Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Kyoto

"Yeay, akhirnya sampai~~" Kayano dan Akatsuki berujar serentak saat sudah di luar stasiun.

"Ne, ne, Akari-chan, aku tahu satu toko puding yang enak, mau mencoba?" Akatsuki menawarkan Kayano.

"Eh, tapi kan kau harus menemui ayahmu dulu...." Kayano mengingatkan Akatsuki.

"Agh, malas.... Lagipula Kolonel Karasuma belum sampai~~" Akatsuki merangkul Kayano.

"Siapa bilang aku belum sampai?" tiba-tiba Karasuma sudah ada di belakang mereka bersama Irina.

"AAAAA, SETAANNN!!" Akatsuki berteriak histeris.

Tokk... Karasuma memukul pelan kepala Akatsuki. "Yang setan itu adikmu, ayo cepat ke penginapan, kita harus bergegas."

"Kolonel Karasuma..... Izinkan aku bermain sebentar~~" Akatsuki menampilkan wajah imutnya.

"Nanti saja, kau tahu sendiri bagaimana Jenderal Akabane," tentu saja Karasuma tidak akan terpengaruh oleh Akatsuki.

"Tck, menyebalkan, selalu saja seperti ini."

"Sudahlah, aku sudah menelpon Isogai-kun, mereka semua sudah ada di penginapan. Setelah sampai disana, langsung ganti bajumu," perintah Karasuma.

Akatsuki berjalan beriringan dengan Kayano dan Okuda. Karma berjalan dengan Gakushū dan Nagisa. Tentu saja dua pasangan itu berjalan di belakang, layaknya orangtua yang mengawasi anak-anaknya.

"Ano, Akatsuki-san, kenapa rasanya barang bawaanmu sangat banyak?" tanya Okuda.

Tentu saja karna Akatsuki membawa tas ransel di punggungnya, lalu koper kecil, dan tas yang ukurannya sangat panjang tapi itu di bawa Karma, lalu terakhir makanan yang dibawanya.

"Ooh, kau akan tahu nanti ^^" jawab Akatsuki.

Saat sudah sampai di penginapan.....

"Ano, jadi kakak Karma itu.... Chimamire Yuki?" Isogai yang menyambut mereka langsung menanyakan hal itu.

"Oh, kau cepat juga mengenaliku ya.."

"Isogai, Isogai Yuma. Senang bertemu dengan anda..."

"Akabane Akatsuki. Panggil saja Yuki, aku sudah biasa dipanggil begitu. Jangan terlalu formal denganku. Oh iya, Isogai-kun, aku membawa temanku tak masalah kan?"

"Etto, aku sih tidak tapi...." Isogai menatap Gakushū.

"Kalau pemimpinnya bilang tidak maka itu mutlak~~" ujar Akatsuki.

Mereka semua masuk ke penginapan, tentu saja Isogai jadi menambah satu kamar karna ada Akatsuki. (Jumlah perempuan genap dan laki-laki ganjil, jadi cuma tambah kamar untuk Akatsuki aja)

"Minna... Ini kakaknya Karma dan juga..."

"ASANO!!??" Mereka semua yang ada di ruang berkumpul terkejut karna teman yang dibawa Akatsuki adalah Gakushū.

"Hai... Namaku Akabane Akatsuki, kakak kembarnya Karma, kalian mungkin mengenalku sebagai Chimamire Yuki. Salam kenal~~" Akatsuki membungkukkan tubuhnya.

"CHIMAMIRE YUKI!!??" lagi-lagi mereka terkejut. Okajima, Mimura dan Maehara sudah senyum-senyum mesum.

"Lalu kenapa pula kau membawa Asano?" Terasaka nampak tak suka.

"Oh, bisa dikatakan sebagai perlindungan," Akatsuki tersenyum penuh arti.

"Asano itu pacarnya kakakku," Karma menjawab santai.

"Hah!? Baru saja aku mau mengembat kakakmu itu Karma," Okajima nampak kecewa.

"Sayangnya kau terlambat Okajima, mau bagaimana lagi, kakakku ini suka orang yang perfectionist," Karma menepuk pundak Okajima. "Beranilah kau menggoda atau mengintip kakakku, bukan hanya aku saja yang menghajarmu, ini juga berlaku untuk kalian semua," Karma tersenyum evil.

Gakushū sedikit menyikut tangan Akatsuki. Akatsuki mengerti maksudnya, "Karma pernah cerita beberapa teman laki-lakinya itu mesum, jadi aku mengajakmu karna Karma saja tidak akan cukup untuk mencegah kemesuman mereka," bisiknya.

"Mau membuatnya jadi nyata?" Gakushū tersenyum padanya.

"Hmm? Apanya?" Akatsuki nampak bingung.

"Pacaran.." bisiknya.

Blusshh... Wajah Akatsuki memerah. Dia mengangguk pelan.

Gakushū tersenyum lagi, tentu saja senyumnya untuk gadis ini bukanlah senyum yang selalu ditunjukkannya di sekolah.

"Kapten Akabane, kenapa kau belum siap?" Karasuma sudah memakai pakaian militernya.

"KAPTEN!!??" lagi-lagi mereka terkejut.

"Oh, ayolah Kolonel Karasuma.... Tidak bisakah nanti saja?" bujuknya.

"Tidak, sekarang Kapten," ujar Karasuma penuh penekanan.

Akatsuki masih malas, Karasuma melepaskan paksa ransel gadis itu dan menariknya beserta koper kecilnya ke arah kamar mandi dan melempar gadis itu. Lalu dia kembali ke ruang berkumpul.

"Oi, Karasuma, kau terlalu kejam pada gadis itu," Irina kasihan pada Akatsuki.

"Kau tidak tahu betapa sulitnya aku jika sudah bekerja dengannya. Dia yang memaksaku untuk bekerja sama lagi untuk misi kali ini, tapi malah dia yang malas-malasan," Karasuma bersedekap.

"KAPTEN CEPATLAH ATAU KAU KUTINGGAL!!" Karasuma sudah kehabisan kesabarannya.

"SABAR! KAU TAHU KAN AKU INI PEREMPUAN!!" Akatsuki berteriak dari kamar mandi.

Murid kelas 3-E bersweetdrop ria disana karna tidak menduga aktris dan penyanyi cantik itu ternyata seorang tentara, berpangkat Kapten pula.

Akatsuki kembali ke ruang berkumpul dengan memakai baju militer sambil menenteng koper kecilnya dan pakaiannya yang sudah dilipat.

"Cepat!"

"Sabar, kusimpan pakaianku dulu.." Akatsuki menyimpan pakaiannya. "Karma nanti tolong masukkan barang-barangku ke kamarku ya, dan jangan membuka koper atau tas-tasku, terutama jangan minum susu kotakku," ujarnya penuh penekanan di akhir.

"Iya, iya..." Karma menjawab santai.

"Kolonel Karasuma, Anda tidak bawa senjata?" Akatsuki melihat Karasuma yang tanpa perlengkapan senjata.

"Untuk apa? Lagipula aku ini sangat ahli beladiri, Kapten Akabane" Karasuma mengerti sikap formal gadis itu.

Akatsuki membuka tasnya yang panjang, ternyata isinya adalah senjata, mulai dari pisau sampai pistol dan ternyata ada tombak bermata dua. Akatsuki melempar pistol kecil pada Karasuma.

"Kita tidak tahu apa yang akan kita hadapi selama perjalanan. Jenderal Akabane tadi menelponku, Takaoka berhasil kabur. Sasarannya hanya dua, Anda atau Nagisa. Kuharap dia lebih dulu menyerang Anda daripada Nagisa."

"Tck, kupikir dia sudah dijaga ketat," Karasuma mengecek peluru pistol itu.

"Irina-dono, selama aku dan Kolonel Karasuma pergi, mereka jadi tanggung jawabmu," Akatsuki menyiapkan pistol dan pisaunya.

"Anda bisa memakai senjataku karna aku tahu Anda dan Kolonel Karasuma tidak bawa senjata, jangan berikan mereka senjata terutama Nagisa dan adikku, senjata asli berbeda dengan senjata untuk membunuh Koro-sensei. Aku tak mau mereka jadi pembunuh sungguhan," pesannya pada Irina.

Setelah persiapannya selesai, Akatsuki menutup tasnya dan memberikannya pada Irina. Akatsuki dan Karasuma pergi dari penginapan.

"Jadi, Asano-kun, bagaimana kau bisa berpacaran dengan Kapten Akabane?" Irina penasaran dengan hubungan mereka.

"Haruskah kuceritakan?" Gakushū nampak acuh. Mereka semua mengangguk. "Kami baru saja berpacaran, lagipula dia itu berpenampilan sebagai laki-laki di sekolah."

"Lalu? First kiss Yuki itu... kau yang ambil?" Kayano nampak tak sabaran.

"Iya, kenapa? Itu juga pertama kalinya untukku, walau aku sudah pernah pacaran sebelumnya," Gakushū benar-benar tak suka bahasan mereka.

Karma yang mendengar itu sedikit terkejut, "kapan?"

"Saat membersihkan kolam, kau tahu sendiri kalau dia itu wakilku," Gakushū tahu ketidaksenangan Karma.

"Itu artinya... kemarin? Dan kalian langsung pacaran? Kau serius tidak sih dengan Yuki?" Karma sudah bersiap-siap memukul Gakushū.

"Kalau aku tidak serius, aku tidak akan menciumnya dan menjadikannya pacarku," jawab Gakushū.

Karma terhenyak dengan jawaban Gakushū, benar-benar bertanggungjawab.

"Pantas saja Kapten Akabane mau menjadi pacarmu...." Irina takjub dengan Gakushū.

"Karma... ada yang mau kubicarakan padamu, ikut denganku.." Gakushū menjauhi kerumunan kelas 3-E itu.






















To be Continued

8 April 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro