Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Medical Robin Hood -2

Setelah proses evakuasi yang cukup panjang karena si pengemudi terus memberontak, akhirnya ia berhasil dimasukkan ke dalam ruang IGD. Darah yang mengalir di sekitar kepala dan tangannya berceceran di lantai, meninggalkan bercak bulat kemerahan. Dilihat dari lukanya, sepertinya akibat terkena pecahan kaca. Posturnya yang khas terlihat tidak asing dalam ingatan Lisa. Sayangnya ia tidak terlalu peduli dengan hal itu karena pemuda itu terus meracau.

"Bruder Lucas, tolong bawa ke ruang periksa," pinta Lisa pada si jangkung, perawat laki-laki paling tinggi di rumah sakit ini. Dengan susah payah Lucas menarik laki-laki itu, dan membaringkannya di salah satu ranjang pemeriksaan. Namun lelaki itu kembali berdiri tegak dan memberontak.

"Tuan, tolong ikuti prosedur rumah sakit kami!" ucap Lisa seraya menarik tangan pria itu untuk memeriksa luka. Namun si pengemudi malah menarik kembali tangannya dan menatap Lisa dengan tatapan nyalang.

"Gue nggak mau diperiksa di rumah sakit bobrok kayak gini!" teriaknya dengan angkuh. Meski setengah sadar nampaknya ia masih menyadari keadaan IGD rumah sakit yang seadanya.

"Tch, orang mabuk nggak tau diuntung," desis Lucas kesal. Ia menarik tangan lelaki itu dengan sentakkan kasar dan mendudukkannya di ranjang pemeriksaan hingga ia meringis kesakitan.

"Kami tidak menemukan identitas apa pun di mobilnya dok, cuma handphone ini saja," ucap satpam yang baru saja kembali mengecek mobil.

Raut wajah tak asing semakin jelas saat Lisa menatap wajahnya dalam jarak dekat. Terlebih saat ia menemukan sebuah nama di layar ponsel yang menerangkan siapa pemiliknya "Oh Sehun?"

Lelaki itu memicing, kemudian tertawa sambil menunjuk wajah Lisa dengan tangannya. "Si kutu buku?" ujarnya penuh remeh. "Nggak ada rumah sakit yang lebih gede yang mau nerima lo sampai lo harus berakhir di tempat sampah kayak gini?"

"Biar gue kasih tau mana yang lebih tepat buat disebut tempat sampah, sini!" ujar Lucas kesal sembali berusaha menarik Oh Sehun yang kembali meringis.

"Lucas!" tegur Lisa sambil menggeleng, melarangnya melakukan hal tersebut. Meski Sehun sudah menghina rumah sakit mereka, Lisatidak bisa membiarkan Lucas melakukan hal itu. Bagaimana pun Sehun seorang pasien, memperlakukannya dengan buruk hanya akan merusak citra rumah sakit mereka.

"Dokter kenal sama orang ini?" cicit Rista, mencoba memastikan.

Lisa menganggukkan kepala, mengiyakan pertanyaannya. "Teman kampus saya."

Ekspresi terkejut Lucas dan Rista tidak dapat tertutupi, wajah Lucas langsung masam dan telinganya memerah akibat menahan emosi, kemudian ia memilih untuk sedikit menjauh. "Kalau gitu saya ke pasien lain aja dok," pamitnya kemudian.

Lisa mengangguk mengizinkannya. "Kamu boleh pergi."

Sehun menatap Lisa dari ujung kepala sampai ke ujung kaki dengan ekspresi seolah jijik. Ternyata bajingan ini tidak berubah meski mereka sudah tidak bertemu hampir satu windu. "Jangan tatap gue kayak gitu, brengsek" gerutu Lisa pelan di ujung kalimat, ia sudah berang dengan kelakuan pria di depannya, namun masih harus menjaga wibawa. Bagaimana pun saat ini tindak tanduk Lisa sedang diawasi oleh para suster dan juga pasien lain di IGD.

Oh Sehun kembali tertawa meremehkan. "Wow, cukup kasar dokter," ucapnya penuh penekanan, seolah mengejek.

"Lebih baik Anda kooperatif dengan kami, agar semua luka Anda bisa tertangani dengan cepat, Tuan Oh Sehun," balas Lisa dengan penekanan yang sama.

"Saya menolak untuk dirawat di rumah sakit ini!" Ulangnya dengan tegas.

Suster Rista mendengkus kesal, pria tolol yang dipenuhi luka dan harus ditangani dengan cepat itu bersikukuh dengan pendiriannya. Ringisan yang terkadang terdengar dari mulutnya membuat Lisa yakin sebetulnya ia kesakitan dan membutuhkan pertolongan.

"Anda butuh perawatan, Tuan!" balas Lisa tak kalah tegas

"Pasien berhak menolak penanganan! Rumah sakit bobrok seperti ini pasti tidak punya alat sterilisasi yang bagus, Bagaimana jika saya terinfeksi sepulang dari sini?!"

"Jaga mulut Anda!" Lucas kembali kesal dibuatnya, tak ada yang bisa ia lakukan untuk melampiaskan kekesalan selain merapikan tumpukan rekam medis dengan rapi dalam satu garis lurus dan membantingnya kembali hingga berantakan.

Suara sirine mobil kepolisian terdengar dari luar, sepertinya polisi yang ditelepon oleh suster Rista sudah datang. Oh Sehun menatap Lisa dengan tatapan nyalang, terlihat kesal karena telah melibatkan polisi dalam hal ini.

"Jika menolah untuk dirawat, Anda bisa pergi dari sini sekarang," ucap Lisa dengan penuh kemenangan. Ia yakin sekali bahwa Oh Sehun sekarang dalam masalah besar.

Tiga orang polisi berseragam masuk ke dalam IGD rumah sakit dengan seragam lengkap. Mereka memberi hormat kepada Lucas di meja administrasi. "Selamat malam, kami dari kepolisian, menurut informasi yang kami terima telah terjadi kecelakaan di depan rumah sakit ini dan sang pengemudi dalam pengaruh alkohol dan di bawa ke sini. Di mana pengemudi tersebut?"

Lucas dengan senang hati menunjuk ke arah Oh Sehun. "Yang itu Pak, itu!" tunjuknya dengan penuh semangat.

Melihat polisi bergerak ke arah mereka Oh Sehun bangkit dari duduknya dan mencoba kabur. Dengan sigap Lisa dan Suster Rista mencoba menghalangi, namun tenaganya yang jauh lebih besar membuat mereka tersungkur begitu didorong oleh Sehun.

Oh Sehun menggunakan tiang infus yang ada sebagai tameng, ia melempar tiang-tiang itu hingga bergulir ke arah polisi dan menghalangi langkah mereka, ia bersembunyi di balik gorden dan menariknya hingga tercopot, kemudian melempar gorden tersebut ke arah polisi. Ia juga mengambil apa pun yang bisa ia raih dan melemparnya ke arah polisi. Ruang IGD mendadak menjadi kacau, Lucas dan Rista dengan sigap segera pergi mengamankan dua pasien anak-anak yang telah mendapat perawatan sebelumnya karena Oh Sehun semakin menggila.

Sehun mengedarkan pandangannya ke sekeliling mencari benda lain yang bisa ia gunakan untuk melawan, Lisa yang menyadari hal itu dengan sigap berlari ke arah troli yang penuh bak instumen yang tak berada jauh dari posisi Sehun, di dalamnya ada beberapa benda tajam yang bisa ia salah gunakan. Menyadari pergerakan Lisa, Sehun turut serta berlari ke arah yang sama. Mereka sampai di saat yang bersamaan dan saling memperebutkan trolli tersebut. Troli yang diperebutkan pada akhirnya terjatuh, membuat suara bising yang memekakkan telinga karena suara bak instrument dan alat-alat yang berada di dalamnya berhamburan keluar.

Melihat pisau bedah kecil yang bisa mencelakakan tergeletak di lantai, Lisa segera menginjak pisau itu dengan sepatunya agar Sehun tidak dapat menjangkaunya. Untungnya pengaruh alkohol masih ada di tubuh Sehum sehingga pergerakannya tidak gesit

"Angkat tangan Anda!" teriak salah seorang polisi yang membawa pistol. Ia mengcungkan senjata ke arah Oh Sehun.

Oh Sehun yang sepertinya sudah merasa terpojok akhirnya mengangkat tangannya sambil berdecak, ia meludah ke lantai dengan air liur yang bercampur darah akibat luka di sekitar mulutnya akibat kecelakaan tadi.

"Kami mendapat laporan anda berkendara dalam keadaan mabuk. Sesuai dengan pasal 311 ayat (1) yang menjelaskan bahwa setiap orang yang sengaja mengemudikan kendaraan bermotor dengan cara atau keadaan yang membahayakan bagi nyawa atau barang akan dipidana penjara paling lama satu tahun atau denda paling banyak tiga juta rupiah."

"Saya nggak mabuk, bapak ngaco!" Sehun tetap berkilah.

"Anda juga mengganggu ketertiban umum!" timpal polisi yang lain. "Anda harus ikut ke kantor sekarang."

"Kalian tidak punya bukti!"

"Kita bisa lakukan tes darah di sini, Pak!" ujar Lisa spontan. Bahkan orang bodoh pun tahu jika pria tidak tahu malu itu sedang mabuk, batinnya terus berteriak.

Oh Sehun mendelik, tatapannya terlihat begitu marah. "Tidak ada yang menjamin kesterilan alat-alat di sini! kalau saya sampai terkena infeksi bagaimana?! Saya menolak! Saya ingin dites di rumah sakit Royal Raffles terdekat!"

Siapa yang tidak tahu tentang Rumah sakit Royal Raffles? Rumah sakit bertaraf internasional itu cabangnya tersebar di segala penjuru negeri, rumah sakit yang digadang sebagai rumah sakit dengan taraf pelayanan terbaik tersebut memiliki fasilitas yang amat lengkap dan mutakhir. Permintaan ini wajar saja jika diajukan oleh orang lain, namun Lisa tidak akan membiarkan Sehun memeriksakan dirinya di sana, karena ia adalah anak dari pemilik kerajaan rumah sakit raksasa tersebut. Memanipulasi hasil laboratorium bukanlah hal sulit bagi mereka, jelas Lisa harus menolaknya.

"Jangan Pak! Lebih baik dia dites di sini!" Protes Lisa tak setuju.

"Saya mau dites di Rumah Sakit Royal Raffles!" Oh Sehun bersikukuh.

Di tengah perdebatan sengit, seseorang kembali masuk ke dalam ruangan IGD. Melihat siapa yang datang, ketiga polisi tersebut serempak memberi hormat. 

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro