Medical Robin Hood - 31
Entah mengapa malam ini Lisa memilih untuk mengikuti instingnya untuk datang bersama Sehun ke acara ulang tahun Jisoo. Meski tidak begitu mengenal Jisoo, ia ingin sekali datang. Buket bunga yang sama persis dengan miliknya lah yang menjadi pemicu rasa penasaran Lisa yang begitu besar terhadap wanita cantik itu.
Sehun menjemputnya dengan setelan jas dan kemeja putih, ulang tahun Jisoo bertemakan warna itu. Lisa pun tak menolak saat Sehun mengajak dan menawarkannya untuk pergi ke butik dan juga salon untuk berdandan, selain demi menjawab rasa penasarannya yang sudah menggunung, ia juga tidak ingin Sehun terlihat buruk karena membawa seekor itik buruk rupa sepertinya, sedikit sentuhan make up tentunya akan membuat keadaan jauh lebih berbeda. Benar saja, setelah selesai make up dan ganti baju, Lisa seolah melihat sosok lain di dalam dirinya.
"Wow," ucap Sehun takjub saat melihat Lisa yang baru keluar dari ruang ganti.
"Gue nggak pantes ya dandan begini?" tanya Lisa salah tingkah.
Sehun menggeleng. "Enggak kok, cocok, makin cantik," pujinya terang-terangan, sementara Lisa hanya tersipu malu karena sanjungan frontal Sehun. "Yuk berangkat sekarang?" ajak Sehun kemudian.
Saat acara dimulai, MC mengatakan kekasih Jisoo telah menyiapkan sebuah kejutan spesial yang membuat para tamu undangan menjadi riuh dan berspekulasi tentang kejutan tersebut. Perasaan Lisa semakin tak karuan saat sang MC memanggil kekasih Jisoo ke atas panggung. Waktu berjalan seolah sangat lambat, hatinya tidak merasa tenang.
Mendadak ruangan menjadi gelap, dan ada sebuah lampu sorot yang menyoroti para tamu undangan dengan acak sebelum terfokus pada satu titik. Di sana ada sesosok pria sedang berjalan naik ke atas panggung dan kemudian berlutut di depan Jisoo, kemudian ia memberikan buket bunga yang di atasnya terdapat sebuah kotak cincin.
Kecurigaan Lisa nyatanya salah besar. Laki-laki yang naik ke atas panggung dan melamar Jisoo barusan bukanlah Taehyung, kekasihnya. Ia kini merasa bersalah sekarang karena telah berpikir aneh-aneh tentang Taehyung.
"Lo kenapa?" tegur Sehun yang menyadarkan Lisa dari lamunan.
"Nggak apa-apa," kilah Lisa. "Kapan kita pulang Hun? Keburu shift malam mulai."
Menyadari kegelisahan Lisa, Sehun pun mencoba menenangkan. "Sebentar lagi," jawabnya pelan.
Kemudian MC memanggil anggota keluarga Jisoo untuk naik ke atas panggung dan berfoto bersama, saat itulah Lisa melihat Taehyung menggandeng seorang perempuan naik ke atas panggung, sesekali tangannya merangkul pinggang perempuan itu dan juga memeluk Jisoo serta mengucapkan selamat. Bola mata Lisa melebar, pupilnya membesar, melihat bagaimana sikap Taehyung pada perempuan di sebelahnya membuat hatinya berdenyut nyeri.
"Hun?" cicit Lisa pelan sembari meremas kemeja yang dikenakan Sehun. Perasaannya mengatakan bahwa Sehun mengetahui sesuatu soal ini.
"Perempuan di samping Jisoo namanya Jennie, adiknya," jelas Sehun. "Dan juga ..."
"Dan juga?" ulang Lisa, suaranya seperti tercekat saat ini.
"Pacar Taehyung, tunangan lo."
Air mata Lisa menggenang, padahal ia sudah menduga hal ini sebelumnya, namun mengapa rasanya tetap sesakit ini? Mungkin ini juga lah yang mendasari keraguannya terhadap pernikahannya Taehyung.
Lisa merasakan tangannya digenggam oleh Sehun, "He doesn't deserve you, Prapinya."
Lisa terdiam, mencoba menenangkan diri. Ingin rasanya ia beranjak ke atas panggung dan mempermalukan Taehyung di depan semua tamu undangan, namun ia mengurungkan niatnya. Ia tidak perlu merendahkan dirinya untuk terlihat menyedihkan oleh semua orang karena telah diselingkuhi. Ia akan mencari cara lain untuk membalas Taehyung nanti.
"Lo udah tau semua tentang ini makanya lo ajak gue ke sini kan?" tanya Lisa sambil mengusap ujung matanya, menghilangkan jejak air mata yang sempat menggenang di sana.
Sehun menelan ludah gugup, sungguh ia tidak ingin berbohong pada Lisa, namun ia juga takut akan reaksi Lisa. "Iya, itu salah satu alasan gue ajak lo ke sini." Pada akhirnya Sehun memilih untuk jujur.
"Thank you, gue sangat menghargai itu," jawab Lisa.
Respon Lisa sungguh di luar dugaan Sehun, ia cukup terkejut mengapa gadis itu berubah menjadi lembut saat ini. Tidak ada kalimat sarkas atau pun makian yang keluar dari bibirnya.
"Bisa kita pulang sekarang?" pinta Lisa kemudian. Sehun lantas mengangguk, mengiyakan permintaannya.
Di mobil Lisa terlihat murung, tidak banyak kata yang keluar dari bibirnya, namun Sehun yakin hatinya sedang terluka saat ini, Lisa hanya tak ingin menunjukkannya saja. Sehun pun memilih menepikan mobilnya di pinggir jalan yang cukup sepi, hanya sedikit kendaraan yang berlalu lalang. "Mau bolos?" ajaknya kemudian.
Lisa menggeleng, dari semua hal kenapa harus bolos kerja yang Sehun tawarkan di saat seperti ini?
"Pasien kalau liat muka lo yang kayak sekarang pasti kabur loh Lis, serem sumpah!" ledek Sehun.
Kesal karena Sehun malah menggodanya akhirnya Lisa pun meluapkan kekesalannya dengan memukul bahu Sehun berkali-kali. "Lo tuh ngeselin banget sih!" Tanpa sadar air mata yang sejak tadi ia tahan tumpah ruah, Lisa mulai mengeluarkan isak tangisnya.
Sehun paham ini hanya bentuk pelampiasan Lisa yang tak bisa ia ungkapkan. Ia lalu menahan tangan Lisa yang memukuli bahunya kemudian menatapnya dengan lembut. "Luapin semuanya, lo berhak marah setelah mengalami pengkhianatan, Lisa."
Isak tangis Lisa semakin parah, hingga nafasnya tersengal. Sehun yang melihat itu memeluk Lisa dan mengusap punggungnya, mencoba menenangkan. "It's okay, lebih baik lo tau itu sekarang sebelum kalian melangkah terlalu jauh."
"Kalau lo butuh seseorang untuk berkeluh kesah, gue ada di sini Lis, selalu siap mendengarkan semua keresahan yang lo rasain."
***
Sehun mengorbankan dirinya malam ini untuk menjaga ruang IGD sendirian, dan memberikan Lisa waktu untuk menenangkan diri. Lisa menolak untuk membolos, dan Sehun tidak menginginkannya menjadi bahan gosip para perawat yang mengingat kondisi Lisa yang kurang baik malam ini. Jalan keluar yang terpikirkan olehnya adalah dengan membiarkan Lisa beristirahat di ruang dokter semalaman dan membiarkan ia menjaga IGD sepenuhnya malam ini.
Tengah malam Sehun pun pergi ke ruang dokter untuk memastikan kondisi Lisa, dan ia menemukan Lisa sedang termenung di lorong, menatap langit malam dengan tatapan kosong.
"Laper ya makanya nggak bisa tidur?" tanya Sehun sebagai ganti sapaan.
"Nggak ada orang patah hati yang masih mikirin makanan Hun," balas Lisa.
"Udah menghubungi orang yang bersangkutan dan mengakhiri semuanya?"
"Segera, ada beberapa anggota keluarga yang harus dijelaskan duduk perkaranya," balas Lisa.
"Oh, kirain masih mengharapkan dia setelah semua yang terjadi. Orang seperti itu nggak layak untuk diperjuangkan."
Lisa tersenyum miring. "Lantas yang layak yang seperti apa?"
"Seseorang yang nggak akan mengecewakan dan menjaga kepercayaan kamu."
Lisa sontak menoleh, untuk pertama kali Sehun menggunakan kata ganti kamu padanya, biasanya gue elo. "Lo aneh,"
"Nggak aneh, dasar nggak peka. Yuk makan, nggak baik mengabaikan kesehatan karena patah hati."
***
Sepulang kerja, Lisa mengurung diri di kamar. Ponsel miliknya ia genggam sejak setengah jam yang lalu dengan nomor kontak Taehyung yang tertera di layar. Namun ia belum juga menekan tombol untuk menghubunginya.
Setelah bergulat dengan kegundahan hati yang panjang akhirnya Lisa mengirimkan pesan pada Taehyung untuk mengajaknya bertemu. Taehyung sempat menolak dan beralasan ia sedang sibuk. Namun Lisa memaksa dan berkata bahwa ada hal penting yang harus ia bicarakan. Taehyung akhirnya mengalah dan memilih untuk menjemput Lisa saat jam makan siang.
"Kita mau makan apa?" tanya Taehyung.
"Aku mau makan di Etolite restoran." Lisa menyebutkan nama restoran milik Jisoo.
"Nggak mau di tempat lain aja?" tawar Taehyung.
"Kayaknya kamu selalu nolak setiap aku ajak ke sana, kenapa?" tanya Lisa to the point.
"Menunya nggak enak di sana, cari tempat lain yuk."
Lisa kemudian tertawa sinis, membuat kedua alis Taehyung bertaut keheranan.
"Apa sih yang kamu takutkan di sana? Kakak dari pacarmu tahu kamu jalan sama perempuan lain yang berstatus sebagai tunangan kamu?"
Taehyung menghentikan mobilnya secara mendadak, membuat beberapa kendaraan lain di belakangnya membunyikan klakson dengan kencang. Taehyung terlihat kalang kabut dan gugup, ia pun akhirnya meminggirkan mobilnya ke tepi jalan.
"Apa maksud kamu Lis?" tanya Taehyung seolah tak mengerti.
Lisa menoleh ke arah Taehyung dengan tatapan sinis. "Kamu mau berpura-pura sampai kapan?"
"Hey, hey, aku nggak ngerti kamu ngomong apa, kamu pasti salah paham!" tutur Taehyung menegaskan.
"Salah paham? Aku lihat dengan mata kepalaku sendiri!"
"Kapan? Di mana? Itu nggak seperti yang kamu bayangin Lis."
"Pesta ulang tahun pemilik Etolite restoran kemarin, aku ada di sana." Aku Lisa pada akhirnya. Taehyung mendadak bisu, ia menatap Lisa dengan tak percaya. "Kamu kira aku bisa dengan mudah kamu bohongin kan?" lanjut Lisa kemudian. "Tapi maaf, dugaan kamu salah besar."
Taehyung tetap membisu.
"Apa yang kamu cari dari aku selama ini?"
"Apa maksud kamu Lis? Aku bener-bener nggak ngerti!"
"Perempuan itu jelas jauh lebih cantik, sukses, mempunyai status sosial yang jauh lebih tinggi dari aku, kenapa kamu masih mempertahankan hal jelas-jelas tidak ingin kamu pertahankan?!" teriak Lisa meledakkan tumpukkan emosinya.
"Kita akhiri semuanya," putus Lisa pada akhirnya. "Tolong kamu jelaskan sama keluarga kita, terutama Bibi Jingga soal perselingkuhanmu itu."
"Lis, tolong jangan kayak gini. Kita bisa selesaikan ini baik-baik."
Lisa berdecih pelan. "Wah, jadi menurut kamu ini bukan baik-baik? Aku bisa aja langsung samperin kamu di acara kemarin, lalu mempermalukan kamu dan keluarga selingkuhanmu di depan umum!"
"Lis, aku memang salah karena udah main api di belakang kamu, tapi ini semua juga karena kamu yang terlalu fokus sama karir kamu dan semakin sibuk di rumah sakit akhir-akhir ini! Dan juga karena semua berita gossip tentang kamu dan laki-laki kaya raya itu!" timpal Taehyung
"Jadi kamu nyalahin aku yang fokus sama karirku? Luar Biasa Taehyung. Lagipula kamu tau kejadian yang sebenarnya antara aku dan Sehun. Tidak ada pembenaran apa pun untuk sebuah perselingkuhan! Itu hanya alasan kamu!"
"Tapi kalau kamu nggak super sibuk aku nggak akan selingkuh Lisa!"
Lisa geram, ia melepas sabuk pengamannya dan membuka pintu mobil. "Silakan kamu jelaskan alasanmu itu ke keluarga besar aku!"
Lisa merasa sangat hancur sekarang. Bisa-bisanya Taehyung menyalahkan dirinya atas perselingkuhan yang ia lakukan. Lisa berjalan di trotoar jalan tanpa arah dan tujuan. Pikirannya melanglang buana karena perkataan Taehyung. Di tengah kegundahan hati, kalimat yang Sehun tunjukkan padanya terngiang.
Kalau lo butuh seseorang untuk berkeluh kesah, gue ada di sini Lis, selalu siap mendengarkan semua keresahan yang lo rasain
Lisa pun mengambil ponselnya dan menghubungi Sehun.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro