Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Saatnya Liburan (part 1)

Chapter tambahan edisi Gaara X Reader yang udah punya anak. Vote dan komen ya ^^

Happy Reading
.
.
.

"Gaara!"

Kankuro dengan sangat tidak sopannya memasuki ruangan Kazekage, mungkin dia berpikir bahwa dia adalah kakak dari seorang Kage. Kesampingkan itu, saatnya kita melihat ada apa Kankuro datang dengan terburu-buru.

"Temari baru saja memberitauku bahwa ada festival di Konoha." Kankuro sangat antusias bahkan dia sampai out of character, walaupun tidak ada yang bisa disembunyikan dari kepribadian Kankuro yang sesungguhnya.

"Aku sudah tau"

Mata hijau Gaara masih tetap fokus kearah dokumen yang saat ini sedang dibaca olehnya.

"Kalau begitu ayo kita kesana!" Kankuro berseru dengan sangat berisik hingga membuat Gaara mendelik.

"Tidak," kata Gaara singkat, padat, super jelas membuat Kankuro berubah lesu.

"Oh ayolah Gaara, kau butuh liburan setidaknya satu atau dua hari, lagipula perjalanan dari Suna ke Konoha jelas tidak lama, sekarangkan sudah ada thunder train, jadi tidak perlu khawatir." Jelas Kankuro panjang lebar yang sama sekali tidak diperhatikan oleh Gaara.

Merasa tidak ada harapan Kankuro berjalan lesu kearah luar, akan tetapi sebuah suara telepon yang ada di meja Gaara berdering, membuatnya berhenti sebentar.

Gaara mengangkat teleponnya, sebuah suara segera terdengar.

"GAARA"

Oh bahkan Kankuro tidak perlu tau itu siapa karena suaranya nyaris bisa menembus kabel telepon, dia segera mendekat dan mencoba menguping walau setelah itu suara ditelepon kembali normal.

"Ada apa Temari?" Gaara kembali fokus kearah dokumennya, tangan kanan memegang pulpen dan tangan kiri memegang telepon.

"Pokoknya kau harus ke Konoha sekarang!"

"Aku tidak bisa meninggalkan tugasku disini"

"Kau bisa!! Memangnya sekarang jaman perang? Setidaknya kau coba cari hiburan atau buatlah orang yang kau sayangi mendapat hiburan!"

Gaara terdiam mendengar ocehan Temari, dia seperti mencerna sesuatu.

"Memangnya kau tidak kasian dengan [Yourname]-chan? Dia terkurung dirumah seharian, sekalinya keluar dia hanya mendapati pasir yang sangat membosankan, dan juga.. tidakkah Shinki butuh teman baru?" Perkataan Temari sangat masuk akal dan membuat Gaara memijit pelipisnya karena mendadak pening.

"Gaara kau dengar!"

"Hm, aku mengerti Temari, aku akan pikirkan"

"Kau harus pikirkan!! Hitung-hitung supaya Shinki bisa dekat denganmu"

Sambungan ditutup oleh Temari lalu Gaara meletakkan gagang telepon itu kembali ke tempatnya, matanya bisa menangkap Kankuro yang menatapnya penasaran.

"Tiket ke Konoha"

Mata Kankuro bersinar dan langsung segara berlari untuk membeli tiket tapi Gaara menahannya.

"Kau tidak ikut, tetap disini dan jaga selagi aku tidak ada." Perintah Gaara yang tidak bisa dibantah, membuat Kankuro kembali lesu.

••••••

"Sampai jumpa Kankuro-san, maaf ya merepotkanmu," ucapmu sambil membungkuk karena merasa bersalah melihat wajah Kankuro yang seperti tidak bernyawa. Suara bising dari kereta terdengar dibelakangmu, hingga kamu ragu jika Kankuro mendengar kata-katamu atau tidak.

"Okaa-san"

Sebuah tangan menyentuh lengan bajumu dan kamu bisa melihat Shinki melirik kearah kereta yang memang sebentar lagi mau berangkat, menandakan kamu harus segera masuk.

"Kankuro-san?" Kamu mencoba memanggil kakak iparmu lagi dan kali ini ada respon anggukan yang lesu. "Kami pergi ya, dan maafkan Gaara," katamu lagi, lalu menarik Shinki untuk memasuki kereta dan berjalan ke gerbong yang sudah disediakan.

Kamu dan Shinki berjalan ke gerbong khusus untuk penjabat tinggi seperti orang-orang yang berpengaruh ataupun keluarganya, ya seperti kamu dan keluargamu tentu saja.

Pandanganmu bisa melihat Gaara yang sedang duduk santai sambil minum teh yang mengepul, dia tampak begitu serius.

"Gaara!"

Gaara menoleh dan tersenyum tipis melihatmu dan juga Shinki, kamu duduk dihadapan sang suami, sebenarnya niatmu ingin supaya Shinki duduk disamping ayahnya akan tetapi Shinki malah duduk disampingmu yang tentu saja membuat Gaara menatapmu dengan pandangan sedih.

"Shinki, kenapa kamu tidak duduk di samping ayahmu?" Tanyamu dengan lembut mencoba untuk tidak menyinggung anakmu.

Shinki menatapmu dengan pandangan datar. "Memangnya aku tidak boleh disamping okaa-san? Selama inikan okaa-san yang ada disampingku," katanya dengan nada yang seakan-akan tidak peduli, dia mengambil buku yang memang dia bawa dari rumah.

Kamu melihat Gaara dengan rasa bersalah dan meminta maaf lewat matamu, Gaara yang melihat hanya mengangguk lalu pandangannya di alihkan ke jendela yang menampilkan pemandangan pasir, ya tentu saja pasir karena kalian masih didaerah Suna, belum memasuki negara api.

Teringat hubungan ayah dan anak yang tidak akur seperti ini membuat hatimu meringis. Seharusnya kamu bisa membuat Shinki sedikit mengerti posisi ayahnya, tapi anak itu jelas sudah membuat benteng antara dia dan ayahnya. Setidaknya kamu harus melakukan sesuatu untuk memperbaiki hubungan mereka.

"Okaa-san tidak sabar untuk tiba ke Konoha, nanti kita ke rumah Okaa-san yang dulu ya, itu rumah peninggalan ojii-san dan obaa-sanmu," katamu mencoba mencairkan suasana yang hening beberapa menit tadi.

Shinki mengalihkan pandangan kearahmu dan mengangguk, walaupun terlihat tidak tertarik akan tetapi kamu bisa melihat sorot mata anakmu yang terlihat penasaran, ya memang tidak diperlihatkan secara langsung.

"Gaara kita di Konoha tiga harikan?" Tanyamu memastikan supaya bisa mengatur jadwal untuk kamu dan juga dua orang didekatmu ini.

"Seminggu"

"Heh?" Kamu mengerjap kaget. "Tapi bukannya tiga hari?"

"Temari memarahiku karena waktunya terlalu singkat, dia menyuruhku untuk di Konoha setidaknya seminggu, dia juga sudah memesan penginapan untuk seminggu penuh," jelas Gaara yang kali ini tidak bisa membantah kakaknya, kamu sedikit meringis melihat Temari yang sepertinya memaksa adik bungsunya untuk liburan, tidak dipungkiri kamu juga berterimakasih, setidaknya Gaara bisa beristirahat untuk sejenak.

"Kalau kau mau kita menginap dirumahmu, aku bisa katakan ke Temari," kata Gaara lagi yang membuatmu berpikir beberapa saat.

"Kita menginap sehari di penginapan, lalu selanjutnya kita menginap di rumahku, apakah tidak apa-apa?" Tanyamu yang langsung dijawab anggukan oleh Gaara.

Kamu langsung tersenyum senang. Akhirnya bisa melihat rumah dan kampung halaman.

"Kalau Shinki apakah tidak keberatan seperti itu?" Kamu menayakan hal yang serupa kepada anakmu yang masih setia dengan bukunya, tapi kamu yakin anakmu pasti mendengar.

"Tidak apa-apa," jawabnya singkat, kamu mengulas senyum dan mengusap rambut anakmu dengan penuh sayang, walau sedingin apapun perilaku anakmu tapi kamu tau bahwa Shinki tetap anak yang butuh perhatian.

Dan setelah itu kamu memutuskan untuk menikmati pemandangan melalui jendela kereta yang saat ini masih berjalan. Tidak lupa kamu menyusun serangkaian kegiatan untuk mendekatkan antara ayah dan anak ini.

Setelah perjalanan yang menyita waktu beberapa jam ini, akhirnya tibalah kalian di pemberhentian statiun desa Konoha, kamu turun diikuti oleh Shinki dan Gaara yang membawa tas masing-masing, tentu saja barang-barangmu sudah kamu letakkan di dalam tas ransel berukuran sedang yang saat ini terpasang dipunggungmu.

"Okaa-san tidak berat?" Tanya Shinki dengan ekspresi datar—lebih tepatnya kelewat lempeng.

"Tenang saja, Okaa-san dulukan juga sering berpergian seperti ini," katamu dengan senyuman lembut, membuat Shinki tidak bicara lagi karena sudah merasa yakin.

"Gaara.. [Yourname]-chan!"

Merasa dipanggil, kamu dan Gaara bersamaan menoleh kearah sumber suara dan mendapati nyonya Nara melambai kearah kalian, lantas tentu saja kalian menghampiri.

"Temari-nee," kamu menyapa dengan 'nee' sebagai tambahan, karena Temari sendiri yang ingin dipanggil 'kakak', mungkin karena kedua adiknya sama sekali tidak memanggilnya seperti itu.

"Akhirnya kalian sampai juga," kata Temari dengan lega, padahal jarak antara Suna dan Konoha tidak begitu jauh tapi melihat reaksi kakak iparmu ini seperti kamu dan Gaara akan nyasar saja.

"Kaa-san terlalu berlebihan, bahkan sudah sampai disini tigapuluh menit lebih awal," kata sebuah suara yang membuatmu tersenyum.

"Mana hormatmu kepada paman dan bibimu Shikadai." Temari menatap galak anak seumuran Shinki yang saat ini menatap takut ibunya.

"Selamat datang, paman dan bibi," kata Shikadai membungkuk sembilan puluh derajat, setelah itu dia melihat kearah Shinki yang masih diam disebelahmu tampak tidak peduli keadaan sekitarnya.

"Selamat datang juga, Shinki," tambahnya lagi yang dijawab anggukan oleh Shinki.

Kamu memutuskan untuk menepuk bahu Shinki, "coba ucapkan halo untuk bibi dan sepupumu," perintahmu dengan lembut, Shinki mengangguk, dan membungkuk.

"Halo bibi Temari, Shikadai"

Temari dan Shikadai tersenyum, walau Shinki tidak sama sekali tersenyum, mereka sudah paham, apalagi Temari.

"Oh iya Gaara, sebelum ke penginapan, kau harus ke gedung Hokage dulu lalu ke kediamanku, dan makan siang disana," kata Temari yang membuatmu tertawa kecil.

"Sepertinya Temari-nee sudah menyiapkan semua ya"

"Tentu saja, kalian adalah tamuku apalagi kau [Yourname]-chan, adik iparku yang sangat baik." Temari merangkulmu lalu kita semua berjalan untuk menuju ke gedung Hokage.

Diperjalanan menuju gedung Hokage, tidak ada yang banyak bicara, kecuali Temari yang sibuk membicarakan tentang perubahan teknologi di Konoha dan tentu saja tentang kenakalan Shikadai yang selalu dibantah oleh sang anak.

Ketika sudah sampai di gedung Hokage, kalian masuk dan tidak lupa disambut hormat oleh pekerja disana, karena ada Gaara yang sedari tadi hanya berjalan dibelakang, sama sekali tidak ikut percakapan dua perempuan didepannya.

Pintu diketuk oleh Temari, setelah terdengar suara dari dalam kamu dan yang lain masuk, terpampanglah suasana yang sangat berantakan.

Shikamaru yang sedang membereskan berkas yang terjatuh dilantai melihat kalian. "Ah, kalian semua"

"Sepertinya kalian sangat sibuk," kata Temari dengan nadanya yang terlihat jengkel, Shikamaru hanya terkekeh, dia memanggil pemuda yang saat ini sedang fokus dengan tumpukan dokumennya.

"Hokage-sama"

Naruto tersadar dan melihat Shikamaru yang memberi kode supaya melihat kearah kita, dengan ekspresi bingung dia baru sadar keberadaan kita.

"Ah.. Gaara, kalian semua, maaf sangat berantakan," kata Naruto dengan cengiran khasnya.

Kamu bisa melihat Gaara tersenyum tipis, memang Gaara sangat menghormati Naruto begitupula sebaliknya.

"Tidak masalah, aku sudah sering melihat ini," katamu sedikit menyindir seseorang yang saat ini menatapmu dengan pandangan seolah-olah tidak terima.

"Ngomong-ngomong." Naruto mulai berbicara setelah sebelumnya berdehem untuk menarik perhatian. "Selamat datang untuk kalian, maaf aku tidak bisa menyambut," katanya lagi.

"Tidak masalah Naruto, aku kesini juga atas paksaan dari seseorang," kata Gaara.

Semua mata tertuju kearah Temari yang saat ini sedang mengalihkan pandangan seolah-olah bukan dia.

"Apakah pembicaraan ini sudah selesai? Aku ingin mengantar [Yourname] ke penginapan." Temari berusaha mengalihkan perhatian.

"Ah tapi Gaara, ada yang aku ingin bicarakan denganmu juga dengan Shikamaru tentu saja." Gaara yang melihat sepertinya ada hal yang penting langsung mengangguk, dan menyuruhmu untuk ke penginapan duluan.

Kamu membawa tas Gaara, walaupun dia sudah menolak akan tetapi sekalian kamu membereskannya ketika sudah di penginapan.

Arah matamu melihat Shinki yang terlihat tidak minat, bahkan dia tidak peduli dengan keadaan sekitarnya, kamu tau kondisi hatinya sedang buruk apalagi saat dia melihat Gaara yang akan berbicara lama dengan Naruto dan Shikamaru.

Dan sepertinya kamu akan sulit untuk mendekatkan mereka berdua.

To be continued

Sepertinya extra part ini aku akan selesaikan dua chap lagi.

Terimakasih sudah membaca

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro