Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Pergi ke Pesta Pernikahan

Anak kelas 3-E dijemput dengan mobil van oleh Sakamaki bersaudara. Satu mobil mencakup 5 siswa 3-E. Karasuma dan Irina memakai mobil pribadi Karasuma. Gakushū dan Akatsuki akan semobil dengan pasangan Asano.

Akatsuki dan Kayano sibuk mendandani Okuda. Lalu mereka berdua membawa Okuda ke tempat berkumpul.

"Sudah kukatakan, Karma tidak salah pilih... Bahkan kami tidak perlu repot mendandaninya, hanya tinggal mengatur rambutnya~~" Akatsuki dengan senangnya memeluk Okuda.

Okajima dan Maehara sudah mimisan karna Okuda tidak memakai kacamata dan didandani natural.

"Jadi, jangan mengucek matamu dan jangan menangis. Hanya itu pantanganmu..." Kayano juga masih memeluk Okuda senang.

"Bi-bisakah kalian lepaskan aku, se-sesak.." Okuda tak habis pikir dengan dua sahabat itu.

Kayano dan Akatsuki melepas pelukan mereka.

"Tak ku sangka, Okuda-san jadi cantik begini.." Okajima masih memegang hidungnya.

"Manami-chan memang cantik... Hanya saja adikku yang manis ini hanya mau kecantikan Manami-chan untuknya seorang~~" Akatsuki merangkul Karma.

"Daripada itu, kau tidak bersiap??" Karma melepas rangkulan Akatsuki.

"OH IYA!!" Akatsuki mendengar suara mobil yang baru sampai. "Matilah aku..." Akatsuki langsung berlari ke kamarnya.

"Kalau begitu kami duluan, Gakushū," Karma menggenggam tangan Okuda.

Tinggallah Gakushū dengan setelan jasnya menunggu bersama orangtuanya.

"Kenapa dia lama, Shuu?" tanya ibunya.

"Tadi mendandani pacarnya Karma. Kurasa sebentar lagi selesai."

"Kau periksa sana.." Gakuhou menyuruh Gakushū.

"Baiklah.." Gakushū menurutinya.

Tok.. tok.. "Yuki, apa yang menahanmu disana?"

"Shuu, bisakah kau menolongku??" Akatsuki membuka pintu dan sedikit mengintip.

"Baiklah..." Gakushū paham maksudnya dan membuka pintu kamar Akatsuki.

"Ja-jangan menatapku seperti itu!!" Akatsuki merasa malu ditatap Gakushū.

"Berisik... Berbaliklah.."—Gakushū

Akatsuki membalikkan tubuhnya. Gakushū menyingkirkan rambut Akatsuki yang tersangkut dan mengancingkan gaun merah Akatsuki. Tanpa melihat pun Gakushū tahu wajah gadis itu sudah semerah rambutnya.

"Sudah... Dan ini untukmu.." Gakushū memberikan kanzashi emas dengan hiasan Camelia merah pada Akatsuki.

"Cantik... Arigatou Shuu..." Akatsuki tersenyum padanya.

Akatsuki menyisir rambutnya dan melilit sebagian rambutnya dengan kanzashi emas itu.

"Nah... Ayo berangkat..." Akatsuki memeluk tangan Gakushū dan sedikit menariknya.

"Wah wah wah... Sungguh pasangan yang serasi~~~" ibu Gakushū memotret mereka.

"Oba-san..." Akatsuki sudah memaklumi sikap wanita itu.

Mereka berempat berangkat dengan Gakuhou yang mengendarai mobil itu.

Saat sampai di sana, anak kelas 3-E sudah di dalam bersama Karasuma, Irina dan Sakamaki bersaudara.

"Selamat datang Kapten Akabane dan keluarga Asano," sambut sang empunya pesta.

"Terimakasih Nee-san. Apa Jenderal Akabane sudah datang?" tanya Akatsuki.

"Ya, ayahmu sudah datang, dia sedang berbincang dengan ayahku. Jadi, dia pacarmu?" tanya wanita itu.

"Lebih tepatnya, tunanganku."

"A-ah, begitu ya.." wanita itu tersenyum canggung.

"Semua tamu undangan, terimakasih sudah datang ke acara pernikahanku ini. Aku sangat senang karna di acaraku ini didatangi oleh tiga tentara hebat, yaitu Jenderal Akabane Kurama, Kolonel Karasuma Tadaomi dan kapten termuda, Kapten Akabane Akatsuki yang sesuai dengan rumor kalau Kapten Akabane akhirnya memiliki kekasih..." wanita itu dan beberapa anggota militer tertawa.

"Oh ayolah Nee-san, aku ini kan juga manusia..." Akatsuki tidak terima hal itu.

"Oh, bukankah kau ini iblis??" tanya Ayato.

Acara itu diawali dengan segala ledekan pada Akatsuki. Gadis yang pendiam dan jarang muncul di markas bahkan bisa menyatu dengan alam itu tiba-tiba memiliki kekasih bahkan sudah tunangan.

"Jadi, Kapten... Kau benar-benar sudah tunangan?" tanya mempelai pria.

"Kenapa kalian semua jadi membahas tentangku? Bukankah ini acara pernikahan kalian?" Akatsuki malas membahas hal ini.

"Ya, itu wajar saja Kapten karna ada yang mau denganmu..." Laito ikutan meledek atasannya itu.

"Tentu saja mau, aku ini kan perfect..." Akatsuki berniat membuat mereka diam dengan tingkah menyebalkannya.

"Aa, kami tarik ucapan kami... Kau ini pantang dipuji sedikit..." kata sang mempelai wanita. "Saatnya lempar bunga~~" sambungnya.

Semua wanita sudah bersiap di belakangnya. Tentu saja Akatsuki dan anak kelas 3-E tidak ikutan. Tapi tak ada satupun wanita yang menangkap bunga itu, karna bunga itu jatuh ke tangan....

"Ne, Kolonel Karasuma, ku tunggu undanganmu..." goda Akatsuki.

"Sebenarnya, kami berencana menikah akhir tahun ini, tapi karna misi darimu sepertinya akan diundur sampai tahun depan.." ujar Karasuma pelan.

"APA?!" seru semua tamu undangan.

"Kau ini memang Wanita Iblis, Kapten. Bisa-bisanya kau membuat orang lain gagal menikah..." ujar Reiji.

"I-itu.. aku tidak tahu masalah itu... Kalau diberitahu lebih awal aku juga tidak akan meminta bantuannya... Aduh bagaimana ini..." Akatsuki nampak panik.

"Kenapa pula kau panik?" tanya Gakushū.

"Tentu saja!! Bagi seorang wanita, pernikahan itu adalah hal yang ditunggu-tunggu, akh... Aku malah membuat pernikahan mereka diundur..." Akatsuki nampak menyesal.

"Dasar Wanita Iblis..." gumam para wanita yang hadir disitu.

"I-IIE... TOLONG AKU....!!!" Akatsuki sudah bersembunyi dibalik Gakushū karna semua tatapan tajam mengarah padanya.

"Sudahlah.. lagipula kami tidak masalah... Menikah di musim dingin juga sepertinya kurang cocok..." Irina bagaikan malaikat bagi Akatsuki.

"Tenshi da yo...." gumam Akatsuki.

Suasana kembali seperti semula karna sikap dan perkataan Irina.

Musik dansa mulai terdengar, pasangan-pasangan mulai berdansa.

"Mau berdansa denganku?" ajak Gakushū.

"Me-memangnya kau bisa?" Akatsuki sedikit ragu.

"Tentu.." Gakushū mengulurkan tangannya.

Akatsuki menerima uluran tangannya dan mereka mulai berdansa. Karasuma dengan Irina, pasangan Asano, Nagisa dengan Kayano, dan tentu saja Karma dengan Okuda.

Gakushū semakin menipiskan jarak mereka dan meletakkan kepalanya di bahu gadisnya.

"Ada yang mengawasi, dua di atas, dua di dekat pintu masuk, dua di dekat meja hidangan, dua berdansa di dekat ayah ibuku," Gakushū berbisik padanya.

Gakushū sengaja membuat gerakan memutar agar Akatsuki dapat melihat orang-orang yang disebut Gakushū. Akatsuki sedikit menyentuh telinganya.

"Sakamaki bersaudara, bersiap dengan serangan mendadak. Dua di atas, dua berdansa, dua di pintu masuk, dua di meja hidangan. Tujuh laki-laki, satu perempuan. One on one.

Shuu-san, Reiji-san, kalian urus sniper di atas. Ayato-san, Laito-san, kalian urus pintu masuk. Kanato-san, Subaru-kun, kalian urus yang di meja hidangan. Aku dan Gakushū akan mengurus mereka yang berdansa. Kita mulai saat salah satu dari mereka memulai tembakan," Akatsuki memberi perintah sambil berdansa.

"Ada banyak lagi, tapi mereka tidak membawa senjata," Gakushū kembali berbisik.

"Matamu itu memang berbahaya ya, Shuu. Bagaimana caramu melihatnya?" Akatsuki sedikit merinding karna lelaki yang sedang mendekapnya ini.

"Tck, kau pikir aku ini bodoh? Kelas 3-E benar-benar mengasahku.." Gakushū mau tidak mau mengakui hal itu.

Dor... Satu tembakan hampir mengenai Gakushū. Tapi dia memiliki refleks dan mata yang bagus.

















To be Continued

28 April 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro