Prolog
"Aku ingin kembali meski itu berarti berjuang untuk mati." - Yuka Mitsura
***
Musim gugur
Oktober 9, 2020
Hujan meteor Draconid menyerbu bumi bagai panah api. Empat hari sejak 6 oktober hingga 10 oktober diharapkan seluruh warga Tokyo tidak melakukan kegiatan apa pun. Pemerintah telah mengumumkan kota akan berhenti beraktivitas- aka mati. Diharapkan tidak keluar rumah selagi jaring anti meteor telah dipasang di seluruh kota.
Demikian info terbaru dari kami. Selamat beristirahat di rumah.
Beberapa detik setelah wartawan itu mengumumkan pemberitahuan tersebut, Yuka hanya bisa berdecak. Kotak tiga puluh dua inchi di depannya berkedip sekali, lalu mati. Listrik pasti sedang terjadi gangguan. Untung saja ada perapian di ruang tengah.
Yuka membayangkan hari-harinya kemudian. Membosankan! dia tidak memiliki aktivitas apa pun selama empat hari ke depan. Yuka sendirian, tanpa siapa pun.
Seandainya saja ...
Yuka beranjak dari balai santainya. Dari jendela, beberapa orang mulai bersiap-siap hibernasi. Bahkan, Haruna-chan berlari tergesa ke dalam rumah dengan boneka kesayangannya itu. Hingga tubuh mungil Haruna tertelan pintu, barulah Yuka tersadar dari lamunan.
"Menyebalkan," runtuk Yuka ketika matanya menyusuri langit-langit rumah yang dilapisi kayu cokelat mahoni.
Ruang tengah yang merangkap ruang keluarga tampak tidak bernyawa. Yah, 'keluarga' mana yang kalian maksud? Jika di rumah ini hanya tinggal Yuka seorang.
Yuka menatap ponsel berwarna biru lautnya. Biasanya, ada pesan dari Pos bahwa dia menerima paket. Walaupun seingat Yuka dia sudah tidak menerima surat lagi. Cewek dengan lesung pipit di sebelah kanan itu memutar mata. Hola!
Layar Ponsel Yuka berkedip-kedip. Sebaris pesan di layar atas membuat Yuka bangkit.
Paket anda sudah datang. Silakan memeriksanya di kotak surat anda.
Tanpa peduli kalau langit berubah murung dengan mulut lasernya yang menyambar-nyambar, Yuka berjalan riang ke teras untuk mendapatkan suratnya.
Seperti yang sudah-sudah, surat pertama yang ditunggunya selama satu tahun akhirnya datang. Penantiannya tidak sia-sia. Huh! Yuka bahkan sampai hapal surat-suratnya yang dulu karena terus dibaca saking kangennya.
Setelah menutup pintu dan memastikan tidak ada siapa pun, Yuka meletakkan kotak hitam yang digenggamnya di atas meja penuh perasaan. Aneh sekali. Biasanya hanya amplop berisi surat. Apa ini dari orang yang berbeda?
Yuka berniat menyimpan kotak itu sebelum cahaya hitam keluar dari celah-celah kotak. Seperti roh yang memaksa keluar dari dalam peti. Cahaya yang menyerupai kabut perlahan merambat ke dinding, lantai hingga langit-langit. Ruang tengah hampir termakan habis dengan Yuka yang terduduk takjub. Suara-suara magis perpaduan antara jeritan, tangisan, dan tawa menyedihkan membuat telinganya berdengung. Dengan sisa keberanian yang dia punya, Yuka mengintip lewat celah-celah jari yang menutup wajah.
"Kembalilah kalian semua!"
Suara tawa itu mengalahkan petir yang bersaut-sautan di luar.
"Kutukan baru saja dimulai."
Rambut Yuka acak-acakan dan basah oleh keringat. Badannya menggigil hebat. Sesuatu dalam dirinya seolah ikut terbawa seiring dengan kabut hitam yang mulai memudar. Perut gadis manis itu bergejolak hebat.
"Apa yang terjadi?" gumamnya tidak mengerti.
Sebelum musnahnya kotak hitam itu menjadi abu, Yuka melihat sekelebat bayangan hancurnya bumi karena berperang dengan penyihir. Dua makhluk dari dimensi yang berbeda saling bertarung. Entah untuk alasan apa.
Yuka begitu bimbang apa yang harus dilakukannya. Dia tidak tahu apa-apa karena kata Shino-Senpai ingatannya dicuri satu tahun lalu. Apakah dulu pernah terjadi sesuatu tanpa cewek itu sadari?
🐾🐾🐾
Kamu tahu?
Yang suka astronomi pasti tahu kalau hujan meteor Draconid aktif sejak 6 Oktober 2021 lalu. Tapi, puncaknya terjadi pada 8 Oktober pada pukul 16.00 WIB.
Work ini lumayan lama kesimpen. Sempet diikutin lomba tapi nggak menang. Tak tau mau di bawa ke mana lagi. Jadilah kupublish di watty. Semoga kalian bisa cinta Yuka dan kawan-kawan seperti aku mencintai mereka.
Salam.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro