Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Prolog

Beberapa kali Medina mendapatkan tawaran ibadah umroh dari sepupunya. Tapi hatinya masih saja tak terketuk untuk pergi kesana. Entah, terkadang Medina merasa masih sangat belum siap untuk pergi ibadah ke tanah suci. Dirinya merasa sangat disibukkan dunia pekerjaan yang membuatnya tak siap untuk pergi ke rumah Allah.

Hatiku masih buruk, untuk pergi kesana sepertinya aku belum siap! Batinnya mengaung ketika sepupunya memberi tawaran itu.

"Medina," panggil Sera, sepupu yang kerap menawarinya untuk pergi ibadah umroh. Kebetulan, suami Sera pemilik agen travel umroh dan haji. Medina diberi kesempatan Sera untuk pergi ke tanah suci secara gratis, tapi dia terus menolak tawaran itu dengan dalih belum siap.

Medina yang tampak buru-buru sontak menoleh ke arah Sera ketika Sera memanggilnya, "Hm? Ada apa?" tanyanya pelan.

"Ada tawaran umroh gratis. Kamu beneran nggak mau ikut untuk kali ini?" seru Sera yang mencoba untuk berkali-kali menawari Medina lagi.

"Nggak," jawab Medina spontan sembari menggeleng.

Helaan napas keluar dari bibir Sera. Biasanya ketika Sera menawari temannya umroh gratis, temannya tak akan menolak sedikitpun, sangat bertolak belakang dengan Medina yang terus-terusan menolak. Ada apa dengan hati perempuan itu sampai enggan berkunjung di rumah Tuhannya sendiri?

"Lumayan, masa nggak mau sih?" tawar Sera lagi.

Medina tetap bersikukuh menggeleng. Dia tersenyum ke arah sepupunya dan tetap menolak secara halus, "Nggak bisa, Ser! Aku bulan-bulan ini nggak bisa. Aku udah ada janji masalahnya. Kapan-kapan aja deh! Lagian, hatiku juga masih buruk, malu ah kalau ibadah disana aku masih suka dengki sama orang. Ibadah di rumah aja. Sama-sama ibadah kan? Lagian aku juga nggak berhijab, malu aja kesana!" alasannya yang dituturkan ke arah Sera.

Sera hanya tersenyum saat menanggapi kalimat dari Medina. Dia tak bisa memaksa hanya bisa menawarkan saja, "Tinggal berangkat aja, sama ngurus vaksin. Semuanya aku yang urus. Akhir bulan berangkatnya, jadi masih ada waktu buat persiapan," Sera berusaha menawarinya untuk terakhir kali.

"Nggak dulu, Ser!" ungkapnya pada Sera.

"Ya udah. Emang sekarang kamu mau kemana, Din? Tumben pagi-pagi udah dandan rapi?" tanya Sera pada Medina. Sera tampak mengabsen tampilan Medina dari ujung rambut sampai ujung kaki. Heran dengan sepupunya yang pagi-pagi buta danda rapi tak seperti biasanya yang terkadang masih bergulat dengan selimut tebalnya di kamar.

"Mau ketemu Safira. Udah ada janji," jawab Medina sebelum ia meninggalkan  Sera.

Medina terlihat berjalan keluar rumah menuju ke arah mobilnya. Ada janji temu dengan sahabatnya. Dia berniat ke rumah sahabatnya. Saat Medina ingin mengemudikan mobilnya, sebuah pesan singkat mencuat dari notifikasi ponselnya. Sontak saja Medina membuka pesan itu.

Rey
Iya Sayang bentar lagi sampai rumah kamu, sabar dulu ya? Aku masih beli bunga buat kamu. Sabar ya, Ra?"

"Maksudnya? Ra siapa? Bunga apa?" gumam Medina seraya dahinya berkerut saat membaca pesan dari kekasihnya.

Sungguh, Medina pagi ini tak ada janji dengan kekasihnya sama sekali. Bahkan, dia juga tak memesan setangkai bunga apapun pada kekasihnya. Lantas, apa maksud dari pesan itu? Apa kekasihnya salah kirim? Jika benar salah kirim, siapa yang dimaksud kekasihnya? Atau ....

💖💖💖

Jeng jeng jeng wkwkwk prolog dulu ya gengssss habis ini part satuuu aku update .... Ayokkk ikuti tiapp hariii buat healing wkwkwkw sambil nunggu Mas Aidan update.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro