Halo!

Well, entah kenapa kok ya susah banget mau nulis apa di bab kayak gini.

Oke, setelah kebut-kebutan mengejar ketinggalan karena mager yang nggak ada obatnya itu, akhirnya bisa melanjutkan menulis fiksi. Nggak gampang lho ini. Jujur saja, mengambil tema berat seperti mental illnes, adalah hal baru bagi saya. Saya menyiapkan dua naskah untuk project ini sebenarnya. Tadinya mau ambil naskah satunya, usai pertimbangan panjang, saya memilih melanjutkan saja naskah posting.

Terlalu pede, ya? Mau gimana lagi, kasihan juga sama naskah yang terus terbengkalai. Dan kalau nggak sekarang, naskah ini akan terus nganggur.

Kenapa kok mental illness, bukan tema lain saja? Entah. Jujur saja, naskah ini sejak awal, nggak sengaja dibikin untuk mengampanyekan mental illness. Idenya muncul begitu saja ketika nonton reality show, yang sewaktu itu Yuki Kato dan entah siapa itu membawakan acara tersebut. Oke, ini kepanjangan.

Meski saya bilang naskah ini tidak dimulai dari niat mulia, yakin lah, saya benar-benar pengin nyisipin sesuatu di dalamnya. Dan, semoga nyampai dan tidak menggurui.

That Day (judul sementara) memang agak berat risetnya, tapi diniatkan ditulis dengan ringan. Eh, gimana itu? Ya, baca saja lah nanti, lebih bagus lagi kalau kalian meninggalkan jejak berupa saran atau kritik.

Kover di atas itu merupakan kumpulan dari 15 bab riset untuk menulis novel That Day ini. Semoga kalian berkenan juga untuk mampir.

Terakhir, terima kasih, terutama untuk Bunda Ary Nilandari dan Mbak Betty, sudah mengizinkan saya bergabung dengan komunitas RAWS. Bersyukur banget bisa menjadi bagian dari komunitas ini.