Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Nasib Perusahaan

Ujian akhir kelas 3 sudah dilewati, Gakushu dan Akatsuki menyempatkan diri berjalan-jalan untuk refreshing. Setelah itu Gakushu mengantarkan Akatsuki pulang.

"Tadaima..." ujar Gakushu.

"Okaeri, dari mana saja?" Gakuho sudah berdiri di depan pintu seakan tahu anaknya akan pulang.

"Refreshing... Ada apa? Tak biasanya Tou-san menungguku di depan pintu," ujar Gakushu sambil menyimpan sepatunya.

Gakuho tidak menjawabnya, dia berjalan ke ruang tamu dan duduk, dia juga memberi kode agar Gakushu duduk di depannya, Gakushu menurut dan duduk di depannya.

"Ini menyangkut masa depanmu. Tou-san ingin kau kuliah di MIT," Gakuho langsung to the point.

"Massachusetts Institute of Technology? Tou-san kita sudah pernah membahas ini... Aku tidak mau kuliah di Cambridge!" Gakushu langsung menolak mentah-mentah.

"Sudah kukatakan ini demi masa depanmu," ujar Gakuho tenang seperti biasa.

"Sekali tidak mau tetap tidak mau!" Gakushu langsung menarik tasnya dan pergi ke kamarnya, dia bahkan membanting pintu kamarnya.

"Biar aku saja yang berbicara padanya..." ujar Ibu Gakushu.

Ibunya langsung menyusulnya dan mengetuk pintunya pelan, "Shuu, boleh kaa-san masuk?" tanyanya, lalu terdengar Gakushu mengijinkannya masuk.

"Hei... Shuu... Ternyata anak kaa-san sudah besar ya..." ibunya duduk di sisi tempat tidurnya dan mengusap pelan kepalanya.

Gakushu masih berbaring membelakangi ibunya, "kaa-san, jika kaa-san hanya mau membujukku lebih baik tidak perlu.."

"Shuu... Kaa-san dan Tou-san ingin yang terbaik untukmu. Tou-san ingin kau mengenyam pendidikan disana dan lulus dengan titel MBA," ibunya masih mengusap kepalanya pelan.

"Master of Business Administration? Tapi kenapa harus ke luar negeri? Aku..." Gakushu menghentikan ucapannya.

"Yuki juga akan mengerti... Atau kau mau Yuki ikut denganmu kuliah disana?" ucapan ibunya sukses membuatnya terdiam.

"Nanti akan kubicarakan dengan Yuki, biarkan aku sendiri dulu..." ujar Gakushu pelan.

Ibunya mengusap kepalanya pelan dan pergi dari kamarnya.

'Aku tahu ayah dari Oxford University, tapi bisakah aku tidak kuliah di luar negeri? Cambridge... Argh kepalaku pusing jika begini,' batin Gakushu sambil mengacak-acak rambutnya.

Esok harinya Gakushu langsung menemui Akatsuki dan menceritakan pembicaraannya dengan ayahnya.

"Jika memang mau begitu bagiku tak apa, kalau kau mau aku akan ikut denganmu, tapi jika kau bisa sendiri maka aku akan menunggumu disini," ujar Akatsuki sambil mengusap lembut rambut Gakushu.

"Bolehkah kau ikut denganku? Aku rasa akan sulit jika kita berhubungan jarak jauh.." pinta Gakushu.

"Baiklah, nanti akan kubicarakan dengan Tou-san dan Karma..." Akatsuki masih mengusap rambut Gakushu.

"Aku akan ambil fakultas pendidikan di Harvard University, aku tahu kalau ayahmu akan memintamu ke Cambridge, ayah juga sudah setuju, tinggal bicarakan keberangkatan saja," ujar Akatsuki.

Gakushu nampak sedikit terkejut, bagaimana bisa Akatsuki sudah menyiapkan segalanya.

"Aku sudah tahu sesuatu sebelum itu terjadi," Akatsuki tersenyum.

"Arigatou, Yuki," Gakushu memeluknya.

Setelah upacara kelulusan SMA Kunugigaoka, Akatsuki dan Gakushu langsung menuju bandara untuk pergi ke Cambridge. Karma memutuskan kuliah di Tokyo agar tidak jauh dengan Okuda yang kuliah di Tokyo.

Gakushu dan Akatsuki membeli rumah kecil di Cambridge yang terletak di tengah MIT dan HU. Untuk mendapatkan titel MBA harus menempuh beberapa managemen bisnis seperti managemen akuntansi, bisnis, hukum sipil dan yang lainnya. Ajaibnya semua itu sudah dikuasai Gakushu sejak SMP, jadi mudah baginya untuk mendapatkan titel MBA itu.

Sudah dua tahun berlalu, Gakushu semakin sibuk belajar sehingga sedikit waktu luang dengan Akatsuki.

"Yuki, apa kau tak masalah jika seperti ini?" Gakushu menanyakan hal itu saat makan malam.

"Ii yo.... Aku mengerti kok, titel MBA memang sulit diraih, seharusnya butuh lebih dari empat tahun tapi kau bahkan bisa melampaui mereka, jangan terlalu memaksakan diri... Jika memang lelah istirahatlah sejenak.." Akatsuki membereskan alat makan dan mencucinya.

"Arigatou, tsuma.." ujar Gakushu.

"Tsu-tsuma apanya!!" pekik Akatsuki.

"Kan memang benar..."

"Ki-kita belum menikah tahu!!"

"Dua tahun lagi kan..." Gakushu bisa melihat dengan jelas rona merah di pipi Akatsuki. "Tsun tsun..." Gakushu menarik kedua pipi Akatsuki.

Akatsuki menerima telpon dari Karma, Gakushu kembali ke ruangannya untuk belajar. Selesai menelpon Akatsuki menghampiri Gakushu di ruangannya.

"Shuu, perusahaan kakek bangkrut, semua saham habis dan investor menuntut pamanku..." Akatsuki duduk di ujung tempat tidur Gakushu.

"Bukankah itu bagus?" Gakushu tersenyum evil.

"Shuu..." Akatsuki menatap Gakushu.

"Kau tahu... Uang dari hasil investasiku sudah sangat banyak, aku akan membeli perusahaan kakekmu jika masalah pamanmu sudah selesai, aku tidak mau menanggung kesalahan pamanmu. Tenang saja..." Gakushu mengusap kepala Akatsuki. "Aku akan membangun kembali perusahaan itu..." lanjutnya.

"Arigatou..."

"Douita, Tsuma..."















A/N: Tsuma= istriku

To be Continued

24 Mei 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro