Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 7

Selamat Membaca

Istri satu malam.

Sepertinya dua kata akhir itu, akan menjadi dua kata yang sangat dibenci oleh Juna. Juna tidak menyangka, kalau kegiatan yang biasanya dia lakukan selama satu bulan satu kali, dengan wanita yang berbeda. Kali ini, satu wanita berhasil membuat Juna merasa tertarik.

Ingat ya, tertarik! Bukan cinta, atau sejenis kata yang mengarah pada kata cinta.

Kristal, wanita yang tadi malam hanya mau melakukan hubungan dengan Juna, jika Juna mampu membayar sebesar lima ratus juta. Diminta untuk membayar uang sebesar itu, sebenarnya Juna juga tidak akan pernah masalah.

Tapi sekarang, masalahnya setelah Juna membayar uang lima ratus juta. Juna tidak lagi memiliki hak untuk memanggil istrinya. Istri satu malam yang tidak mau keluar dari dalam pikiran Juna. Padahal, Juna sudah bekerja untuk bisa melupakan wajah, dan desahan panjang milik Kristal.

"Kau yakin hanya satu malam?" tantang Juna.

Tanpa sadar Kristal melirik ke sembarang arah, bingung harus menjawab pertanyaan Juna. Sebab, meskipun Kristal membenci kegiatan mereka tadi malam, tapi tubuh Kristal justru bereaksi sebaliknya. Bahkan wanita itu bisa merasakan, pada setiap langkah yang diambil Juna untuk mendekatinya, detak jantung Kristal terasa begitu bergemuruh.

Terakhir kali Kristal merasakan hal ini, adalah ketika dia jatuh cinta pada pandangan pertama dengan komting angkatannya. Tapi, meski Kristal merasakan perasaan itu, Kristal yang sadar diri bahwa tidak ada cinta yang tulus di dunia ini. Jadi, Kristal pun memilih untuk memendam perasaan itu, hingga perasaan itu hilang sendiri.

Lantas, setelah semua itu Kristal lakukan, kenapa sekarang Kristal memiliki debaran jantung seperti orang jatuh cinta? Jatuhnya dengan pria yang pernah menjadi suami satu malamnya pula.

"Menyingkir, Pak. Ini adalah kampus, dan tidak pantas tempat untuk menimba ilmu, justru dijadikan tempat pemuas hasratmu," ucap Kristal.

Keras kepala. Juna senang bertemu dengan wanita yang begitu teguh, hanya untuk bisa menghindar darinya. Karena semakin keras Kristal berusaha menghindari Juna, maka semakin besar keinginan Juna untuk menakhlukan makhluk pecinta uang itu. Juna yakin, uang miliknya bisa menarik Kristal ke atas ranjang mereka.

"Bagaimana jika aku tidak mau?" tawar Juna.

Tangan besar Juna menyentuh pipi Kristal, mengarahkan dagu wanita itu pada wajah Juna. Jujur saja, tatapan emas milik Juna, terasa masih sama dengan tatapan yang tadi malam melihat Kristal. Hanya dengan tatapan saja, Kristal bisa merasakan kalau Juna tidak main - main dengan ucapannya.

Apa ini kelebihan orang yang memiliki uang? Mereka seperti bisa mengendalikan semua hal, hanya karena mereka memiliki uang. Sampai Kristal bisa merasa kalau lift yang sedang dia pijak, tidak lagi berjalan turun. Lift ini seperti berhenti gerak, dan membuat Kristal harus lebih lama bersama dengan Juna.

Hembusan napas Juna entah bagaimana, seperti menjadi angin musim panas, yang membuat Kristal ingin segera melucuti pakaiannya sendiri. Kristal mencoba mengalihkan fokusnya dari bibir pria itu, ke lain arah, yang sayangnya selalu berakhir gagal.

Sampai akhirnya Kristal bisa merasakan bibirnya menyentuh bibir hangat Juna. Bukan hanya menyentuh saja, tapi juga Juna sengaja memberikan lumatan yang begitu intens. Sangat cepat dan kasar, seperti ingin menunjukkan pada Kristal, seberapa besar kuasa yang dimiliki oleh pria itu.

Bohong jika Kristal tidak tertarik dengan Juna, apalagi hanya karena satu malam saja, Juna sudah berhasil mengetahui titik sensitif milik Kristal, yang tidak seharusnya Juna sentuh. Tangan Juna menyusup ke dalam kemeja kotak - kotak milik Kristal, merayap ke atas, mencari hal yang tidak ingin Kristal disentuh oleh Juna.

Ahhh.

Desahan itu keluar bersamaan dengan puncuk tertinggi gundukan Kristal, yang disentuh paksa oleh dua jari Juna, yang menjepitnya kemudian memelintirnya. Tentu saja hal itu membuat tangan Kristal berani menarik leher Juna, untuk bisa menghisap habis bibir Juna.

Juna tersenyum melihat reaksi Kristal yang begitu berani, hingga membuat satu tangan kanannya mengangkat paha Kristal, menggesek - gesek miliknya yang masih terlindung dengan kain celana miliknya, pada istana Kristal yang bersembunyi di balik celana jeans sialan itu.

Pikiran Kristal kacau, ditambah iblis mungil dalamdirinya terus aja memberikan hasutan - hasutan yang tidak bermoral. Tentu saja, tanpa bisikan itu, Kristal juga ingin sekali lagi, ya sekali untuk kembali merasakan nikmatnya penyatuan antara dirinya dengan Juna.

Hanya saja, saat ini Kristal di... lift kampus!

"Pliss, ini di kampus," mohon Kristal, tapi dirinya masih tetap saja melumat bibir Juna.

"Berjanjilah, setelah ini kamu tidak akan kabur," perintah Juna.

Perintah Juna tentu saja memiliki dasar yang kuat, karena terakhir kali mereka bertemu. Lebih tepatnya, setelah ponsel Kristal menerima laporan pengiriman dana senilai lima ratus juta. Wanita itu langsung pergi detik itu juga, dengan penampilan yang sudah tampak baik - baik saja.

Kristal yang seharusnya masih pingsan dalam dekapan hangat Juna, sebelum Juna mengusir wanita itu. Nyatanya, tanpa diusir, Kristal sudah lebih dulu pergi, membuat Juna menjadi pria yang ditinggalkan di malam pertama mereka. Ini membuat harga diri Juna sedikit terluka.

"Kabur?"

"Kamu meninggalkan suamimu ini tadi malam, apa kamu lupa?" ucap Juna mengingatkan kejadian tadi malam.

"Itu...." Kristal pergi karena memang dia tidak ingin melakukan hubungan tanpa dibayar. Ingat bukan, kalau keperawanannya sangatlah berharga. Jadi, meski Juna sudah membayar senilai lima ratus juta, tapi Kristal tidak mau tubuhnya disentuh oleh Juna dua kali.

Jadi, anggap saja satu layanan senilai lima ratus juta.

"Kenapa? Apa uang dariku masih kurang? Sampai kamu harus meninggalkan suami kamu?"

Kristal mendorong tubuh Juna, tapi Juna dengan cepat memutar tubuh Kristal, hingga membuat pria itu bisa leluasa menciumi leher Kristal dari belakang. Kecupan - kecupan itu berhasil melumpuhkan keinginan Kristal untuk menghindar. Sekali lagi, Kristal akan terdiam menerima belaian dari Juna.

"Aku kira, senilai segitu untuk satu layanan," jujur Kristal.

"Hahaha. Jadi benar hanya karena uang?" balas Juna.

"Kamu butuh tubuhku, sedangkan aku butuh uang kamu. Bukankah kita sudah impas?" tanya Kristal yang menjelaskan keadaan hubungan mereka tadi malam.

Memang, sudah seharusnya hubungan Juna dengan Kristal, hanya didasari dengan kebutuhan biologis Juna, yang hanya mau bercinta dengan wanita perawan saja. Jadi, ucapan Kristal tidak seharusnya bisa membuat Juna merasakan amarah yang begitu besar.

Juna tidak terima, kalau dirinya yang selama ini memegang tali kekang. Tapi harus dikalahkan dengan pemikiran Kristal, yang hanya menginginkan uang milik Juna saja. Juna tidak suka itu. Seharusnya, Juna yang mengatakan kalimat itu, bukan Kristal.

"Terus, bagaimana dengan ini?" tanya Juna, yang menarik tangannya dari balik celana jeans milik Kristal.

Sejak kapan tangan Juna masuk ke dalam sana? Dan cairan itu! Demi Tuhan, itu adalah cairan lengket yang akan keluar, ketika hasrat Kristal bangkit.

"Jadi, ucapan kamu salah kan? Kamu juga ingin lebih dari satu kali 'kan, istri tersayangku?"

Bersambung

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro