
// MTDP// Bab 32. Kejutan Lagi...???
6 Mei 2018...
Kejutan lagi,
Dan aku merasa seperti di surga...
Melati...
Aku Update Lagi...
Maaf baru update. Semalam ketiduran pas lagi ngetik.😁😁😁
Happy Reading...
Sorry For Typo...
Alex dan Melati berada dalam mobil, yang sekarang bergerak pergi meninggalkan salon.
"Alex..." panggil Melati.
"Hemm..." jawab Alex hanya dengan gumam saja tanpa berniat untuk menoleh.
"Dengan gaun yang aku kenakan ini, aku rasa kita tidak pergi untuk makan malam berdua. Benarkan...? Sekarang Katakan padaku, kita mau pergi ke mana?" tanya Melati ingin tahu.
"Melati Jasmine... Bisakah kau dengan rasa penasaranmu itu, berhenti sebentar saja. Baiklah... Kau benar. Kita tidak akan pergi untuk makan malam berdua, tapi kita akan menghadiri sebuah pesta. Apa jawaban itu cukup untukmu...? Kalau belum cukup, Aku tidak tahu apalagi yang harus aku katakan untuk bisa meyakinkanmu?"
Melati melihat ada keseriusan di mata Alex saat mengucapkan kalimat itu karena itu, ia pun memilih untuk diam dan tidak bertanya apapun lagi. Beberapa menit kemudian, mobil yang ditumpangi oleh Alex dan Melati memasuki area sebuah hotel berbintang 5, yang bertuliskan Richard hotel.
"Apa ini milikmu. Maksudku, hotel ini ya...?" tanya Melati ingin tahu.
"Iya..." jawab Alex singkat. Kemudian ia keluar dari mobil itu, lalu membuka pintu untuk Melati. Ia membantu Melati Untuk keluar dari mobil, setelah itu menggandeng tangan wanita itu dan berjalan beriringan memasuki lobby hotel. Mereka berjalan menuju ke lift, dengan disaksikan beberapa karyawan hotel tersebut, yang menatap mereka penuh minat. Lift terus naik kemudian...
Ting...
Suara dentingan lift, menandakan kalau mereka sudah sampai di lantai tujuan mereka. Alex dan Melati memasuki balliroom dan langsung disambut berpasang-pasang mata yang ada di dalam balliroom itu.
Melati begitu takjub dengan dekorasi pesta itu. Dekorasinya terlihat mewah dan elegant. Bukan cuma itu saja. Para tamu undangan pun sangat banyak. Dalam Hati Melati berpikir kalau pemilik pesta ini pasti sangat kaya, sehingga ia membuat pesta semegah ini. Melati dan Alex pun kemudian berbaur dengan para tamu undangan lain. Beberapa tamu undangan mengucapkan selamat pada Alex dan hal tersebut membuat Melati bertanya-tanya sendiri. Bukan itu saja, ia juga merasa ada yang tidak beres, saat ia melihat keluarga besar Alex, Seven Squad, Queen dan Ariana ada juga di pesta itu.
Kecurigaannya semakin besar, saatnya ia melihat kedua sahabatnya, yaitu Stella dan Damar juga ada di situ. Bukan cuma itu saja, kedua orangtua Stella pun juga hadir, tidak ketinggalan Ray juga. Tidak sampai disitu, kejanggalan lain yang dilihat melati adalah adanya Duta Besar Indonesia untuk Perancis yang ikut hadir juga di pesta itu. Saat Melati berjalan ke arah keluarga Stella, Alex menghentikan langkahnya dengan merangkul pinggang Melati.
"Little mommy... Kau mau ke mana?", "Aku ingin bertemu dengan..."
"Tidak sekarang Little mommy. Kau akan bertemu dengan mereka nanti." potong Alex cepat. Melati pun tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ia menurut, diam dan menunggu Kapan pria itu mengizinkannya untuk bertemu dengan Stella dan keluarganya. Tepat pada saat yang bersamaan, MC acara mulai berbicara.
"Selamat malam tuan-tuan dan nyonya-nyonya... selamat datang di pesta ini. Sepertinya, sekarang adalah saatnya kita tunggu-tunggu. Baiklah kita langsung saja panggil mereka, calon pengantin kita. Sepasang kekasih yang baru tadi sore melakukan acara lamaran, atau lebih tepatnya sang pria yang tadi sore resmi melamar kekasihnya..." Melati langsung menoleh ke arah Alex. Ia bertanya-tanya, Apa yang dilakukan oleh pria itu sekarang. Tapi, tepat pada saat yang bersamaan MC kembali berkata...
"Mari kita sambut pasangan kita malam ini, Tuan Alexander Aldrich Richard dan Nona Melati Kusuma Putri." ucapan itu menggemah di seluruh penjuru Balliroom. Melati trik kaget saat namanya disebut oleh MC itu. Otak Melati berpikir cepat kemudian, dia bener kalau mereka bukannya menghadiri sebuah pesta, tapi mereka sendiri lah pemilik pesta itu. Pantas saja, Damar Stella Ray dan juga kedua orang tua mereka serta keluarga besar Alex, seven Squad Queen dan Ariana, mereka semua ada di sini.
Sepertinya Alex yang mengundang mereka ke sini untuk menghadiri pertunangan malam ini. Dan sialnya lagi, Melati sama sekali tidak tahu tentang ini semua. Mereka semua berkomplot untuk menyembunyikan acara ini darinya. Dan tentu saja, dalangnya adalah Alex sendiri.
Alex menggenggam tangan Melati dan mereka pun akhirnya naik ke atas panggung. Melati ingin bertanya sesuatu, tapi karena Alex sudah menariknya untuk naik ke atas panggung, Ia pun mengurungkan niatnya. Alex mengambil mikrofon dari MC lalu ia pun mulai berbicara.
"Hadirin sekalian.... terima kasih karena kalian sudah menyempatkan waktu berharga kalian untuk datang ke acara pertunangan ku dengan calon istriku." ucap Alex sambil menggandeng tangan Melati.
"Dan sekarang, di hadapan kalian semua untuk kesekian kalinya aku ingin melamar gadis dihadapanku ini, untuk menjadi istriku. Karena itu..." Alex menghentikan kalimatnya, kemudian ia berdiri menghadap Melati, membuat Gadis itu juga mengubah posisi berdirinya yang kini juga menghadap ke arah Alex.
Tanpa diduga sama sekali Alex berlutut. Kemudian ia merogohkan saku celananya dan mengeluarkan kotak bludur yang sempat dilihat melati di Menara Eiffel tadi. Alex sangat bersyukur karena Melati melupakan cincinnya. Cincin yang seharusnya disematkan dijari Manis gadis itu. Tapi karena keasyikan dengan suasana dan juga perasaan yang dirasakannya, Melati melupakan hal itu dan itu membuat Alex sangat senang. Dengan begitu, ia bisa melamar kembali Gadis itu di balliroom ini, di hadapan semua orang dan memakaikan cincin itu di Jari Manis Melati.
Sedangkan Melati sendiri, cukup terkejut saat melihat cincin yang tadi ia lihat di Menara Eiffel itu, sekarang berada di dalam kotak beludr yang saat ini berada di tangan Alex. Kemudian dia mulai mengingat, kalau tadi Alex memang belum menyematkan cincin itu di jari manisnya. Karena itulah cincin itu masih ada di dalam kotak itu.
"Melati Kusuma Putri... Dihadapan semua orang yang hadir disini. Aku ingin bertanya sekali lagi padamu. Maukah kau menikah denganku...?" lamaran kedua Alex yang tak kalah romantis membuat Melati benar-benar tidak tahu harus bereaksi seperti. Tapi satu hal yang harus dilakukannya adalah menjawab 'Ya' pada lamaran Alex.
"Ya aku mau." ucap Melati singkat namun sangat jelas. Bersamaan dengan itu, Alex bangun dari posisinya lalu mengambil cincin yang ada di dalam kotak itu dan menyematkannya ke jari manis Melati. Suara tepuk tangan bergemuruh di dalam balliroom itu. Ada juga suara siulan yang memekank telinga yang dibuat oleh Damar. Seven Squad, Queen, Ariana dan Samantha akhirnya tahu dari siapa Melati belajar untuk bersiul. Siapa lagi kalau bukan Damar yang melatihnya.
Alex dan Melati turun dari panggung dan pada saat yang bersamaan keluarga besar Alex, Seven Squad, Queen dan Ariana menghampiri Alex dan Melati, untuk memberi selamat. satu persatu menyalami mereka berdua. Saat Melati menyalami Louis, Louis memberikan Melati senyuman menawan...
"Selamat untukmu Beautiful Jasmine. Dan selamat datang di keluarga besar kami. Aku ikut senang, akhirnya sepupu bodohku itu menyadari kalau kau itu sangat berharga." ucap Louis sambil mencium kening Melati. Alex yang berada di samping Melati, terlihat berusaha untuk mengontrol emosinya saat melihat adegan itu. "kau tahu Louis, aku ingin sekali mencekik lehermu saat ini juga." Geram Alex marah. Louis tersenyum miring ke arah Alex sebagai jawaban atas perkataan pria itu. Lalu
"Dan satu hal lagi, meskipun sekarang kalian sudah resmi bertunang, aku tetap tidak akan berniat menarik anak buahku, yang berada di Mansionmu Alex."
Dan lagi-lagi Alex harus mengontrol Emosinya, saat Melati dipeluk erat oleh Xander. Pria remaja itu kembali berusaha untuk monopoli Melati. Tapi sebelum itu terjadi, Alex sudah lebih dulu merik tangan Melati dan mereka pun pergi dari situ. Alex menarik Melati berjalan menuju tempat Damar, Stella, Ray dan kedua orang tua mereka juga ikut memberikan selamat pada Melati dan Alex. Melati memeluk ibunya Stella dengan erat menumpahkan kebahagiaan dan menangis di pundak wanita paruh baya.
"tante ikut senang untuk mu nak... Semoga kau selalu bahagia." ucap wanita paruh baya itu pada Melati.
"Terima Kasih Tante... Oh iya, aku sampai lupa. Selamat untuk pertunangan Kak Ray..." balas Melati. Ia kemudian langsung menoleh ke arah Ray dan...
"Kak Ray kenapa p"#8
Tamu undangan yang lain pun ikut memberi selamat pada kedua pasangan itu. Tapi ada satu hal yang tidak terduga terjadi tiba-tiba. seorang gadis masuk ke dalam balliroom itu, berteriak marah ke arah Melati dan menuding gadis itu dengan jarinya.
"Dasar wanita murahan. Pelacur. Hei semuanya... Jangan pernah percaya dengan trik murahan wanita yang satu ini. Apa kalian tau? dia itu pelacur. Pelacur di sebuah rumah bordil. Dia berusaha untuk menggoda Alex agar bisa bersamanya, dan dia berhasil. Dasar wanita pelacur murahan. Seharusnya kau itu tahu diri. kqau itu cuma pelacur bukan wanita baik baik. Kau pikir aku tidak tahu siapa kamu sebenarnya Miranda... Wanita yang dibeli oleh Alex, untuk menjadi pemuas nafsu." Wanita itu terus saja mengatakan kata-kata kasar pada melati sejak ia masuk keruangan itu.
Melati yang mendengar semua kata-kata itu sangat marah. Ia tidak pernah menerima kalau orang lain menghina dan merendahkan dirinya.
Plakk...
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi wanita itu. Melati balik dan memarahi wanita itu dan menudingnya.
"Kau bilang aku ini seorang pelacur. Lalu kau sendiri apa? Wanita penggoda? Kau seharusnya berkaca diri. Kau datang kesini untuk mencoba merayu Tunangan ku dan merusak acara pertunangan kami. Bukankah perbuatanmu ini, lebih rendah dari seorang pelacur...? Lihatlah baju yang kau kenakan itu, kekurangan bahan disana-sini."
Sebelumnya, semua tamu undangan menatap kearah Melati dengan tatapan jijik. Tapi sekarang mereka semua beralih menatap kearah wanita itu dengan tatapan jijik karen mereka baru menyadari kalau wanita itu memang mengenakan baju yang sangat-sangat tidak pantas.
Alex telihat sangat murka melihat wanita itu, datang dan menghina Melati. Sebelumnya ia ingin menghajar wanita itu. Tapi Melati melarangnya karena itu iapun hanya diam. Namun sekarang tidak lagi. Ia menyuruh pengawalnya melalui kode, untuk menyeret gadis itu keluar dari Balliroom. Alex langsung meminta maaf kepada semua tamu undangan atas kekacauan yang terjadi dan meminta mereka untuk tetap tenang menikmati pesta itu. Alex mohon undur diri dari pesta dan mengantar Melati keluar dari tempat itu.
Alex kemudian menelpon supirnya untuk menjemput mereka karena ia akan pulang ke Mansion sekarang juga. Dan disinilah Alex dan Melati sekarang, di dalam mobil yang bergerak menuju Mansion. Tidak ada yang pembicaraan sama sekali. Melati memilih untuk mendiamkan Alex, karena masih merasa kesal dan marah dengan apa yang terjadi padanya. Alex yang mengetahuhi apa yang terjadi pada Melati, memilih untuk membiarkan Gadis itu menenangkan pikirannya dulu. Setelah itu, baru ia mengajak Melati untuk berbicara. Karen keterdiaman mereka, suasana dalam Mobil itu sangat sepi. Melati menoleh ke arah Alex lalu ,
"Apa kau benar-benar mencintaiku..?" tanya Melati tiba-tiba.
"Kenapa kau bertanya seperti itu...? " protes Alex karena Melatu bertanya sesuatu yang jelas-jelas sudah Ia akui. Meskipun begitu, ia memilih untuk menjawabnya juga.
"Tentu saja aku mencintaimu Melati Jasmine.. Jika tidak, untuk apa aku melamarmu menjadi istriku. Bukannya itu berarti. aku serius dengan hubungan kita."
" Maaf ini semua terlalu cepat. Maksudku dengan adanya kekacauan yang dilakukan oleh wanita tadi, aku ingin satu janji darimu."
"Katakan saja apa yang ingin kau dengar, untuk janji yang akan aku ucapkan untukmu. "
"Berjanjilah... Kau tidak akan mengatakan pada siapapun, tentang kehidupanku, sebelum kita bertunangan atau sebelum aku menjadi milikmu, secara sengaja ataupun tidak sengaja, secara
Sadar ataupun tidak sadar."
"Kenapa kau minta aku berjanji seperti itu?"
"Lakukan saja Please..." pinta Melati "Tanpa kau minta pun, aku akan melakukannya. Aku tidak mungkin mengatakan pada orang lain tentang semua itu. Karena itu akan menyakitimu dan aku tidak mau menyakitimu. Baiklah aku berjanji!" janji Alex sungguh-sungguh.
"kali ini aku memegang janjimu, dengan sebuah janjiku."
"Apa maksudmu?" tanya Alex bingung.
"Jika kau sampai melanggar janjimu ini, saat itu juga aku akan pergi membawa Baby Twins Bersamaku dan kau tidak akan pernah bisa menghentikannya, meskipun dengan menggunakan tiga permintaan yang pernah aku berikan padamu."
"Apa...?! itu tidak mungkin."
"Tapi itu janjiku."
"Bagaimana kalau aku tidak sengaja melakukannya. Misalnya, di saat aku mabuk."
"Aku sudah bilang Allex, sengaja atau tidak sengaja, sadar atau tidak sadar." tegas Melati.
Alex bergidik ngeri Bagaimana kalau ia keceplosan dan mengatakan hal itu "Seandainya aku tidak sengaja melakukannya? Apakah kau bersedia memaafkanku?"
"Itu tergantung Bagaimana usahamu untuk membuat ku percaya padamu lagi."
"Tapi ingat. Janjiku tetap janjiku. Aku tetap akan pergi dari hidupmu. Dan tentang kau meminta maaf, kau bisa melakukannya saat aku sudah keluar dari rumahmu. Itu janjiku dan seperti yang kau tahu aku selalu menepati semua janjiku.
Alex menelan ludahnya dengan susah payah. Ia kembali teringat dengan sosok wanita yang tadi tiba-tiba saja datang mengacaukan pesta pertunangan mereka. Seandainya wanita itu tidak datang, Melati pasti tidak akan mengajukan janji seperti itu. Dan sekarang, Alex benar-benar murka tadi sebelum pergi, dia sempat menyuruh anak buahnya membawa wanita itu ke markas. Dan ia akan ke markas, setelah mengantar Melati ke Mansion.
Setelah mengantar Melati sampai di Mansion, Alex langsung pergi ke Markas. Dan disinilah dia, berdiri mengintogasi Wanita yang sudah mengacaukan pesta pertunangannya dengan Melati.
"Sekarang katakan padaku, siapa yang menyurumu.?" tanya Alex mengintimidasi wanita itu. Tapi Wanita itu masih diam. Tidak mau bicara apapun. Alex kesal. Dari tadi, Ia sudah mencoba untuk bersabar menghadapi wanita dihadapanya itu.
Sekarang kesabarannya sudah habis. Ia pun memandang Wanita itu dengan tatapan tajam.
"Karena kau tidak mau bekerja sama,
Maka aku akan melakukan sesuatu, agar kau mau bekerja sama." tegas Alex pada wanita itu. Kemudian,
"Nico... Cari tau siapa keluarganya, dan seret mereka kesini."
Wanita itu gelagapan. Ia ia tidak mau keluarganya terancaman.
"Jangan...!!! Kumohon... Jangan lakukan itu. Aku akan mengatakannya... Aku akan mengatakannya."
"Akhirnya kau mau mengatakannya juga. Seharusnya kau melakukannya dari tadi sehingga aku tidak perlu repot-repot menyuruh orang untuk menyeret keluargamu."
"Aku melakukan semua itu karena perintah seseorang dan orang itu mengancamku karena itulah aku melakukannya. Aku minta maaf karena sudah melakukan semua itu. Tolong maafkan aku Tuan.... "
"Sekarang kau tidak usah khawatir. Setelah kau mengatakan Siapa orang itu, aku berjanji padamu akan membebaskanmu dan juga melindungi kau dan keluargamu. Dan satu lagi, setelah aku tahu siapa orangnya, aku pasti akan langsung menghancurkan Jadi kau tidak perlu takut." Janji Alex.
"Apa yang Tuan katakan itu benar kan....? Tuan akan melindungi ku kan?" ucap wanita itu takut-takut.
"Kau bisa memegang janjiku Nona. Yang terpenting adalah kau mau mengatakan padaku, siapa orang yang menyurumu melakukan hal itu. Jadi sekarang, Katakan padaku Siapa orangnya...?
"Jenny. Jenny Anderson."
"Jenny Anderson...? Putri dari madam Evangelista...?"
"Iya. Dia orangnya. Terima kasih atas kerjasamanya, dan kau boleh pergi. Aku akan menyuruh beberapa anak buahku untuk mengantarmu pergi dari sini dan mereka yang akan melindungimu." tegas Alex langsung keluar dari ruangan itu. Di luar ruangan itu,
"Jenny sialan...!!!" teriak Alex murka.
"Apakah per-ingatan ku dulu itu tidak ada artinya sama sekali, sehingga dia berusaha untuk mengusik kehidupan ku. Kali ini kau tidak akan bisa lolos dariku Jenny. Akan kupastikan kau akan hancur sehancur hancurnya." Alex memasuki ruang kerjanya yang ada di markas dengan kemarahan yang besar. Nico dibelakangnya terlihat ingin mengatakan sesuatu pada Alex. Tapi karena melihat suasana hati Alex yang tengah murka seperti itu, membuat pria itu mengurungkan niatnya. Tapi pada saat yang bersamaan, Alex melihat ada sesuatu yang ingin disampaikan oleh Nico padanya. Karena itu ia pun bertanya...
"Apa ada sesuatu yang ingin kau beritahukan kepadaku...?"
"Aku memang ingin menyampaikannya sesuatu padamu. Tapi keadaanmu yang sedang murka seperti ini, aku pikir..."
"Katakan Saja." potong Alex cepat.
"Kami sudah menemukan markas besar para sindikat perdagangan manusia itu. Dan kami juga mendapatkan informasi, kalau malam ini akan ada kapal yang masuk dengan membawa orang-orang yang akan dijual di sini."
"Kerja bagus. Sekarang panggil Liam dan Demian ke sini." Nico kemudian keluar dari ruang itu. Tapi, beberapa saat kemudian, Ia kembali masuk bersambal Liam dan Demian.
"Untuk kalian berdua, Liam dan Demian, Malam ini aku menugaskan kalian di 2 tempat yang berbeda. Liam, kau akan pergi bersama Nico. Hancurkan rumah bordil milik Madam Evangelista."
"Apa?!
"Aku bilang hancurkan tempat itu, rata dengan tanah. Terserah kalian membakarnya, atau atau pun mengebomnya, aku tidak peduli. Yang aku inginkan adalah besok pagi aku mendengar berita, kalau tempat itu sudah rata dengan tanah. Tapi kalian harus ingat satu hal. Pastikan tidak ada korban jiwa di dalam tempat itu. Apa kalian mengerti...?"
"Kami mengerti Tuan."
"Sekarang pergilah."
Nico dan Liam pun keluar dari ruangan itu. Tapi saat sampai di pintu, Alex menghentikan mereka.
"Tunggu...! Aku melupakan sesuatu. Saat kalian kembali ke markas, bawa juga Jenny kesini." ucap Alex. Ia kemudian menyuruh Nico dan Liam pergi dari situ.
"Dan untukmu Demian, Kau bersamaku, kita pergi ke pelabuhan untuk menangkap orang-orang yang menjadi bagian dalam sindikat perdagangan manusia.
"Baik Tuan."
"Pergilah dan siapkan beberapa anak buah yang ikut bersama. Dan satu hal lagi, kendalikan dirimu, karena kita akan bekerja sama dengan para polisi." Demian langsung menghentikan langkahnya. Terlihat dengan jelas, ia mencoba untuk menahan amarahnya saat Alex menyebutkan kata polisi.
"Aku harap kau mengerti Demian. Untuk kali ini saja. Bekerja samalah dengan Mereka."
"Baik Tuan..." ucap Demian lalu keluar dari ruangan itu.
Demian memiliki pengalaman yang buruk dengan polisi. Karena itu, dia sama sekali tidak suka jika dia harus bekerja sama dengan polisi. Setelah Demian keluar Alex pun menelpon kapten polisi yang menangani kasus perdagangan manusia.
"Selamat malam Kapten Smith... Kami sudah menemukan lokasi dari markas sindikat perdagangan manusia itu. Sekarang bentuk anak buah anda dalam dua kubu. Aku juga akan membentuk anak buah ke dalam dua kubu. Kubu pertama menyerbu markas sindikat perdagangan manusia. Sedangkan kubu kedua, menyelamatkan orang-orang yang akan diperjualbelikan. Dan kebetulan, malam ini kapal yang mengangkut kontainer itu, akan berlabuh di pelabuhan. Karena itu, kita harus pergi ke sana." jelas Alex panjang lebar.
"Baiklah aku mengerti... Terima kasih atas informasinya. Aku akan segera kesana menemuimu."
setelah mematikan teleponnya. Alex keluar dari tempat itu dan menemui Demian.
"Kita akan membagi dua kelompok malam ini. Kelompok pertama akan pergi bersamaku, kita ke pelabuhan. Sedangkan kelompok kedua, pergilah bersama Drmian untuk menyerbu markas besar sindikat perdagangan manusia itu.
"Demian... Sekali lagi aku harus Ingatkan padamu, tahan emosimu."
"Baiklah aku mengerti...!"
"Bagus kalau begitu. Kita berpisah di sini saja." ucap Alex lalu pergi dari situ, Membawa beberapa anak buahnya ikut bersama dengan-nya menuju ke tempat yang sudah ditentukan, sebagai tempat pertemuan mereka. ternyata mereka sampai lebih dulu di sana.
Beberapa saat kemudian, Kapten Ronald Smith beserta anak buahnya sampai di tempat itu, mereka menunggu kira-kira sekitar 3 jam lamanya sampai sebuah kapal barang berlabuh di dermaga Pelabuhan itu. Saat kontainer yang menjadi tujuan mereka dipindahkan dari kapal keatas truk container, Alex melihat orang-orang dari sindikat itu mulai berjaga-jaga dan mempersiapkan jalan untuk truk itu keluar. Dan pada saat yang bersamaan pula, Alex dan anak buahnya serta Kapten Ronald dengan anak buahnya mulai bergerak untuk mendekati truk kontainer itu.
Salah satu polisi melakukan kesalahan sehingga anggota kelompok sindikat itu mengetahui keberadaan mereka, dan kejadian baku tembak pun tidak bisa dihindari. Alex menembak beberapa anggota sindikat tersebut dan melumpuhkan mereka. Dari pihak anggota sindikat juga tidak mau kalah. Beberapa anggota polisi dan anak buah Alex sudah terkenal tembakan. Alex ingin mengakhirinya dengan cepat. Bersama dengan Kapten Ronald, mereka pun membuat siasat untuk melumpuhkan semua anggota dari sindikat tersebut. Berapa saat kemudian, siasat itu berhasil. mereka berhasil melumpuhkan orang-orang dari anggota sindikat itu. Tapi, ada satu orang yang lolos dan orang itu adalah pemimpinnya.
Alex yang mengetahui itu, berlari mengejar orang itu di sepanjang area Pelabuhan. Mereka berlari naik turun speedboat yang berlabuh di Pelabuhan itu, sambil terus melepaskan tembakan. Hingga, ketua dari anggota sindikat tersebut menaiki salah satu speed boat. Alex pun menaiki Yacth miliknya yang memang kebetulan berada di sekitar situ. Ia memiliki speed boat di atas Yacth dan hanya selang beberapa detik saja, sudah mengendarai speed boat itu menyusul pria tadi.
Alex membawa speedboat itu dengan kecepatan penuh, sehingga membuatnya segera menyusul pria tadi, yang berada tidak jauh dari tempatnya. Disisi lain pria itu mengetahuhi kalau dirinya diikuti. Karena itu, ia pun langsung melepasakan tembakan untuk menghalangi Alex menyusulmya.
Tapi Alex dengan sangat lihai menghindari semua tembakan itu.
Alex meraih pistolnya dan mengarahkan tembakan ke arah mesin speed boat dan dengan sekali tembakan, peluru itu meluncur dan tepat mengenai sasaran. Mesin speed boat itu langsung mati. Alex mendekati speed boat sedangkan pria tadi hendak menembakkan pistolnya ke arah Alex. Namun peluru pistol tersebut ternyata sudah habis dan hal itu langsung dimanfaatkan oleh Alex. Ia pun langsung menembak pistolnya tepat di kaki pria itu dan membuatnya langsung terduduk di dalam speedboat.
Alex langsung menarik orang itu dan membawanya kembali ke pelabuhan.
Alex sampai di Markas sekitar pukul 3 dini hari. Saat keluar dari mobilnya, ia mendapati Nico yang sudah berdiri menunggunya.
"Selamat pagi Al..."
"Apa hari ini hari yang bahagiamu."
Niko bingung dengan pertanyaan Alex.
"Apa maksudmu?"
"Biasanya kau memanggilku dengan sebutan Tuan."
"Bukannya kau sendiri yang memintaku untuk memanggilmu Alex atau Al saja." balas Nico.
"Iya itu benar. Tapi selama ini kau tidak melakukannya. Meskipun sekali sekali kamu memang melakukannya." "Kalau begitu, hitunglah ini sebagai 'sekali- kali' itu.
"Sudah lupakan saja. Katakan, Apa kau sudah melakukan apa yang aku katakan?"
"Sudah. Kami menggunakannya dengan bom. Terserah kalian saja, karena aku tidak peduli. Yang penting, bangunan itu rata dengan tanah. Lalu, di mana wanita jalang itu?"
"Di ruangan penyiksaan."
"Itu adalah tempat yang paling cocok untuknya. Aku akan menemuinya sebentar. Setelah itu, jadikan dia sebaga pelacur di markas ini dan aku tidak peduli tentang hal itu. Satu lagi, Jangan pernah membiarkan dia keluar dari tempat ini, Apapun yang terjadi. Kalau dia lolos, maka kau yang akan mendapatkan akibatnya. dan jika ada yang membantu wanita itu keluar dari sini, maka dia akan mati saat itu juga." tegas Alex.
Nico menelan ludah dengan susah payah. Ia kemudian mengangguk tanda mengerti dengan semua peringatan Alex. Setelah itu, ia dan Alex pun pergi ke ruang penyiksaan. Alex memasuki ruangan itu dengan perasaan marah, yang sejak tadi sudah Ia tahan. Ia mendapati wanita itu, Jenny sedang duduk di atas kursi dengan kedua tangannya terikat ke belakang. Wanita itu masih dalam keadaan pingsan, saat ditempatkan di kursi itu.
"Siram dia dengan air." perintah Alex penuh Kemarahan.
Alex menyuruh salah satu anak buahnya untuk mengambil air. Tidak lupa, ia menyuruh anak buahnya itu, menambahkan air itu dengan Es batu. Setelah itu, air itu langsung disiramkan ke atas kepala Jenny dan membangunkan wanita itu.
Jenny terkejut dan langsung bangun dari pingsannya, Saat tubuhnya disiram dengan air dingin. Ia berteriak dan mengumpat memarahi siapa saja yang melakukan hal itu padanya. Tapi saat Ia melihat orang itu. Ia langsung membungkam mulutnya sendiri.
Gugup? Ya itu adalah perasaan yang dirasakan oleh Jenny saat menatap netra hijau milik Alex yang menatapnya dengan penuh amarah dan intimidasi.
"Aku pernah memberi peringatan padamu, melalui ibumu, kalau kau atau siapa pun itu, tidak boleh Mengusik hidup Melati. Tapi kau melakukannya. Kau seharusnya tidak melakukan hal itu. Kau membuat gadisku bersedih dan aku tidak suka dengan hal itu. Dan akibat dari perbuatanmu itu, kau kehilangan segalanya. Ibumu, yah... Meskipun ia belum meninggal, rumah bordil itu dan juga para pelacur yang menghasilkan uang untukmu dan ibumu. Aku senang. Kau tahu kenapa aku senang, akhirnya aku memiliki alasan untuk menghancurkan tempat, yang sudah membuat gadis ku menderita selama ini. Meskipun, Ia hanya berada di tempat itu sebentar saja. Tapi aku tahu dia sangat menderita saat berada di tempat itu. Dan mulai sekarang, kau akan berada di sini dan menjadi pelacur di sini tanpa bayaran apapun. Kau tidak akan pernah keluar dari tempat ini, apapun yang terjadi." jelas Alex panjang lebar.
"Kau...! Kau yang menghancurkan rumah bordil itu?!"
"Ya...! Tentu saja perempuan bodoh. kau seharusnya memikirkan akibatnya, karena berani mengusik ketenangan gadisku. Dan ini adalah hukumanmu. Menjadi pelacur di tempat ini. Mulai sekarang, kamu akan merasakan apa yang dulu pernah dirasakan oleh Melati saat tersiksa di rumah bordil itu. Dan aku sangat bersyukur karena sudah berhasil menghancurkannya. Dengan begitu, tidak akan ada lagi gadis baik-baik seperti mati menjadi korban dari tempat itu."
"Dasar pria sialan...!!! Kau tidak bisa lakukan ini padaku Alex."
"Aku bisa...!!! Karena aku adalah Devil Prince. Kau tahu kan julukan itu. Dan inilah sisi iblisku. Selamat malam dan srlamat menikmati status barumu itu, pelacur murahan." tutup Alex langsung melangkah pergi dari ruangan itu tanpa menoleh sedikitpun.
"Dasar Bajingan kau Alex...!!! Aku akan membalasmu. Ingat ini baik-baik, suatu hari nanti, aku akan membalasmu. Aku bersumpah akan melakukannya." Teriak Jenny marah.
Alex yang hendak keluar, menghentikan langkahnya saat sampai di pintu.
"Aku akan lihat apa kau bisa melakukannya, saat kau sendiri terkurung di tempat ini." ucap Alex sambil melangkah keluar dari pintu.
Umpatan kasar dari mulut Jenny tidak pernah dihiraukan sama sekali oleh Alex. Yang ia butuhkan sekarang adalah kembali ke Mansion dan bertemu dengan tunangan. Iya tunangannya. Memikirkan itu, Alex seakan tidak percaya, ia akhirnya resmi melamar wanita yang sangat dicintainya itu.
Tepat jam 5 pagi, Alex memasuki kamar bayi dan menemukan Melati sedang tetidur lelap di atas ranjang. Sepertinya Melati sangat lelah, karena gadis itu tertidur pulas dengan dengkuran halus dan teratur. Alex sedikit merasa kasihan dengan tunangannya itu, karena seharian kemarin mereka lebih banyak menghabiskan waktu dengan berjalan kaki, saat melakukan kencan mereka.
Bukan cuma itu saja, setelah acara kencan itu, mereka juga menghadiri acara pertunangan mereka dan lagi-lagi itu membuat ia harus berdiri cukup lama. Apalagi dengan kejadian terakhir sebelum mereka pergi dari pesta itu. Dia pasti sangat kelelahan pikir Alex kemudian. Alex sendiri juga merasa sangat kelelahan. Karena itu ia melepaskan sepatu, baju dan juga celananya dan menyisahkan hanya boxser saja, lalu bergerak naik ke atas ranjang untuk tidur. Alex menarik tubuh melati ke dalam pelukannya dan Ia pun ikut terlelap ke alam mimpi.
Pukul 10.00 pagi, Melati lebih dulu bangun. Ia merasakan ada sebuah tangan yang memeluknya posesif di pinggangnya. Matanya langsung terbuka lebar dan saat itulah ia menemukan wajah Alex tepat dihadapannya. Sejujurnya Melati sangat merindukan posisi yang mereka lakukan saat ini karena itu mengingatkan iya akan kenangan yang terjadi pada mereka, saat berada di Moskow. Ia pun tersenyum sendiri mengingat hal itu.
Melati bergerak mendekati wajah Alex, lalu kemudian,
Cup...
Melati mengecup singkat bibir Alex. Tidak ada respon dari pria itu. kemudian,
Cup...
Cup...
Ia mengecup lagi di kedua mata Akex . Kembali Melati tidak mendapatkan respon balik dari Alex. dan,
Cup...
kali ini giliran kening Alex yang mendapat kecupan dari bibir Melati. Dan lagi-lagi Alex tidak merespon. Lalu,
"Aku mencintaimu." ucap Melati sambil tersenyum bahagia.
"Aku juga mencintaimu." balas Alex, dan hal itu langsung membuat Melati terkejut.
Melati menjauhkan wajahnya, dari wajah Alex. Dan menatap pria itu, yang kini menatapnya dengan netra hijau yang menggoda.
"Sejak kapankah kau bangun?"
"Sejak kau senyum senyum sendiri seperti orang gila."
"Hei aku tidak gila." protes Melati kesal.
"Tapi itulah yang terjadi. Jika orang lain melihatmu tersenyum seperti tadi, mereka juga akan berpikir seperti apa yang aku katakan tadi. Tapi, sebenarnya apa yang kau pikirkan sehingga kau tersenyum sendiri seperti itu?" Alex penasaran.
"Tadi aku memikirkan posisi kita yang seperti ini."
"Maksudmu? aku tidak mengerti.Posisi seperti ini? Bukankah kita selalu terbangun dengan posisi seperti ini?"
"Ya kau benar. Tapi posisi seperti ini, membuatku teringat saat kita berada di Moskow. Setelah acara kencan seharian kita, lalu malamnya..." Melati kemudian menghentikan kata-katanya, saat menyadari apa yang ia katakan itu. Pipinya langsung merona merah. Dengan cepat, ia membalikkan badannya lalu turun dari ranjang. Tapi sial baginya. Karena terburu-buru, tubuhnya jadi tidak seimbang dan ia pun langsung terjatuh kembali ke atas ranjang. Hal itu langsung dimanfaatkan oleh Alex. Ia menarik Melati ke dalam pelukannya lalu mendekapnya erat.
"Tidurlah bersamaku sebentar lagi." "Aku ingin melihat baby twins, Alex."
"Bibi Elina dan juga Gwen sudah mengurus mereka berdua. Jadi, kau tidak perlu merasa khawatir lagi." Alex malah mempererat pelukannya pafa tubuh gadis itu.
"Aku belum memberikan kecupan Selamat pagi pada mereka berdua." "Kau bisa memberikan kecupan Selamat pagi itu padaku."
"Dasar mesum...!!!" sungut Melati kesal. Meskipun begitu, ia tetap saja merasakan kalau pipinya merona.
"Bukankah barusan tadi Aku sudah melakukannya. Tiga kali pula." lanjunya kemudian.
"Jadi kau mengakui, kalau diam-diam Kau menciumku tanpa sepengetahuanku."
"Aku cuma..." Itu saja kata yang sanggup diucapkan oleh Melati. Ia benar-benar merasa malu dengan apa yang baru saja ia lakukan beberapa menit lalu.
"Aku rasa... Aku harus mandi."
"Tetaplah seperti ini, sebentar saja. 10 menit saja."
"Tidak 5 menit." Melati menawar.
"7 menit." Alex ikut menawar.
"3 menit. Kalau kau protes lagi, aku akan memperpendek nya menjadi 1 menit."
"Oke baiklah... 3 menit."
Melati pun membenarkan posisinya, di dalam pelukan Alex.
"3 menit kemudian, waktumu sudah selesai. Jika kau tidak membiarkanku Turun Dari Ranjang ini, Maka jangan salahkan aku jika aku akan mengganggu tidurmu. Setelah mengatakan hal itu Melati pun mengeluarkan jurus andalannya untuk mengganggu Alex, yaitu siulan yang memekak telinga. Alex terkejut dan bersamaan dengan itu, Ia langsung mendorong Melati menjauh darinya. Kemudian ia berdiri dari ranjang.
"Astaga Melati Bisakah kau tidak melakukan hal itu padaku. Kau membuat kupingku menjadi tuli pagi-pagi itu adalah akibat karena kau tidak mau menuruti perkataanku. Dan ya... Ini bukan lagi pagi-pagi. Melainkan pagi menjelang siang. Ayo bangun. Kita melewatkan sarapan pagi kita."
"Jam 10.00 itu, masih pagi dan kita bisa sarapan."
"Iya kau benar. Jam 10.00 itu masih pagi. Tapi, batas Waktu untuk sarapan pagi itu, maksimal jam 09.00 pagi. Jadi Ayo bangun."
"Aku tidak mau. Aku Masih mau menikmati kasur empuk ku disini."
"terserah kau sajalah. Aku tidak peduli. Sekarang aku mau mandi." ucap Melati sambil berlalu menuju pintu keluar.
"Tunggu aku Little mommy... Aku juga mau ikut. Kita mandi bersama ya." Alex turun dari ranjang lalu berlari mengikuti Melati. Saat Melati hendak memasuki kamarnya, Alex menangkapnya. Lalu, dengan sekali gerakan, ia menggendong Melati ala bridal style
"Alex...!!! Kau benar-benar menyebalkan. Apa kau ingin Membunuhku."
"Tidak Little Mommy.... Aku tidak ingin membunuhmu. Tapi aku hanya ingin membahagiakanmu. Apa itu tidak boleh...?"
"Tapi, bukan begini caranya. Kau tahu, kita jadi pusat perhatian. Lihatlah..." protes Melati. beberapa pelayan yang ada di situ memang sedang melihat ke arah mereka.
"Apa peduliku... Kau adalah tunanganku dan kau adalah ibu dari anak-anakku. Jadi aku rasa, tidak masalah jika aku melakukan ini."
"Al... Turunkan aku. Sekarang." bukannya menurunkan Melati, Alex malah mempererat gendongannya. dan apa yang dilakukan oleh Alex itu membuat Melati merona malu, karena diperhatikan oleh para pelayan. Karena itu, ia pun menyusupkan wajahnya ke dada bidang milik Alex. Alex membawa Melati langsung masuk ke kamar mandi dan mereka pun mandi bersama.
TBC...
Jangan Lupa Vote And Comment Ya...
Thank's For Reading...
See U The Next....
8 Mei 2018....
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro