Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Untold Story (5)

Video itu pun berhenti terputar, mereka semua tak ada yang berani beranjak atau berbicara.

Prokkk... Akatsuki menepukkan tangannya sekali, membuat mereka semua terkejut.

"Nah~~ begitulah~~ Ada yang ingin bertanya masalah masa lalu??" Akatsuki bertanya dengan santainya.

"Kenapa kau tidak menyelamatkan Okaa-san?" Karma menunduk dan auranya sedikit gelap.

"Seperti yang kau lihat. Aku tidak bisa. Saat itu aku masih masa pemulihan. Maaf...." Akatsuki ikut menunduk.

Karma memeluknya, "Kau selalu saja memendam semuanya sendiri..."

"Maaf..." Akatsuki balas memeluknya.

"Etto... Jadi.. kau yang dulu sempat kutemui di dekat tubuhnya Onee-chan?" tanya Kayano.

"Oh, iya. Kenapa?" Akatsuki melepas pelukannya dari Karma.

"Yaahhh, kau benar... Koro-sensei bukanlah targetku... Tapi, kami berhasil mengetahui sosok asli Koro-sensei sebelum Maret ^^" Kayano tersenyum.

"Fufufu... Dan kurasa kau sama seperti kakakmu, hmm? Menyukai pembunuh..." Akatsuki tersenyum jahil.

"Yu-Yuki!! Jangan seperti itu..." Kayano menutup wajahnya.

Akatsuki mendekatinya dan menunjukkan foto di hp-nya, "Jangan seperti apa hm??" Akatsuki berbisik.

Kayano membuka kedua tangannya dan tidak sengaja melihat foto di hp Akatsuki, fotonya saat berciuman dengan Nagisa, wajah Kayano memerah.

"YUKI!! HAPUS FOTO ITU!!" teriak Kayano menggelegar di ruangan itu.

Semua anak kelas 3-E tertawa melihat tingkah Akatsuki sangat mirip dengan Karma.

"Awas saja Yuki!! Akan ku balas kau!" wajah Kayano masih merah.

"Fufufu.. memangnya mau kau balas bagaimana~~" Akatsuki mendekati Karasuma, dia ingin mengambil kameranya kembali.

"Apa video di file kedua penting?" tanya Karasuma.

"Oh, itu tidak terlalu penting... Tapi jika mau dilihat juga tidak apa~~" ujar Akatsuki.

Karasuma memutar video di file kedua. Mereka semua terkejut karena Akatsuki merekam hampir setiap kejadian penting mereka.

Saat Karma pertama kali datang dan menghancurkan tentakel Koro-sensei (rekaman diambil dari atas pohon). Lalu saat Karma terjun ke jurang dan diselamatkan Koro-sensei (rekaman diambil dari seberang jurang).

Saat Irina pertama kali datang ke kelas 3-E (rekaman diambil dari atas atap). Saat darmawisata ke Kyoto (rekaman diambil dari atas atap). Saat Ritsu dan Itona datang (rekaman diambil dari pintu kelas yang belakang).

Saat pertandingan baseball dengan club baseball SMP Kunugigaoka (rekaman diambil dari posisi di dekat Gakuhou bahkan terdengar percakapan Akatsuki dengan Gakuhou perihal siapa pemenangnya). Saat Nagisa melawan Takaoka pertama kali (rekaman diambil dari posisi anak-anak kelas 3-E).

Saat Terasaka dimanfaatkan oleh Shiro dan membuat anak kelas 3-E hanyut ke air terjun (rekaman diambil dari atas pohon). Saat mereka ada di pulau Okinawa (rekaman diambil sedekat mungkin dengan mereka bahkan didalam gua juga, terutama saat Nagisa bersama Kayano dan Karma bersama Okuda).

Saat pertandingan merobohkan tiang dengan kelas A, bahkan ekspresi wajah Gakushū saat kalah terlalu disorot (rekaman diambil dari samping Koro-sensei). Saat anak kelas 3-E bertanggung jawab karena menimpa seorang kakek yang memiliki tempat belajar (rekaman diambil dari posisi anak-anak yang diajar mereka).

Saat Nagisa dkk dihalangi Go Eiketsu karena nilai mereka yang turun drastis tapi akhirnya Karma muncul dan membela temannya dengan sedikit menyombongkan diri karena mendapat peringkat 2 (rekaman diambil dari samping Koro-sensei yang di atap).

Saat membuat stan kelas, kelas 3-E membuat seperti rumah makan (rekaman diambil dari tempat pelanggan bahkan direkam juga makanan dan menu makanan). Saat Gakushū meminta kelas 3-E menduduki peringkat 50 besar (rekaman diambil dari samping mereka).

Saat Kayano pertama kali menunjukkan dirinya adalah Yukimura Akari dengan tentakel di tengkuknya (rekaman diambil dari atas pohon). Saat Kayano melawan Koro-sensei dengan tentakelnya sampai Nagisa menciumnya (rekaman diambil dari posisi anak kelas 3-E).

Saat pertandingan 'bunuh' atau 'selamatkan' Koro-sensei, tapi hanya bagian one on one Nagisa dan Karma (rekaman diambil dari samping Karasuma). Dan terakhir saat pembunuhan Koro-sensei, kameranya jatuh tepat setelah Koro-sensei melebur jadi cahaya kunang-kunang dan terdengar suara tangisan yang sangat kuat (rekaman diambil dari atas atap kelas).

Setelah rekamannya berhenti, mereka semua menatapnya. "Apa? Kenapa kalian semua menatapku seperti itu?" Akatsuki malah dengan watados-nya mengambil kembali kamera itu.

"KENAPA KAMI TIDAK PERNAH MENYADARI KEBERADAANMU?!" spontan mereka semua teriak.

"Hehehe... Kan sudah kukatakan, bakat membunuhku jauh di atas kalian~~ Aku bisa bergerak tanpa diketahui orang lain. Lagipula saat-saat itu kan kalian memang terlalu fokus, jadi tidak memperhatikan sekitar~~" Akatsuki kembali ke samping Gakushū.

'Benar-benar menakutkan!!' batin mereka semua.

"Jadi.. sudah ada petunjuk siapa musuh kita kali ini?" tanya Karasuma.

"Ne, Karasuma-dono... Kau lupa kalau aku sudah tahu sesuatu sebelum sesuatu itu terjadi?" Akatsuki memeriksa kameranya.

"Aku serius, Kapten Akabane. Pihak atasan sudah menuntut dan itu padaku padahal kau yang memegang tugas ini..." Karasuma cukup bersabar.

"Tentu saja padamu~~ Aku ini belum 17 tahun, mereka tidak akan percaya dengan laporanku~~ Lagipula kan kau sudah terbiasa kesusahan~~" Akatsuki nampak acuh dan menghidupkan kameranya.

"Wah, masih berfungsi... Barang mahal memang beda ya..." Akatsuki menatap kamera itu kagum.

"Kapten Akabane, tidak puaskah kau memundurkan pernikahan kami?" kali ini Irina yang berbicara.

Akatsuki malah bertambah acuh dan hanya berdeham.

"Ano, Akabane-san..." Isogai tidak tega melihat kedua gurunya itu.

"Tapi kalian belum memberikan video CCTV yang kuminta lho~~" Akatsuki melihat Karasuma dengan kameranya.

"AAGH SUDAH CUKUP!! DASAR KAU IBLIS!!" Irina hendak ke tempat Akatsuki, tapi ditahan oleh anak-anak perempuan.

"Fufufu... Kalian ini tidak sabaran sekali sih~~ Kalau aku katakan tanpa bukti sama saja menuduh kan?" Akatsuki masih bermain-main.

Karasuma memijat batang hidungnya, Isogai dan Maehara sudah menepuk pelan punggung Karasuma mencoba mengingatkannya untuk bersabar.













To be Continued

11 Mei 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro