Pendek
"Sepanjang tahun ini aku masih aja jomlo!" Puspa melontarkan kalimat tersebut dengan frustrasi. Lalu, diam-diam melirik pantulannya di layar ponsel. Wajah cemberut itu berhias jerawat di beberapa titik; sebuah di dagu, kening, dan bawah bibir. Ah, PMS sialan!
Naura tidak sekalipun melepas pandangan dari laptop. Namun, dia merasa perlu merespons. Tak biasanya teman paling ceria ini, tiba-tiba mengeluhkan hal sepele. "Itu jadi masalah karena sebagian rekanmu udah julid?"
"Bukan!" Puspa yang mengaduk-aduk jus avokad, menggeleng pelan. Dia tidak lantas menjawab, hanya terus memandang wajah glowing Naura. Kalau tidak salah dengar, butuh modal besar agar mendapatkan kulit mulus berpori kecil tanpa bekas jerawat. "Enggak punya pacar berarti enggak pernah dilirik. Artinya, aku enggak cantik, dong."
"Sebentar, deh." Naura menaikkan telapak tangan, memberi isyarat untuk menyelesaikan sedikit lagi kerjaannya. Beberapa waktu setelahnya, dia menutup laptop dan menatap wajah cemberut di depannya. "Karena masih jomlo, kamu jadi insecure?"
Tentu saja! Puspa ingin menyahut cepat-cepat, tetapi urung. Dia menelengkan kepala seraya mengingat-ingat momen manis bersama seseorang cowok. Mmm, terakhir kali dia didekati seorang dua tahun lalu. Jenis pendekatan membosankan yang tidak menarik minatnya sedikit pun. "Tapi memang benar, kan? Kalau enggak cantik, mana ada yang lirik?"
Naura mengembuskan napas. "Ada, kok. Kamunya aja enggak peka."
"Ih, enggak ada. Sekalinya ada, aku enggak suka. Enggak cocok, enggak klik. Semacam itu, deh." Kontan, Puspa meringis karena teringat jerawat di wajahnya. "Ada ini pula. Bikin aku enggak mood," akunya jengkel seraya menudingkan telunjuk tak jauh dari wajah.
"Seseorang yang kamu cari itu, mungkin masih jauh atau sekarang lagi galau juga mikirin kamu."
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro