Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

5

Pertarungan terhenti. Pandangan teralihkan pada sosok yang mendobrak pintu ruangan itu.

"Siapa yang memanggil polisi ke sini?!"

"Tentu saja aku," ucap Hikari yang tiba-tiba muncul dari balik pintu.

"Hikari!"

"Aku tidak ingin korban yang jatuh lebih banyak lagi. Karena itu aku memanggil polisi kemari."

"Tuan Araki, anda ditahan!" ucap dua polisi wanita sambil membawa tembakan ke arah Araki.

"Yang benar saja. Kalian tidak akan bisa menahanku."

DOR! DOR!

Araki menembak dua polisi itu dan berlari. Tentunya ia akan kabur.

"Ah aku hampir lupa sesuatu! Asuke kau harus menerima hal yang sama denganku!" ucap Araki sambil menyeringai.

DOR!

Araki menembakkan pelurunya ke arah Asia yang sedang melihat Hikari dengan para polisi wanita. Araki menembaknya dari sisi belakang Asia.

"Asia tidak!" teriak Gero kepada Asia.

Asia tersadar akan bahaya yang mengancamnya karena teriakan Gero. Asia tidak dapat menghindar lagi.

"Asia minggir!"

CPRAT!

Tanpa diduga, Asuke memeluk Asia dan melindunginya. Peluru itu mengenai kepala Asuke dan menyebabkan darahnya mengalir. Asia terkejut dengan apa yang dilakukan kakaknya.

"Kejar Araki!"

Para polisi berlari bersama Hikari untuk mengejar Araki yang keluar dari ruangan. Di ruangan itu sekarang hanya ada Asia, Asuke, Neru, dan Gero.

"Ka-kakak?"

"A-aku senang bisa melindungimu."

"Tapi kenapa Kak?!"

"A-aku tidak akan membiarkan adik kecilku mati di hadapanku. Kita baru saja ber-bertemu kemarin. A-aku senang melihat adikku sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik."

"Kakak..."

Air mata Asia mulai mengalir. Ia memeluk kakaknya erat-erat.

"A-ah, aku hampir lupa. Selamat ulang tahun adikku, ja-jangan lupa untuk membanggakan Ayah dan Ibu. Wu-wujudkanlah mimpimu dan ja-jangan sepertiku. Se-selamat tinggal dan maaf ki-kita harus berpisah lagi."

"Kakak! Kau tidak boleh pergi!"

Asuke menutup matanya sambil tersenyum dengan mulutnya yang berdarah. Asia menangis sejadinya saat kakaknya pergi untuk selamanya tepat di pelukannya.

"Kau beruntung Asuke. K-kau bisa melindungi adikmu!" ucap Gero sambil menangis dengan penyesalan.

"Selamat jalan Asuke. Semua jasamu akan kukenang."

***

Hari yang mendung. Hari ini adalah pemakaman dari Praverius, Izuna, Ei, dan tentunya Asuke. Mereka dimakamkan dalam tempat pemakaman yang sama.

Para pelayat mengiringi jalannya pemakaman. Asia sudah menangis melihat jasad kakaknya dimakamkan. Orang tua Asia juga ikut menangis melihatnya. Ada juga Gero yang menahan air matanya.

Keempat jenazah sudah dikuburkan. Hujan mulai turun membuat para pelayat berhamburan. Tapi, tidak dengan Asia, Gero, dan Neru. Mereka tidak peduli dengan hujan yang turun dan tetap berada di makam.

"Asia! Ayo pulang! Nanti kamu bisa sakit!" teriak Ibu Asia.

"Tidak! Aku masih ingin di sini!"

Tiba-tiba Asia tidak kehujanan. Ia dipayungi oleh Hikari.

"Jika kau masih ingin di sini, aku, Neru, dan Gero akan menemanimu," ucap Hikari.

"Terima kasih Om," ucap Asia kepada Hikari.

"Kakak, aku senang kita dapat bertemu lagi walau dalam waktu yang singkat. Aku berjanji kepadamu, aku akan membanggakan Ayah dan Ibu. Aku akan meraih mimpiku."

"Kak, aku masih tidak mengerti apa tujuanmu menjadi mafia. Mungkin suatu hari nanti aku akan mengerti."

"Walau kau mafia, kau tetaplah kakak terbaikku. Selamat tinggal. Aku akan sering mengunjungimu."

Asia mengelus batu nisan kakaknya. Bangkit dari posisinya dan mulai beranjak pergi.

"Ayo kita pergi."

"Baiklah."

Asia dan lainnya pergi meninggalkan makam dengan langkah yang masih lemas. Seakan mereka enggan meninggalkan makam.

"Kalian bertiga, bolehkah aku bertanya sesuatu?" tanya Asia sambil berjalan.

"Tentu Asia, tanyakan saja."

"Mengapa kakakku mau menjadi mafia? Itu satu-satunya yang membuatku tidak mengerti."

"Itu karena ia sosok yang hebat," jawab Gero.

"Hmm?"

"Sebenarnya dalam organisasi kami ada tiga pemimpin. Aku, Gerorin, dan Asuke. Sebagai formalitas, kakakmu rela menjadi pemimpin yang dikenal, sementara aku dan Gerorin tetap menjadi pemimpin yang hanya diketahui di dalam organisasi. Kami bertiga mendirikan organisasi mafia sebenarnya untuk hal yang baik, walau kami sadar cara kami salah," jelas Neru panjang lebar.

"Kami tidak membunuh sembarang orang. Kami juga bukan pembunuh bayaran. Kami ini hanya memberantas orang yang membahayakan negara, seperti pengusaha yang melakukan eksploitasi sumber daya alam, koruptor, dan lainnya," sambung Gero.

Asia terdiam. Rupanya mafia tidak seburuk yang ia bayangkan.

"Lalu kalian akan melakukan apa setelah ini?" tanya Asia tiba-tiba.

"Melanjutkan kuliah," jawab Hikari.

"Mungkin melanjutkan pekerjaan di Jepang," jawab Gero.

"Rahasia, tapi aku akan berhenti menjadi mafia," jawab Faneru.

"Asia sendiri?"

"Ya, mungkin aku akan mewujudkan mimpiku."

THE END

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro