Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Medical Robin Hood - 10

Kaca pintu mobil terbuka, menampakkan sosok paling terakhir yang Lisa ingin temui di hari ini.

"Adeh, lo kalau jalan pakai mata dong!" hardik Oh Sehun. Saat mengetahui wanita yang hampir ia tabrak adalah Lisa, ia berdecak pelan. "Lo lagi aja..."

Lisa berdecak kesal, di dalam hatinya juga menggaungkan hal yang sama, kenapa harus Oh Sehun lagi?

Mendengar ada langkah yang mendekat dari gang, Lisa buru-buru membuka pintu mobil Oh Sehun dan langsung masuk ke dalamnya. Oh Sehun yang kebingungan dengan tingkah Lisa pun bertanya. "Lo ngapain?"

"Gue numpang, sampai depan aja, please!"

Kedua sepupu Lisa terlihat keluar dari gang dan melihat ke arah mobil Sehun, beruntungnya kaca mobil Sehun cukup gelap untuk membuat keduanya tak menyadari keberadaan Lisa.

"Jalan please..."

"Emangnya gue supir lo apa lo suruh-suruh gitu?" Sehun menolak.

"Tolong dong jalan sekarang!" pinta Lisa setengah merengek sambil menggoyangkan lengan Sehun.

Sehun menggeleng pelan, keheranan melihat tingkah Lisa yang seperti ini. "Habis nyolong ya lo terus kabur?"

"Enak aja! emangnya gue biang onar kayak lo!" sahut Lisa tak terima.

Oh Sehun berdecak. "Udah numpang masih ngatain pula, situ sehat?"

Lisa menggigit bibir, kali ini ia memang terkesan tidak tahu diri. Tapi kekesalannya pada sosok Oh Sehun memang sulit untuk ditepis dalam segala kondisi.

"Please... jalan."

Menyerah, Oh Sehun pun mulai menjalankan mobilnya. Lisa mengembuskan napas lega saat mobil yang ditumpanginya mulai menjauh.

"Tumben?" Oh Sehun kembali membuka pembicaraan.

"Tumben apa?" tanya Lisa bingung karena perkataan Oh Sehun yang menggantung.

"Lebih rapi dan enak dilihat," balasnya.

Kali ini Lisa kembali berdecak. "Sembarangan! Emangnya Selama ini gue nggak rapi apa?"

Oh Sehun hanya tertawa terbahak, kemudian ia mengambil beberapa lembar tisu dengan tangan kirinya, sementara tangan kanan masih terfokus pada kemudi.

"Lap dulu keringet lo coba," ujarnya sambil menyodorkan tisu. Lisa langsung mengambilnya tanpa sepatah kata, dan ia mengambil ponselnya lalu berkaca melalui kamera depan untuk memastikan dandanannya masih terlihat baik.

Secara keseluruhan dandanannya memang cukup baik, namun beberapa bulir keringat yang berada di sekitar hidung dan dahi cukup mengganggu pemandangan. Dengan cekatan Lisa pun langsung mengelapnya.

"Abis marathon ya lo?"

"Berisik lo! Nggak seberantakan itu juga gue."

"Siapa yang bilang lo berantakan? Justru kalau penampilan dokternya begini sih pasti pasiennya jadi cepet sembuh," goda Oh Sehun.

Entah mengapa Lisa tidak mendengar itu sebagai pujian, gaya tengil Sehun saat mengucapkan hal itu seperti mengejeknya. Reputasi Oh Sehun yang playboy memang sudah melegenda sejak dulu, dan Lisa cukup tahu mengenai hal itu. Malas untuk meladeninya, Lisa pun membuka topik lain.

"Lo mau ke mana ada di daerah sini jam segini?"

"Ya rumah sakit lah, mau ke mana lagi?"

"Masih ada dua jam lagi sebelum jam kerja mulai."

"Jadi lo ngajakin gue jalan nih?"

"Hah? Kok lo mikir ke sana?"

"Itu biasanya kalimat basa-basi yang diutarakan cewek untuk ngajak cowok jalan."

"Gue nggak suka basa-basi," balas Lisa ketus.

Suara gemuruh hadir dari perut Lisa yang menginterupsi percakapan mereka, Sehun pun terbahak. "Laper ya lo?"

Wajah Lisa memerah menahan malu, ia sengaja melewatkan makan siangnya karena berencana akan makan sore bersama Taehyung, cacing-cacing di perutnya sudah berdemo karena jam makannya telah terlewat banyak. "Enggak kok, turunin gue di perempatan depan ya."

"Nggak usah gengsi. Mau makan dulu nggak sebelum ke rumah sakit?"

"Enggak."

Bibir dan perut Lisa tidaklah sinkron, bunyi krucuk-krucuk terdengar di telinga Sehun dengan cukup jelas. "Ah elah, nggak usah ngeles." Sehun berdecak dengan kesal.

Saat sampai perempatan yang Lisa sebutkan, Oh Sehun tidak memelankan kecepatan mobil apalagi membuka kunci, ia malah menekan pedal gas lebih dalam.

"Kok malah ngebut? Gue kan mau turun!" keluh Lisa dengan kesal.

Sehun tidak banyak bicara, ia kemudian menepikan mobilnya di salah satu restoran yang mereka lewati.

"Ayo turun, kita makan dulu," ajak Sehun setelah memarkirkan mobilnya.

Lisa masih terus menolak, membuat Sehun semakin kesal. "Nggak usah gengsi gitu deh!"

Lisa mencebik. "Kapok gue sama wartawan."

"Yang punya resto ini temen gue, nanti kita bisa pesen ruang khusus."

Lisa baru saja membuka mulutnya, bermakud menolak, namun Oh Sehun sudah lebih dulu membaca isi pikirannya. "Mau ngasih alesan apa lagi?"

Di tengah percekcokan, tak sengaja ujung mata Lisa menangkap sebuah mobil melaju di depannya, mobil yang cukup familiar dalam ingatannya. Guna memastikan, Lisa segera turun dari dalam mobil Sehun dan melihat ke arah mobil tersebut pergi.

"Loh? Woy pintu masuk restonya di sana! Ngapain lo ke situ?" Oh Sehun berteriak saat melihat Lisa malah berjalan ke arah yang berlawanan.

Mobil Nissan Juke putih yang dilihat Lisa sudah tak terlihat. Lisa Ia dapat mengejar apalagi melihat plat mobil yang sudah menjauh tersebut. Dengan lesu Lisa kembali berjalan ke arah Sehun.

"Kenapa lo? Kok tiba-tiba kayak kesurupan gitu?" tanya Sehun heran.

"Kayak kenal sama mobil tadi."

Oh Sehun tertawa mengejek. "Mobil kayak gitu kayak kacang goreng di sini, lo jangan bikin gue ketawa deh. Kalau mobil kayak gue gini baru jarang ada yang punya," ujarnya sembari menepuk kap mobil mewahnya. "Baru deh lo bisa menggunakan kalimat kayak kenal sama mobil tadi. Lebih tepat guna! Mobil pasaran aja pakai sok-sok kenal. Kalau lo lihat plat nya dan tau siapa yang punya boleh deh ngomong gitu."

Lisa memutar bola mata malas dengan sifat congkak Sehun. "Jadi makan nggak?!"

"Udah nggak gengsi lo?" tanya Sehun heran, tak habis pikir dengan Lisa yang bisa berubah drastis.

"Makin laper gue denger omong kosong lo!" balas Lisa ketus, ia segera berjalan menuju pintu masuk restoran, mengabaikan Sehun yang masih berdiri di tempat sambil menganga tidak percaya atas perilaku Lisa.

"Omong kosong katanya?! Gila!" desis Sehun frustasi.

Lisa memasuki restoran dengan perasaan kesal, bisa-bisanya Oh Sehun melangit di saat seperti ini. Mobil yang lewat tadi seperti mobil milik kekasihnya, wajar jika Lisa memastikan, terlebih Taehyung tidak dapat dihubungi hingga saat ini.

"Selamat datang, untuk berapa orang?" tanya seorang pelayan menyambut Lisa.

"Dua," jawab Oh Sehun yang baru saja masuk restoran, ia sengaja menyenggol bahu Lisa yang masih berdiri hingga Lisa kehilangan keseimbangan dan hampir terjatuh.

Lisa mendelik kesal. "Lo tuh ya!"

"Ah, baik. Bisa ikuti saya ke sebelah sini," ujar sang pelayan yang kemudian diikuti oleh Lisa.

Oh Sehun terdiam, tak melangkah lebih jauh. "VIP room kosong?" tanyanya kemudian.

"VIP room kami kosong saat ini, namun sudah di-reservasi dan dalam proses persiapan untuk acara nanti malam," jelas sang pelayan.

"Jisoo ada?" tanya Sehun.

Sang pelayan kebingungan. "Maaf?"

"Jisoo ada?" ulang Sehun.

"Sehun?" Suara seorang wanita menginterupsi. Ia kemudian datang mendekat menghampiri mereka bertiga.

"Hei, Jisoo! Apa kabar?" sapa Sehun sambil memberi sebuah pelukan hangat.

Jisoo membalas pelukan Sehun dengan riang. "Hei, Sehun! Tumben ke sini, ada apa?"

"Ya mau makan lah!" balas Sehun jenaka.

"Bisa aja lo, ayo!" ujar Jisoo sambil mempersilakan. Mereka kemudian berjalan, diekori oleh Lisa dan pelayan.

"Jadi sebenernya gue minta VIP room, tapi katanya udah direservasi buat malam ini."

"Ah gitu?" Jisoo kemudian melihat ke jam yang melingkar di tangannya. "Butuh berapa lama?"

"Paling lama satu jam," jawab Sehun lugas.

"Makan malam masih dua jam lagi, kalau begitu Reni tolong ya disiapkan VIP roomnya." Jisoo melirik ke arah pelayan yang berada di belakang Lisa, memberi titah.

"Baik Bu," jawab pelayan itu, kemudian ia undur diri.

Jisoo kemudian mengatarkan Sehun dan Lisa ke ruang khusus yang lebih privat di bagian dalam restoran, kemudian pamit. "Sori nih gue nggak bisa nemenin, soalnya masih harus ngecek cabang yang lain juga,"

"It's okay, makasih loh buat bantuannya."

"Have a nice meal!"

"Thank you!" Sehun memeluk Jisoo sebagai tanda perpisahan, dan Jisoo menyalami Lisa.

"Temen lo?" tanya Lisa kemudian.

Sehun mengangguk. "Jisoo temen SMA gue dulu, dia punya resto, butik dan beberapa gerai salon di sini."

Lisa hanya menelan ludah, semua seperti terasa sangat mudah bagi para orang kaya. Selain harta, akses yang didapatkan juga sangat luas.

"Ayo makan, jangan malu-malu."

***

Lisa telah sampai rumah sakit satu jam sebelum jam kerjanya dimulai. Pesan-pesan darinya untuk Taehyung mulai bercentang dua, namun belum berubah warna menjadi biru, tanda Taehyung belum juga membacanya.

Pesan terakhir yang Lisa kirimkan pada Tehyung adalah agar Taehyung tidak usah menjemputnya di rumah karena ia sudah pergi ke rumah sakit lebih awal.

"Dokter Lisa cantik banget hari ini, pasti habis kencan ya?" goda Lucas yang membuat bibir Lisa mengulum senyum kikuk.

"Enggak kok,"

"Cantik banget dok, nggak bohong!" puji Lucas dengan antusias.

"Kamu tuh ada-ada aja,"

"Ini mah beneran dok, nggak bohong."

"Hey Lucas! Ada pasien baru, jangan ganggu dokter Lisa terus!" tegur Rista, keduanya kebetulan shift siang hari ini.

Lisa memilih untuk menghabiskan waktunya di ruang istirahat dokter sampai jam kerjanya dimulai. Di lorong ia berpapasan kembali dengan Oh Sehun.

"Makasih," ujar Lisa dengan ragu, sedikit tidak ikhlas mengucapkanny.

"Untuk apa? Tumpangan? makan? Atau?" tanya Sehun dengan alis yang terangkat, sedikit sarkas.

Lisa berdecak, benar-benar menyesal kenapa harus terjebak di situasi seperti tadi. Sekarang Oh Sehun pasti besar kepala, merasa sudah berjasa karena telah membantunya.

"Buat semuanya, puas?"

"Belum puas, tapi cukup lah," ujar Sehun seraya mengangguk-anggukkan kepala.

Ponsel Lisa berbunyi, melihat nama sang pemanggil membuat Lisa segera meninggalkan Sehun dan berjalan ke lorong yang lebih sepi.

"Halo, Sayang. Maaf banget aku telat. Kamu udah siap?" tanya Taehyung di sambungan telepon.

"Aku udah di rumah sakit," jawab Lisa pelan. Perasaannya kini campur aduk setelah mendengar suara Taehyung. Ia takut tidak bisa mengontrol emosi dengan baik

"Kok bisa? Kamu lupa janji kita?"

Lisa mengambil napas panjang dan menghembuskannya, mencoba berbicara setenang mungkin. "Kamu lupa ya aku tiga bulan ini jadi penanggung jawab IGD buat ganti dokter Solar?"

"Ah, oh iya! maaf Sayang aku lupa! tadi ada pasien yang dateng tiba-tiba, mereka kembar mau pasang behel barengan, aku nggak sadar kalau bakal makan cukup lama"

Lisa mengangguk, mencoba memahami. "Mungkin lain waktu,"

"Kamu marah?" tanya Taehyun dengan panik.

"Kapan aku pernah marah?" balas Lisa dengan tawa.

"Itu lah yang buat aku cinta sama kamu, di saat perempuan lain ngeribetin hal-hal kecil kamu enggak sama sekali."

"I love you, Taey. Happy anniversary."

"Me too. Happy anniversary, Sayang."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro