Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

New CEO

Dua tahun berlalu, saat ini Gakushu dan Akatsuki sudah menjadi sarjana. Mereka kembali ke tempat asal mereka, Jepang.

"Waahh, tak kusangka Subaru keluar dari kemiliteran..." Akatsuki melihat majalah yang terpajang di toko.

"Hmmm," Gakushu malas kalau sudah membicarakan sahabat kekasihnya itu.

"Memang sih dia itu sangat cocok jadi aktor dibandingkan jadi militer~~" Akatsuki masih mengoceh tentang sahabatnya.

Gakushu mengantarkan Akatsuki ke rumahnya, lalu dia pulang ke rumahnya.

"Tadaima.." ujar Gakushu.

"Okaeri..." Ibunya langsung menyambutnya.

Gakushu langsung berbenah dan makan malam bersama ibu dan ayahnya.

"Tou-san, aku mau membeli perusahaan milik kakeknya Yuki, sudah tidak ada masalah lagi kan?" tanya Gakushu.

"Ya, sudah tidak ada permasalahan lagi, tapi kalau Kurama memintamu menerima keponakannya untuk bergabung dengan perusahaan, usahakan kau berhati-hati, keponakannya itu sama liciknya dengan ayah mereka," peringat Gakuho.

"Iya, akan kuingat..." jawab Gakushu.

~Skip~

Gakushu membeli perusahaan milik kakek Akatsuki yang kemarin disita oleh Bank. Dia mengganti nama perusahaan menjadi AG Co. Banyak yang langsung mencari lowongan pekerjaan disana.

Akatsuki langsung ditawari Gakuho menjadi kepala sekolah Kunugigaoka, tapi Akatsuki menolak dan mengatakan dia ingin memulai semua dari awal. Akatsuki menjadi guru matematika sekaligus wali kelas untuk kelas E. Gakuho juga tak habis pikir kenapa dia mau menjadi wali kelas E sedangkan dia sendiri kuliah di Harvard University.

Akatsuki mengajar dengan gaya Aguri dan mengajar dengan cara Korosensei. Hal itu yang membuat anak kelas E menjadi lebih hidup, sama seperti kelas E tujuh tahun yang lalu. Gakuho juga seperti melihat keduanya ada di dalam Akatsuki.

Karma benar-benar menjadi anggota Birokrat, dia juga sudah mendapat kepercayaan kedua orang tua Okuda. Okuda dan Takebayashi menjadi ilmuwan. Kayano tetap menjadi aktris dan Nagisa magang menjadi guru sekaligus wali kelas E di salah satu SMA negeri. Semua anak kelas 3-E menjadi apa yang mereka cita-citakan, walau ada yang masih magang atau masa percobaan.

Akatsuki menyempatkan diri ke gedung kelas 3-E saat selesai mengajar dan dia mendapati anak kelas 3-E ada disana walau tidak semuanya.

"Sumimasen... Apa aku mengganggu kalian?" tanya Akatsuki.

"Yuki!!" Kayano langsung berlari dan memeluknya.

"Tadaima, Akari-chan..." Akatsuki menepuk pelan punggung Kayano saat tahu gadis itu menangis.

"Um, okaeri... Kau lama sekali pulang... Kau bahkan tidak pulang saat natal..." Kayano semakin mengeratkan pelukannya.

"A-Akari... Sesaaakk," Akatsuki hampir kehabisan napas.

Kayano melepaskan pelukannya, "ah gomen... Aku sangat merindukanmu..."

"Hai', hai', aku juga... Bagaimana kabar Nagisa?" Akatsuki berjalan mendekati tempat bunga di gedung itu.

"Yahhhh begitulah... Dia sulit dihubungi, dia itu terlalu fokus dengan tujuannya. Saat kasusmu dulu, itulah saat kami bertemu kembali, lalu setelah selesai dia kembali sulit dihubungi..." Kayano meratapi nasibnya.

"Ahh, souka... Dia terlalu fokus ya... Bukankah itu bagus? Itu artinya dia tidak akan melepaskan apa yang dia punya. Ya ampun, benar-benar lelaki idaman..." Akatsuki berfangirl ria.

"Kau sih enak, bisa terus-terusan sama Asano-kun..." Kayano mencubit kedua pipi tembam Akatsuki.

Akatsuki hanya menyengir mendengar penuturan sahabatnya itu.

"Kau semakin tinggi ya Akari..." Akatsuki menepuk-nepuk kepala Kayano.

"Kau juga... Berapa tinggimu sekarang?" Kayano nampak tak suka dengan tinggi Akatsuki.

"Hmm? Hehe... 170..."

"Hahhhh, pantas saja... Aku hanya 157..." Kayano meratapi tingginya.

"Kan tidak apa... Lagipula kau lebih sering berperan sebagai anak SMA kan? Kau tidak cocok kalau tinggi, keimutanmu bisa menghilang..." Akatsuki mencubit pipi Kayano.

Kayano memerah karena dibilang imut. "Mungkin kau tinggi karena kebiasaanmu yang seperti Karma. Anak itu juga tinggi seperti tiang listrik..." ujar Kayano.

"Hahaha, tiang listrik... Julukan yang bagus..." Akatsuki tertawa riang.

Akatsuki berbincang dengan anak kelas 3-E karena mereka sudah selesai membenahi gedung itu. Lalu mereka semua pulang saat sore hari.


















To be Continued

27 Mei 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro