day 1: remember you.
Kim Taehyung (BTS). | hurt. | 695 words.
prompt: "Tidak ada akhir yang buruk, aku akan abadi selamanya bersamamu di dalam memori."
***
Taehyung meminum coklat panasnya sambil menatap Sungai Han melalui jendela kafe. Meletakkan salah satu buku dan gelas yang sedari tadi ada di masing-masing tangannya di atas meja, Taehyung memilih untuk fokus menatap pemandangan di luar. Orang-orang yang duduk di pinggir Sungai Han dan juga orang-orang yang memenuhi pinggir jalanan Seoul. Langit masih bewarna jingga kekuningan ketika Taehyung memandangnya. Salju yang turun dan sekarang merupakan malam natal, tidak membuat Kota Seoul menjadi sepi.
Kegiatan Taehyung selama dua tahun terakhir ini; Menikmati sore hari di sudut ruangan kafe, sambil membaca buku, memesan makanan dan minuman, lalu menatap ke luar melalui jendela kafe.
"Tae, menurutmu, Rose dalam film Titanic saat dia menjatuhkan kalung yang dicari-cari oleh banyak orang bahkan sampai pergi ke tempat jatuhnya Titanic, apakah dia egois?"
"Kalau menurutmu, Hana?"
"Egois, mungkin? Maksudku, para pencari harta karun sudah susah-susah mencari kalung berlian Heart of the Ocean. Lalu, membawa Rose sampai ke tempat di mana Titanic jatuh dan mendengarkan kisah cintanya bersama Jack. Namun, berakhir tidak mendapatkan apa-apa kecuali mendapatkan sesuatu yang baik untuk difilmkan seperti kisah cinta Rose dan Jack, yang langsung terkenal saat filmnya dirilis. Bahkan masih banyak diakui menjadi film terbaik oleh banyak orang."
"Aku pernah membaca pendapat seseorang di salah satu website. Pernah terpikir mengapa seorang wanita yang berumur delapan puluh tahun lebih, memilih menaiki kapal dan melewati perjalanan panjang hanya untuk bercerita mengenai cerita cintanya yang berakhir salah satu dari mereka berkorban? Rose masih menyimpan kalungnya dan tidak menjualnya selama puluhan tahun, mungkin juga membuktikan jika dia masih mencintai Jack. Memilih untuk menjatuhkan kalung tersebut tepat di mana jatuhnya Titanic, Rose memberikannya kembali dan menyerahkan kenangannya kepada Jack. Sampai kapan pun, kalung itu tidak akan digunakan oleh wanita lain ataupun diubah menjadi uang. Alasan yang cukup logis, mengapa dirinya ingin ikut naik kapal di usia tua. Satu-satunya kesempatan untuk memberikan kalung itu kembali kepada Jack."
Taehyung tersenyum kecilㅡmenahan tawanyaㅡmengingat percakapan yang pernah dia lakukan bersama seseorang. Seseorang yang masih akan tetap menjadi yang spesial untuknya.
Dulu, sejak pertama kali dia datang ke kafe ini, Taehyung tidak sendirian. Dia akan menghabiskan waktunya di sudut kafeㅡtempat yang sama seperti sekarang iniㅡ bersama seseorang, Hana. Mereka berdua akan menghabiskan waktu saling membaca buku masing-masing, membahas hal-hal yang begitu saja untuk dibicarakan, dan menatap pemandangan melalui jendela kafe bersamaan.
"Taehyung!"
Taehyung dapat melihat dari kejauhan kalau sahabatnya yang bernama Jimin, berjalan cepat menuju mejanya. Jimin langsung mengambil gelas minuman Taehyung yang memang masih ada setengah, "Maafkan aku karena terlambat. Ada mahasiswa yang janji konsul masalah skripsi bersamaku," ujar Jimin setelah selesai menghabiskan minuman Taehyung. Taehyung menggelengkan kepalanya, "Setidaknya, kau bisa memesan minuman untuk dirimu sendiri, Jim."
"Memakan waktu yang lama untuk memesan, menunggu datang, lalu aku akan meminumnya. Lagipula, kita langsung pergi ke rumah Kak Seokjin untuk merayakan malam natal bersama."
Lampu-lampu di pinggir jalan mulai berhidupan. Langit yang tadinya bewarna jingga kekuningan, sudah berganti menjadi warna gelap yang menandakan waktu malam hampir tiba. Taehyung menganggukkan kepalanya dan segera membereskan beberapa bukunya yang ada di atas meja. Jimin mengetukkan jarinya di atas meja secara perlahan, "Tae, kau masih memikiran Hana?"
Kegiatan Taehyung terhenti sejenak. Taehyung menghela napas sambil melihat ke arah Jimin, "Menurutmu?"
"Tidak ada akhir yang buruk, aku akan abadi selamanya bersamamu di dalam memori."
Jimin hanya terdiam sementara Taehyung mengingat ucapan seseorang di kepalanya yang membuatnya tersenyum kecil. Melihat Jimin yang masih tidak akan menjawab, Taehyung kembali melanjutkan kegiatannya. "Kau tahu kalau kematian Hana bukan kesalahanmu, 'kan?"
Taehyung menutup risleting tasnya dan segera memasang tasnya ke badan. Taehyung menganggukkan kepalanya mendengar ucapan Jimin. "Tentu saja, Jim. Kecelakaan beruntun yang terjadi padaku dan Hana setahun yang lalu, bukanlah kesalahanku."
Saat itu, Taehyung yang mengemudi. Ada mobil yang melaju cepat dari belakang, tidak jauh dari mobilnya berada yang menyebabkan dua mobil di belakang mobil Taehyung, maju ke depan dengan keras, yang juga membuat mobil Taehyung mengenai mobil di depannya.
"Masalahnya, aku akan selalu mengingatnya. Kau tidak mungkin lupa jika mataku sekarang ini adalah mata miliknya, Jim," Taehyung menambahkan sambil berdiri dari tempatnya yang diikuti Jimin. "Ayo berangkat. Nanti Kak Seokjin mengomel sampai lupa waktu." Jimin pun mengubah arah percakapan antara mereka sambil tertawa pelan, berusaha mencairkan suasana di antara mereka. Taehyung hanya membalas dengan senyuman lebar miliknya.
-fin.
sumber bacaan pendapat Titanic: https://id.quora.com/Di-akhir-film-Titanic-mengapa-Rose-membuang-kalungnya?top_ans=190821595
05 september 2020.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro