Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Medical Robin Hood - 3

"Ayah?!" Oh Sehun terlihat senang.

"Selamat malam bapak-bapak," sapa pria paruh baya itu.

"Selamat malam Pak Siwon," sapa salah satu polisi, ketiganya kemudian berebut untuk bersalaman dengan sosok yang baru datang itu.

"Kalau boleh tau, apa yang terjadi dengan anak saya di sini?" tanyanya sambil merangkul pundak Oh Sehun yang membuat ketiga polisi tersebut gugup.

"Kami mendapatkan laporan bahwa ada kecelakaan dan pengemudi di bawah pengaruh alkohol, maaf sekali kalau kami tidak mengetahui bahwa yang menjadi korban kecelakaan adalan anak anda Pak Siwon."

Korban? Yang benar saja? Yang lebih layak disebut korban jelas pohon beringin yang dia tabrak! Lisa merutuk dalam hati.

"Apa anak saya sudah dites? Dan apa ia memang benar dalam pengaruh alkohol."

Ketiga polisi itu saling berpandangan, terlihat bingung. Kemudian salah satunya membuka suara, "K-kami baru saja akan memeriksakannya di sini, namun anak anda menolak dan meminta untuk diperiksa di tempat lain."

"Kalau begitu, silakan periksa anak saya di sini." Senyum kemenangan di wajah Oh Sehun mendadak lenyap. Ia sama sekali tidak terlihat senang dengan keputusan sang ayah. "Anak saya butuh perawatan segera. Apa Anda dokter penanggung jawab di sini?" tanyanya pada Lisa.

Lisa mengangguk, mengiyakan.

"Tolong lakukan pemeriksaan darah sekaligus rawat lukanya," ucapnya seraya mendorong Oh Sehun mendekat ke arah Lisa.

Lisa termenung, alisnya berkerut melihat reaksi Ayah Sehun. Namun ia mencoba mengabaikan rasa penasarannya dan bersikap professional. "Baik, Pak."

"Oh iya, terkait kerusakan di ruang IGD ini, saya akan bicara pada perwakilan pimpinan rumah sakit ini." Ayah Sehun melirik jam yang melingkar di tangannya, jam rolex berkilau itu pasti memiliki harga fantastis dan yang bisa membuat fasilitas rumah sakit ini menjadi jauh lebih lengkap, batin Lisa.

Ya Tuhan, engkau Maha Tahu bagaimana membuat hati hambamu ini menjerit tidak ikhlas. Bagaimana mungkin keluarga dengan penuh keberkahan seperti itu memiliki seorang anak yang tidak punya akhlak seperti Oh Sehun?

"Saya rasa saat ini bukan waktunya untuk membahas hal ini, setelah matahari terbit nanti saya akan menghubungi mereka. Tolong rawat luka anak saya ya?" ujarnya seraya menepuk pundak Lisa dan mendorong Sehun untuk beranjak menuju ruang pemeriksaan.

Bukannya mengikuti langkah Lisa, Oh Sehun malah berlari ke pintu keluar IGD, Lisa yang melihat hal itu segera berlari menyusulnya, mencoba menangkapnya kembali.

Di depan pintu IGD langkah Oh Sehun terhenti mendadak, membuat Lisa hampir saja menubruknya jika tidak mengerem dengan tepat waktu. Kilatan blitz kamera mengubah suasana yang sebelumnya gelap menjadi terang benderang. Terlihat beberapa wartawan menunggu di depan ruang IGD untuk mencari berita. Beberapa dari mereka melangkah maju, menghampiri Oh Sehun dengan mikrofon miliknya.

"Tuan Oh Sehun, kami mendengar anda terlibat kecelakaan tunggal?"

"Bagaimana kondisi Anda sekarang?"

"Apa benar Anda dalam pengaruh alkohol saat mengemudi?"

"Apa ada korban?"

Pertanyaan dilayangkan terus menerus tanpa henti.

Oh Sehun memundurkan sedikit badannya dan menarik Lisa yang berada di belakangnya agar sejajar.

"Ini adalah dokter yang menangani saya, silakan meminta keterangan lanjutan padanya."

Setelah itu Oh Sehun masuk kembali ke ruang IGD, meninggalkan Lisa yang kebingungan diberondong banyak pertanyaan oleh para wartawan.

"Tuan Oh Sehun masih menjalani proses pemeriksaan lebih lanjut, secara kasat mata tidak ada luka berat yang dideritanya, luka yang didapati banyaknya dari serpihan kaca mobil. Untuk sekarang saya tidak bisa memberikan keterangan lebih jauh, terima kasih."

Mengetahui tidak ada ruang lagi baginya untuk kabur, Oh Sehun akhirnya menurut untuk diobati dan menjalankan pemeriksaan. Setelah membersihkan luka yang diderita Sehun, Lisa pun megambil sampel darah miliknya. Dalam jarak sedekat ini Lisa bisa dengan jelas mencium bau alkohol yang menguar.

"Puas lo sekarang?" tanya Sehun dengan nada kesal.

"Lebih puas lagi kalau lihat lo dipenjara sebenernya," jawab Lisa yang memancing decakan kesal dari Sehun.

"Hal yang nggak mungkin terjadi," jawab Sehun remeh.

Lisa mendengkus kesal, merasa muak dengan sikap Oh Sehun. "Buat kalian para orang kaya peraturan itu seperti permainan ya? Nggak ada rasa tanggung jawab untuk menaati? Berbuat onar sesuka kalian tanpa takut akan apa pun?"

"Bisa dibilang seperti itu, siapa yang mempunyai uang dan kekuasaan, dia yang menguasai permainan," jawab Sehun enteng.

Lisa berdecak, dan menusuk vena Oh Sehun dengan sedikit kasar, membuat sang empu agak berjengit kaget dan mendelik kesal. "Lo sengaja ya?!"

"Enggak," jawab Lisa dingin. Ia pun segera membereskan segala peralatan yang telah digunakannya dan menyerahkan sampel darah ke laboratorium.

Fajar telah menyingsing, malam ini terasa begitu panjang bagi Lisa, hari ini merupakan pembukaan shift malam yang amat sangat tidak mengenakkan baginya. Mungkin ini salah satu alasan mengapa ibunya bersikeras melarangnya untuk kembali masuk malam.

Di Perjalanannya menuju kamar dokter untuk beristirahat, Lisa melihat Oh Sehun dan Sang Ayah berada di lorong rumah sakit. Suasana yang begitu sepi membuat Lisa dapat mencuri dengar.

"Kenapa aku harus dites di sini Yah?! Bagaimana kalau mereka merilis hasil tesnya ke media?"

"Media akan lebih mencurigai jika kamu di tes di rumah sakit kita!"

"Tapi Yah!"

"Berhenti berbuat onar Oh Sehun! Nama baik ayah dipertaruhkan! Ayah kasih kamu mobil baru sebagai hadiah ulang tahun bukan untuk dipakai kebut-kebutan saat mabuk!"

"Lalu sekarang gimana?!"

"Ayah akan urus hal itu dengan pimpinan Rumah Sakit ini. Apapun konsekuensinya nanti, kamu harus terima."

***

Kepala Lisa terasa pening, karena kejadian tadi malam ia dilarang untuk pulang dulu ke rumah. Pemimpin rumah sakit tempatnya bekerja tiba-tiba mengadakan dapat darurat untuk para petinggi pagi ini, dan Lisa pun harus menghadirinya. Lisa berani bertaruh ini semua ada kaitannya dengan Oh Sehun.

Suara pintu yang diketuk membuat Lisa menoleh, Rista muncul dengan wajah kuyu, perawat itu sama sepertinya, tidak diizinkan untuk pulang meski jam kerja mereka sudah selesai.

"Dokter Lisa, dokter dipanggil ke ruang rapat," ujarnya pelan.

Lisa mengangguk dan berjalan ke arah ruang rapat yang dimaksud, setelah mengetuk pintu dan dipersilakan Lisa masuk ke dalam ruangan. Di ruangan itu para petinggi rumah sakit tersenyum cerah, terlihat seolah memiliki harapan baru. Satu-satunya orang yang beraura suram di sana hanya Oh Sehun.

"Kalau boleh tau, ada apa saya dipanggil ke mari?" Lisa bertanya dengan sedikit bingung.

Dokter Eko sang direktur berdeham. "Jadi begini dokter Lisa, Dokter Siwon dan anaknya akan mengganti kerugian rumah sakit atas insiden semalam, tak hanya untuk ruangan IGD, namun mereka juga akan memberikan bantuan alat dan juga beberapa perbaikan di rumah sakit ini."

Lisa sudah memprediksi hal ini akan terjadi, bagi orang kaya seperti mereka tentu tidak ada yang tidak mungkin. Dengan uang mereka bisa mengubah segalanya, meringankan 'masalah' karena ulah mereka buat sendiri.

"Rumah sakit kita akan menjalani kerja sama dengan Rumah Sakit Royal Raffles."

Lisa menganggukkan kepala. "Saya rasa ini merupakan keputusan yang seharusnya dibuat oleh para petinggi Rumah Sakit, kehadiran saya sama sekali tidak diperlukan di sini."

"Oh, tidak dokter Lisa, justru kehadiran dokter adalah yang paling utama di sini," sela Siwon dengan senyuman formal penuh diplomatis yang entah mengapa membuat Lisa kesal. "Semua itu bisa dilakukan asal kita melupakan kejadian semalam."

Lisa mengedarkan pandangan ke sekeliling, para petinggi rumah sakit kini menatapnya dengan penuh harap. Mereka menganggukkan kepala seolah menyuruh Lisa mengatakan ya, tentu saja sekarang juga.

Lisa dilematis, di satu sisi ini merupakan angin segar untuk Rumah Sakit tempatnya bekerja, di sisi lain Lisa tidak terima bila melepaskan bedebah Oh Sehun begitu saja.

"Apa ada yang kurang dari penawaran yang saya berikan?" tanya Siwon.

"Kami tak hanya kekurangan fasilitas, namun kami juga kekurangan SDM, banyak dokter yang sudah mengundurkan diri dan kami kadang kuwalahan menghadapi pasien, terutama saat malam hari," ungkap Lisa jujur.

"Kalau begitu, anak saya akan menjadi dokter di sini untuk membantu kalian."


TBC

Aku publish ulang dari chapter 1 ya soalnya akhirnya aku memutuskan pakai sudut pandang orang ketiga untuk cerita ini. hueheheh

Happy reading buat bab 3 ^^

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro