Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Penikahan yang Kacau

Dor... Satu tembakan hampir mengenai Gakushū. Tapi dia memiliki refleks dan mata yang bagus.

Para tamu undangan langsung menunduk, tak ingin terkena tembakan. Beberapa orang dibawa keluar oleh yang ada di dekat pintu.

Tinggallah di ruangan pesta itu musuh-musuh, para tentara, kelas 3-E dan pasangan Asano.

Mereka yang awalnya diduga Gakushū tidak membawa senjata ternyata membawa gas bius. Untungnya anak-anak kelas 3-E, Jenderal Akabane, Karasuma, Irina, Sakamaki bersaudara, pasangan Asano, Gakushū dan Akatsuki tidak menghirup gas itu.

Mereka langsung menyerang anak kelas 3-E. Dan sisanya one on one seperti kata Akatsuki tadi. Dua orang yang di atas terjatuh dengan luka tembak di dada, begitu pula dengan penjaga, Gakushū tidak berani untuk membunuh, tapi Akatsuki sudah menembak laki-laki yang berdansa tadi.

Murid kelas 3-E berhasil melumpuhkan yang lain dan mengikat mereka tapi tak ada satupun dari mereka yang kehilangan kesadaran, sekarang hanya tersisa gadis yang berdansa tadi. Akatsuki mengarahkan pistolnya pada gadis itu.

"Akan kuberi kau kesempatan seperti Ansatsu Kyoushitsu memberi teman-temanmu kesempatan. Siapa yang menyuruh kalian?" tanya Akatsuki.

"Tcih, dasar jal**g!! Kau pikir aku takut denganmu??" kata gadis itu.

"Tentu saja tidak. Kalian adalah orang-orang yang gagal. Alumni kelas 3-E dari SMP Kunugigaoka enam sampai delapan tahun yang lalu. Memiliki dendam pada Asano Gakuhou dan berakhir menjadi rekan musuhku.

Kalian memang tidak punya masa depan yang cerah..." ujar Akatsuki sarkasme.

"KAU BISA MENGATAKAN HAL ITU KARNA KAU CALON MENANTU KELUARGA BUSUK ITU!! KAU TIDAK TAHU BAGAIMANA RASANYA JADI ORANG YANG GAGAL!!" gadis itu mulai naik pitam.

"Hmm, 'tidak tahu rasanya jadi orang gagal'. Kau tahu... Kalian ini memang bodoh. Apa kau tidak melihat mereka?? MEREKA ITU SAMA SEPERTI KALIAN!! MEREKA ITU JUGA ANAK KELAS 3-E!!

Ya ampun... Kenapa semua orang berpendapat bahwa merekalah manusia terburuk?? Kau tahu apa tentang kegagalan??

Kalian diletakkan di kelas 3-E agar kalian bisa lebih fokus untuk belajar. Tapi kalian malah berprinsip, 'aku gagal dan tak akan pernah berhasil'.

Kau lihat lelaki tinggi yang berambut aneh itu? Terasaka Ryoma. Orang yang selalu berperingkat terakhir. Kau tahu apa yang telah dicapainya dari kelas 3-E? Dia berhasil masuk 50 besar saat ujian terakhir.

LALU KENAPA KALIAN TIDAK BISA?! PRINSIP KALIANLAH YANG MEMBUAT KALIAN SEPERTI INI!!"

"KAU TIDAK TAHU APA-APA, WANITA IBLIS!! KAU TIDAK PERNAH GAGAL!!" gadis itu kembali berteriak.

"Dia memang mau mati..." ujar Karma.

"Oh... Kau pikir sudah berapa kali aku gagal?? Kalian hanya kehilangan semangat belajar kalian.

Apa kau tahu??

AKU INI JUGA SERING GAGAL!!

ADIK KEDUAKU MATI DI DEPANKU DAN AKU TIDAK BISA APA-APA!!

ADIK KEMBARKU DULU MENGALAMI PATAH TULANG BELAKANG DAN HARUS DIRAWAT SELAMA ENAM BULAN KARNA AKU TIDAK BISA MELINDUNGINYA!!

ADIK BUNGSUKU MATI DI DEPANKU KARNA AKU MASIH LEMAH!!

IBUKU MATI KARNA KEBODOHANKU!!

SAHABATKU MENJAUHIKU HANYA KARNA SATU LAKI-LAKI!!

KAU PIKIR AKU SEGAGAL APA HAH??!!"

Gadis itu terdiam. Berpikir bahwa apa yang terjadi padanya bukanlah apa-apa.

"Kalian itu masih bisa berusaha tahu...
Kalian bahkan bekerja sama dengan pembunuh bayaran," Akatsuki mendekati orang yang tadi ditembaknya dan memeriksa saku jasnya.

"Kalian tahu... Jalan berdarah bukanlah jalan kalian... Jika kalian tetap melanjutkan hal ini, kalian bisa saja berakhir seperti tujuh pembunuh bayaran ini... Tapi, kalian masih memiliki masa depan yang cerah daripada berakhir di penjara atau langsung ke akhirat.

Beberapa dari kalian berhasil bekerja kantoran walau hanya menjadi pekerja biasa. Lalu sebagian lainnya memiliki toko kecil. Beberapa perempuan menjadi pelayan di restoran mewah, kau bahkan adalah pelayan yang melayani kami kemarin..." Akatsuki mendekati gadis itu.

"Lalu beberapa yang lain menjadi pekerja di pabrik yang cukup besar.

Tidak bisakah kalian hentikan ini?? Ini bukanlah jalan kalian. Kalian sudah berhasil bangkit dari keterpurukan kalian dan bekerja dengan gaji yang lumayan banyak.

Aku tahu itu tidak sesuai dengan yang kalian atau yang orangtua kalian inginkan. Tapi apakah kalian tega melihat orang tua kalian melihat kalian yang hanya tinggal nama??" Akatsuki melihat orang-orang yang diikat.

"Aku tahu kalian pasti dibedakan oleh orang tua kalian dengan saudara atau tetangga kalian yang lebih baik dari kalian.

Tapi itu memang karna kalian berbeda bukan??

Lalu bagaimana rasanya jika kalian berasal dari satu benih yang sama dan sangat dibedakan?

Apa yang kalian alami masih jauh berada di bawahku.
Bersyukurlah atas apa yang sudah kalian dapatkan sekarang."

Isakan tangis terdengar dari mereka yang diikat. Begitu pula dengan gadis yang ada di dekat Akatsuki.

"Aku tahu kalian membenci Gakuhou-ji-san, tapi jangan kalian buat kebencian kalian itu menghancurkan kalian.

Kalian tahu? Anak kelas 3-A yang dipimpin Gakushū pada akhirnya hancur karna ingin meraih kemenangan di ujian dengan membenci kelas 3-E. Dan akhirnya mereka semua gagal. Bahkan peringkat pertama diambil oleh anak kelas 3-E. Lalu, apa kalian ingin gagal karna kebencian kalian?

Horibe Itona dan Yukimura Akari hampir mati karna rasa benci mereka dan mengambil jalan pintas untuk balas dendam. Lalu, apa kalian ingin mati??

Kalian ini... Sangat beruntung tahu..." Akatsuki memutar-mutar pistolnya.

"Sebaiknya kalian pulang. Orangtua kalian sepertinya sudah menunggu..." Akatsuki masih memainkan pistolnya.

"Hiks.. darimana kau tahu??" ujar gadis yang ada di dekat Akatsuki.

"Karna itulah yang selalu dirasakan orang tua saat anaknya jauh darinya. Bahkan perasaan mereka akan memburuk jika terjadi hal buruk pada kalian.

Kau tahu? Ayahku yang tidak pernah peduli padaku saja akan langsung menjemputku di landasan helikopter saat aku mengalami luka yang parah dan bahkan tidak ada yang memberitahunya masalah itu.

Lalu bagaimana dengan orangtua kalian yang sangat peduli pada kalian? Jangan sia-siakan kasih sayang orangtua. Balaslah semampu kalian dan jangan membuat mereka mendapati kalian hanya tinggal nama," Akatsuki mengakhiri ceramahnya dengan menembak tali yang mengingat mereka, dan hebatnya tidak ada yang terluka.

"Sakamaki bersaudara, kalian antar mereka ke rumah mereka masing-masing. Pastikan mereka pulang dengan aman. Akan kuurus mayat-mayat ini," Akatsuki memerintah mereka.

"Tu-tunggu, bos kami ada pesan untukmu jika kami gagal malam ini.

'Kau tidak bisa selamanya menang. Kau akan membayar semuanya. Semua yang kau lindungi akan mati. Karna mata diganti mata, tangan diganti tangan, dan nyawa diganti nyawa.'

Itu pesannya. Sampai jumpa, Akabane Akatsuki. Terimakasih atas nasehatmu," gadis itu menunduk hormat.

"Oh.. begitu ya.. hahhhhh menyusahkan saja sih gadis satu ini. Main boneka-bonekaan pula lagi tuh... Langsung aja kenapa sih.. buang-buang waktu saja... Rusak kan jadi acara nikahan orang... Wanita ular sialan.... Awas saja.. akan ku pukul kepalanya nanti..." Akatsuki malah menggerutu tidak jelas.

"Memangnya kau tahu siapa??" tanya Karasuma.

"Tentu saja!! Memangnya dia pikir dia itu bisa mempermainkan nyawa orang seperti ini, kalau aku lepas kendali dan membunuh mereka semua bagaimana? Kan tidak lucu ada berita 'banyak orang mati saat pesta pernikahan'. Kan aneh.... Masa iya pesta pernikahan jadi pesta pembunuhan..." Akatsuki malah jadi marah-marah pada Karasuma.

"HAHAHA.... Humormu itu memang tiada duanya anakku..." Kurama malah tertawa girang.

'Dia itu sedang tidak melawak!!' batin mereka semua.




To be Continued

28 April 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro