/other stories!
1. Cerita si Pengembara (Fantasy) [END]
2. Children of Lir (Fantasy) [ON HOLD]
3. Tales of Life (Kumcer) [ON GOING]
4. Mea Sententia (Drabble) [ON GOING]
5. Poppin's Wandarando (FanFic, Short story) [END]
6. Serendipity (Slice of Life) [SOON]
With love,
Lemonychee 🍋
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro