Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Saatnya Liburan (part 3)

Happy Reading

Hari keempat dan belum ada perkembangan yang pasti, justru setelah kemarin Shinki bertemu teman-teman Shikadai--Inojin dan chouchou.

Mereka malah memutuskan untuk keluar lagi pada hari ini niatnya Shikadai ingin memperkenalkan teman-temannya lengkap, padahal jelas Shinki sama sekali tidak berminat tapi setelah Chouchou merajuk dan Inojin yang mengomeli gadis bertubuh tambun itu mau tidak mau Shinki akhirnya ikut, mungkin yang ada dipikirannya saat ini ingin cepat-cepat selesai dengan tidak ada hal yang merepotkan.

"Okaa-san aku pergi"

"Kami pergi bibi"

"Bibi lain kali buatkan aku cemilan itu lagi ya"

"Dasar gendut, jangan repotkan bibi"

"Berisik Inojin"

Sekali lagi kamu hanya bisa tersenyum dan menggeleng secara bersamaan melihat tingkah menggemaskan calon penerus shinobi konoha itu.

Keadaan rumah menjadi sepi karena kepergian anak-anak itu dan Gaara juga ada keperluan dengan Naruto, dengar-dengar katanya Sasuke pulang, sepertinya akan ada hal penting yang mereka bicarakan.

Kamu bangkit berdiri, merapikan nampan yang berisi cemilan sehabis dimakan oleh anak-anak, tiba-tiba pintu depan diketuk, sekilas kamu berpikir Shinki kembali karena ada barang yang tertinggal tapi setelah kamu membukakan pintu, dua orang yang kamu kenal melambai dan tersenyum.

"Hinata-chan, Sakura-chan?" Nadamu terkejut.

"Halo [Yourname]-chan"

"Konnichiwa [Yourname]-chan"

"A-ah ada apa? Tumben sekali," katamu yang masih terkejut dengan kedatangan dua kunoichi hebat Konoha ini.

"Kami ingin mengajakmu makan siang bersama," kata Sakura.

"Makan siang?" Ah tapi nanti Gaara--"

"Dia pasti akan menghabiskan waktunya di gedung hokage, benarkan Hinata-chan?" Sakura menatap Hinata yang mengangguk.

"Sepertinya begitu," katanya.

"Karena Sasuke kembali?" Pertanyaanmu itu sukses membuat gadis berambut merah muda tersipu dan mengelus lehernya.

"Sasuke-kun pulang berarti ada sesuatu yang penting jadi seperti itulah," ucap Sakura dengan nada yang berusaha tidak gugup. Kamu mencoba menahan tawa.

"Okelah, aku akan siap-siap tunggu sebentar ya"

•••••••

"Aku pikir kita hanya makan bertiga ternyata dengan kalian semua juga," katamu menatap tidak percaya beberapa orang yang sudah hadir disana.

"Selamat datang [Yourname]-chan," kata gadis berambut cepol melambai kearahmu.

"Halo Tenten," sapamu balik dan memutuskan untuk duduk dihadapan gadis berambut cepol itu, disampingmu kemudian terisi Hinata dan Sakura.

"Suatu kehormatan istri Kazekage bisa hadir disini," kata Temari yang duduk disebelah Tenten, berarti berhadapan langsung dengan Hinata.

"Jangan begitu Temari-san, kita juga kedatangan istri dari Hokage dan istri dari klan terkuat di Konoha," kata gadis disebelah Temari dengan nada sindiran walaupun ditambah senyuman yang manis.

"Jangan menyindir, Ino-pig," ucap Sakura yang langsung dipelototi oleh Ino.

"Astaga kalian masih saja ribut-ribut," Karui yang berada tepat di meja paling pojok ditengah Ino-Sakura tampak menengahi.

"Baiklah lebih baik kita pesan dulu makanannya," kata Temari yang langsung diangguki oleh kamu, setelah itu para ibu-ibu muda--minus Tenten tentunya karena dia masih jomblo, melihat menu, setelah semua sudah memesan barulah terjadi pembicaraan para perempuan ini.

"Jadi jika ada keluh kesah silahkan ceritakan, aku siap membantu," kata Ino yang memulai pembicaraan.

"Aku pikir ini hanya perkumpulan"

Kamu menyetujui ucapan Tenten. "Memangnya ini bukan acara makan saja?" Tanyamu yang langsung disambut tawa oleh Ino.

"Tentu saja bukan, kami disini atas undangan dari Temari-san karena khawatir dengan adik iparnya yang selalu galau," jelas Ino. Kamu langsung menatap Temari yang sedang meminum gelas berisikan teh.

"Maaf [Yourname]-chan, aku pikir kau butuh teman curhat," kata Temari yang membuat kamu tersenyum haru.

"Terimakasih Temari-nee"

"Memangnya [Yourname]-chan ada masalah apa?" Tanya Sakura yang tidak mengerti, membuat Ino mencela. "Ya apalagi kalau bukan rumah tangga, benarkan?"

Kamu menggeleng sukses membuat Sakura langsung menertawai Ino dan mengatainya sok tahu.

"Lebih tepatnya hubungan antara ayah dan anak," ralatmu.

"Maksudmu hubungan Kazekage-sama dan Shinki?" Tanya Karui, kamu mengangguk.

"Memangnya ada apa?"

"Sepertinya hubungan mereka kurang baik, maksudku mereka tidak dekat dan Shinki juga tertutup dengan Gaara," katamu.

"Bukankah itu wajar, Inojin dan Sai juga begitu, mereka hanya berkomunikasi melalui tinta-tinta yang mereka buat,"

"Itu beda Ino, aku mengerti maksud [Yourname]-chan," kamu melihat Sakura dan tersenyum.

"Sarada dan Sasuke bahkan tidak begitu dekat, sepertinya Sarada lebih dekat dengan Naruto," lanjut Sakura lagi, pembicaraan terhenti karena pelayan dari Yakiniku memberikan makanan yang kami pesan.

"Mereka hanya belum mengetahui situasi dan kondisi ayahnya," kata Temari menambahi. "Atau mungkin cara berkomunikasi mereka berbeda, Shikadai dan Shikamaru mereka berkomunikasi saat bermain Shogi, bahkan aku tidak habis pikir mengapa mereka sangat betah bermain bidak catur itu," kata Temari lagi sambil mengunyah makanannya.

Kamu yang melihat itu tersenyum dan diam-diam menghela nafas, rasanya semua orang sudah memahami pasangan dan anaknya masing-masing, kamu jadi merasa belum memahami mereka.

"[Yourname]-chan"

Kamu terkejut mendapati panggilan dari Hinata. "Y-ya?"

"Kau melamun," katanya. Yang lain menatapmu.

"Ah tidak kok," kilahmu.

"Ngomong-ngomong Hinata, kau belum berbicara panjang lho daritadi," kata Ino yang menyumpit separuh daging yang dimasaknya. Untungnya dia mengalihkan pembicaraan.

Hinata tersenyum manis. "Mungkin aku paham dengan kejadian [Yourname]-chan, karena kita hampir mirip,"

Sakura langsung konek. "Ah iya, kalian sama-sama menikahi seorang Kage"

"Tapi tidak bisa disamakan begitu dong, Naruto yang baka dan Gaara yang jenius"

"Maksudku bukan begitu Ino-pig!!"

"Aku tau maksudnya, karena mereka sama-sama memiliki suami yang sibuk dengan dokumen, bukan begitu?" Simpulan Karui langsung disetujui oleh Sakura, bahkan kamu dan Hinata mengangguk.

"Aishh kalau itu sih [Yourname]-chan sangat cocok bercerita dengan Hinata-chan," kata Ino.

"Memangnya Boruto tidak dekat dengan Naruto?" Tanyamu penasaran.

"Emm mungkin karena Naruto-kun sangat sibuk jadi Boruto merasa kalau ayahnya tidak memperhatikannya," ucap Hinata, kamu bisa melihat iris lavendernya tampak sedih.

"Boruto masih tidak mengerti Naruto," Sakura menanggapi, mau bagaimanapun Sakura paham karena Naruto adalah teman se-teamnya.

"Sebentar-sebentar."

Ino menginterupsi. "Sekarang kita sedang membahas hubungan ayah dan anak, lalu permasalahannnya saat ini ada di hubungan antara Shinki dan Gaara, begitupula Boruto dan Naruto, kalau menurutku mengapa mereka seperti itu karena Gaara dan Naruto sama-sama tidak berpengalaman dalam hal anak," jelas Ino yang membuat semuanya saling pandang.

"Ah ya, mengenai itu pasti karena masa lalunya," kata Sakura menambahi yang membuatmu teringat ekspresi Gaara yang sedang membahas ayahnya.

"Naruto-kun tidak pernah merasakan rasa sayang ayah sepenuhnya, selama ini Iruka-senseilah yang menjadi walinya," ucap Hinata, semua diam-diam merenung juga.

"Bukankah besok ada festival? Kenapa tidak coba membuat mereka pergi bersama," usul Tenten sukses membuat yang lain menatapnya dengan takjub.

"Tidak aku sangka otakmu masih berfungsi setelah lama sendiri." Perkataan Ino yang pedas membuat Tenten jadi pundung.

"Tidak ada hubungannya Ino!"

Kamu dan yang lain tertawa, sepertinya ada baiknya usul Tenten kamu simpan dan pikirkan.

Kalian kembali fokus dengan makanan kalian, sesekali ada candaan kecil.

"Kau lihat ada tulisan di patung Hokage ke tujuh"

"Bukan hanya itu semua patung tercoret"

Suara ribut-ribut yang berasal dari kursi sebelah membuat kalian semua saling pandang, kamu melihat Temari dan yang lain bangkit berdiri dan keluar, akhirnya kamu mengikuti dibelakang.

Ketika kalian berada di luar, alangkah terkejutnya dari jauh kalian bisa melihat pahatan patung Hokage penuh akan cat dan warna-warni, melihat itu Hinata langsung memekik.

"Jangan-jangan..!!!"

Dengan sigap kamu dan yang lain melompat dan berlari dari atap ke atap, setelah sudah lumayan dekat dengan patung itu, terlihatlah Boruto yang memegang pengeras suara.

"AKU TIDAK INGIN MENJADI HOKAGE. MENJADI HOKAGE ITU MEMBOSANKAN!"

"Boruto!!"

Kamu melihat Hinata yang menatap tidak percaya anak sulungnya itu, bisa-bisanya Boruto bertingkah seperti itu, bahkan tulisan 'Baka Oyaji' tertulis di patung dengan wajah Naruto.

"Itu Narutokan," teriak Tenten menunjuk Naruto yang berada diatap gedung Hokage, bersama dengan Gaara, mereka sepertinya baru keluar.

Melihat itu Hinata langsung menghampiri Naruto, kamu juga mengikutinya.

"Apasih yang dilakukan Shikadai," kesal Temari melihat Shikadai berada disana tidak jauh dari Boruto, sepertinya anak itu berusaha untuk mencegah tapi sia-sia, bahkan kamu bisa melihat Shinki yang menatap datar Boruto.

"Boruto!" Hinata yang sudah ada disebelah Naruto berseru, sepertinya teriakannya itu sukses membuat Boruto melihatnya, bukannya menghentikan dia malah memberikan pengeras suara itu ke Shinki.

Kamu tidak tau apa maksudnya dan apa yang mereka bicarakan, lagipula sejak kapan mereka terlihat dekat.

Kedua mata Shinki yang mirip denganmu tampak melihat kearahmu dan Gaara, entah kenapa Gaara hanya diam saja menatap Shinki, walaupun matanya juga terlihat dingin.

Kamu memperhatikan pergerakan Shinki, bahkan ketika dia melayangkan tatapan lurus kearah Gaara, lalu mengarahkan pengeras suara itu didepan mulutnya.

Beberapa detik rasanya ingin kamu hentikan, tapi mau bagaimanapun semua akan terjadi.

"AKU BENCI OTOU-SAMA"

Kalimat yang singkat itu mampu membuat semuanya terkejut bahkan seorang Kazekagepun membulatkan matanya, kamu jelas tahu bahwa ini kali pertama Shinki mengutarakan isi hatinya dan apapun itu membuat hati Gaara tergoyahkan--lebih tepatnya kecewa.

Setelah semua itu, Naruto langsung mengambil tindakan untuk menangkap anak bandelnya dan langsung membawanya ke Hinata, yang jelas-jelas sudah marah besar.

Kamu tidak tau apa yang harus kamu lakukan, tatapanmu mengarah ke Shinki yang tanpa paksaan menghampirimu, melewati Gaara begitu saja seperti tidak ada siapapun disana.

Shinki menatapmu dengan sorot mata tidak ada penyesalan disana, melihat itu membuatmu sedih dan sakit, kamu tidak bisa menahan air matamu, bahkan Temari yang memanggilmu tidak kamu dengar.

"Okaa-san"

Kamu berbalik dan memutuskan untuk pergi, rasanya tidak tega melihat itu semua, walaupun kamu tau anakmu mengutarakan isi hatinya tapi itu malah membuatmu merasa gagal, harusnya kamu bisa membuat Shinki mengerti, tapi nyatanya semua itu gagal.

To be continued

Dan akhirnya chap depan adalah Ending, maaf ya ini mungkin pendek tapi chap depan semoga panjang, aku lagi proses nulis juga.
Sampai jumpa chap depan.

Tinggalkan jejak ya dengan vote dan komen ^^

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro