Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Rumah Keluarga Akabane

Anak kelas 3-E dan pasangan Karasuma sudah berkumpul di jalan yang ada di dekat rumah keluarga Akabane. "Sudah semuanya nih?" tanya Karma.

"Hum, sudah semuanya.." jawab Isogai.

"Yosh, ayo ke rumahku~~" Karma langsung berjalan lebih dulu.

"Kalian jangan terkejut ya saat sampai di rumahnya..." ujar Nagisa. Tentu saja, karena rumah keluarga Akabane sangat mengejutkan dan selama ini hanya Nagisa yang pernah ke rumahnya. Bahkan saat akan ke Kyoto kemarin, Okuda dan Kayano hanya menunggu di tempat yang sama dengan yang saat ini.

Setelah mereka berjalan sedikit, mereka berhenti di depan rumah yang bisa disebut dengan mansion. "Kita sampai di rumahku..." Karma membuka gerbang rumahnya.

"INI SIH BUKAN RUMAH NAMANYA!! INI MANSION!!" teriak mereka semua min Nagisa.

"Sepertinya kalian baru pertama kali kesini.." Gakushū tiba-tiba muncul di belakang mereka.

Anak kelas 3-E masih terpaku di depan gerbang, Gakushū malas meladeni mereka ditambah lukanya saat berkelahi dengan Karma kemarin belum benar-benar pulih. Gakushū langsung melewati mereka dan masuk ke mansion tanpa menghiraukan tatapan mereka semua.

"Dia masuk seakan ini rumahnya sendiri..." ujar Nagisa sweatdrop.

"Mau bagaimana lagi, sejak kecil dia sudah sering main kesini, kalian tidak mau masuk? Di luar dingin lho~~" ujar Karma. Tentu saja dingin, karena sudah awal musin dingin.

Mereka semua masuk dan melihat Gakushū duduk di ruang tamu yang cukup besar sambil memainkan handphone-nya. Mereka duduk di tempat yang kosong dan beberapa dari mereka berdiri.

"AAGGHHH!! KALIAN INI MEMANG TIDAK BERGUNA!! BAGAIMANA BISA RUANG KERJAKU DIBOBOL?!" terdengar teriakan Akatsuki tak jauh dari mereka dan membuat mereka semua terkejut.

"Abaikan saja dan jangan coba menguping, dia akan tambah marah," saran Gakushū.

Terdengar suara lelaki yang sayup-sayup, "SUDAH KUKATAKAN PADA KALIAN, SAYAP KANAN TIDAK BOLEH KALIAN MASUKI!! LALU KENAPA BISA KALIAN KATAKAN ADA YANG MEMBERSIHKANNYA?!" teriakan Akatsuki terdengar lagi.

"APA GUNANYA KALIAN MENJADI PENJAGA DISINI HAH?! INI SAMA SAJA SEPERTI TIDAK PUNYA PENJAGA!! KALIAN HARUSNYA MENGAWASI PARA MAID DAN BUTLER ITU!!" teriakan Akatsuki semakin membesar.

Suara sayup-sayup lelaki terdengar lagi, "TIDAK ADA ALASAN!! KALIAN SEMUA KUPECAT!!" teriakan Akatsuki benar-benar memekakkan telinga.

"JANGAN ADA LAGI YANG MUNCUL DIHADAPANKU!! JIKA AKU TAHU ADA DARI KALIAN YANG BERKHIANAT, KUPASTIKAN KEPALA KALIAN YANG MENJADI HIASAN DI RUANG KERJAKU!! PERGI DARI SINI SEKARANG!!" teriakan Akatsuki terdengar lagi, lalu beberapa lelaki dengan pakaian formal berjalan melewati mereka dan keluar dari mansion itu.

"Kalian sudah datang?" Akatsuki muncul dan mengagetkan mereka yang sedang menatap ke pintu. Akatsuki lagi-lagi memakai pakaian yang cukup membuat auranya menekan mereka.

"Kau darimana? Sejak malam tidak ada muncul dan tiba-tiba kau marah-marah, ini masih pagi tahu..." tanya Karma.

"Tentu saja melakukan pembantaian para pengkhianat..." ujar Akatsuki enteng.

"Gantilah bajumu, kau membuat mereka sulit bernapas," Karma menunjuk jubah musim dingin Akatsuki yang berwarna putih dengan beberapa bercak darah.

"Iya, iya... Bawa saja mereka ke perpustakaan, aku takut mereka akan kedinginan disini," ujar Akatsuki sambil menjauh dari mereka.

"Nah, seperti perintahnya.... Ayo ke perpustakaan..." ajak Karma.

"Pastikan jantung kalian dalam keadaan sehat," Gakushū memperingati mereka.

Mereka berjalan dan melewati tangga dengan bentuk melingkar.

"Yang disana itu apa?" tanya Isogai sambil menunjuk ke arah tangga.

"Sayap kanan, bagian di rumah ini yang tidak boleh dilewati sembarang orang," Karma masih terus memandu jalan mereka.

"Lebih tepatnya kamar Yuki, Karma, Kurama-ji-san, ruang kerja Ji-san dan ruang kerja Yuki," tambah Gakushū karena melihat wajah mereka penuh tanda tanya.

'Dia bahkan tahu bagian rumah ini! Ini rumah Karma atau rumahnya sih?' mereka semua sweatdrop melihat Gakushū tahu benar dengan rumah ini.

"Tcih, ini rumahku atau rumahmu sih?" Karma mengutarakan pikiran teman-temannya.

"Terserahku, kalian duluan saja..." Gakushū berbalik arah kembali ke tangga tadi dan menaikinya.

"Jadi... Kenapa dia malah boleh naik ke sana?" tanya Maehara.

"Hmm? Bisa dikatakan rumah ini sudah seperti rumahnya sendiri, begitu pula dengan rumahnya yang sudah seperti rumah Yuki...." Karma kembali tampak acuh.

"Nah sudah sampai..." Karma membuka pintu yang cukup besar.

'Pantas saja Asano bertanya apa jantung kami sehat atau tidak, ini sih sudah seperti perpustakaan kota!' batin mereka semua.

"Oke... Sekarang kita tahu dari mana otak pintar Karma...." ujar Sugino yang melihat Karma menghidupkan pemanas ruangan yang ada di sepanjang karpet itu.

"Ya begitulah... Seperempat dari bagian rumah ini adalah perpustakaan. Jangan tanya bagaimana bisa ibu, kakak dan ayahku bisa dapat buku sebanyak ini, aku juga tak tahu..." ujar Karma acuh.

"Kalau ada yang mau kalian baca silahkan saja.. asalkan tidak rusak..." Karma berjalan ke arah buku-buku tebal dan mengambil salah satu buku itu.

Mereka berjalan mengelilingi perpustakaan itu. Banyak buku dengan bahasa asing dan buku-buku tentang ilmu pengetahuan.

Tak.. tak.. tak.. suara high heels terdengar ke seluruh ruangan, mereka semua bingung padahal saat ini Irina tidak memakai high heels.

"Kalian semua, berkumpul di tengah ruangan!!" titah Akatsuki. Akatsuki muncul dari pintu yang ada di atas dengan Gakushū.  Akatsuki memakai pakaian formal tapi terlihat casual.

"Aku minta maaf atas sikapku yang mungkin membuat kalian sedikit takut, tapi aku memang sedang badmood. Aku akan kembali dalam waktu dua jam lagi, terserah kalian mau melakukan apa di rumah ini asalkan tidak ada barang yang rusak. Terutama jangan berani-berani memasuki sayap kanan. Kalau kalian mau cemilan minta saja Karma ambilkan ke dapur tapi jangan makan di perpustakaan ini," ujar Akatsuki dengan beberapa kata yang penuh penekanan.

"Anda ada misi baru, Kapten?" tanya Karasuma.

"Tidak, Kolonel. Para atasan sangat menuntut karena isu munculnya manusia bertentakel yang menyerang beberapa anggota divisiku. Subaru-kun baru menelponku dan mengatakan tadi malam dia diserang oleh manusia bertentakel, untungnya semua anggota divisiku adalah mantan assassin dan mereka sudah memiliki senjata anti-tentakel sehingga tak ada yang mengalami luka serius.

Para atasan ingin mengadakan rapat dadakan, hanya ada dua kemungkinan dalam rapat ini. Pertama, mereka akan mencabut misi ini dari kita karena aku melibatkan warga sipil. Kedua, mereka akan setuju untuk pengaktifan kembali laser yang dipakai dua tahun lalu. Doakan saja yang mereka pilih yang kedua, mau bagaimana pun juga laser ini adalah buatanku, jika mereka menolak untuk mengaktifkan kembali laser itu maka aku akan memakai hak ciptaku. Aku pergi dulu," Akatsuki menghadap Gakushū dan mencium pipinya singkat. "Ittekimasu..." Akatsuki berbalik dan menghilang dibalik pintu.

















To be Continued

14 Mei 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro