Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Kembali Padamu

Jam dinding masih menunjukkan pukul 2 malam, Akatsuki terbangun karena perasaannya tak enak. Dia pergi ke dapur dan memakan beberapa potong puding dan segelas susu stroberi.

Di tempat lain.....
'Apa-apaan mimpi itu!' batin Gakushu sambil memegangi bagian jantungnya yang berdegup sangat cepat. Dia terbangun karena bermimpi, lebih tepatnya ingatannya yang berputar saat dia tidur. Ingatan saat Hakuei dan Akatsuki saling berperang tentakel di depan kelas 3-E karena orangtuanya dan ayah Akatsuki diculik dan hampir dibunuh Hakuei.

Di tempat Akatsuki....
"Kau terbangun?" Subaru menghidupkan lampu ruang makan itu.

"Hmm, begitulah," Akatsuki masih memakan pudingnya.

"Jangan biasakan makan dengan keadaan gelap," Subaru menepuk pelan kepala Akatsuki.

"Hmm. Ne, Subaru.. bisa kau antarkan aku ke rumah?" Akatsuki menatap Subaru yang mengambil minuman dingin.

"Rumah yang mana?" Subaru langsung meneguk minumannya.

"Rumahku dan Shuu. Perasaanku tak enak," pinta Akatsuki.

"Baiklah, pakai mantelmu, sudah mulai dingin di luar," Subaru langsung ke kamarnya.

Akatsuki menyelesaikan makannya dan langsung memakai mantelnya. Subaru sudah mengeluarkan mobilnya, Akatsuki masuk ke mobil dan Subaru langsung mengendarai mobil itu ke rumah yang memang tak begitu jauh dari rumahnya.

Saat sudah sampai Akatsuki membuka kunci rumah dan ke kamar, tapi dilihatnya keadaan kamar tidak baik-baik saja. Ada banyak bekas sayatan pisau dan bekas tembakan di tempat tidur, lemari, gorden jendela dan kaca jendela.

Akatsuki langsung kembali ke mobil Subaru dan memintanya mengantar ke rumah keluarga Asano. Untungnya Akatsuki juga punya kunci rumah keluarga Asano, dia meminta Subaru untuk kembali dan tidak perlu khawatir, Subaru menurutinya dan pulang ke rumahnya.

Akatsuki masuk ke rumah keluarga Asano dan langsung ke kamar Gakushu dulu, dia membuka pintu kamar Gakushu yang memang sudah kebiasaan Gakushu tidak mengunci pintu kamarnya. Napasnya tidak teratur karena dia sedikit berlari ke kamar itu dan sedikit lelah karena kondisinya saat ini.

"Shuu..." gumam Akatsuki saat melihat Gakushu yang terduduk dengan napas yang juga tidak teratur karena mimpi buruk.

Gakushu melihat Akatsuki ada di depan pintu kamarnya, "Yuki, kenapa kau kesini?" Gakushu langsung menghampirinya dan memapahnya ke tempat tidur, lalu mengunci pintu.

"A-aku hanya..." Akatsuki sedikit terisak.

Gakushu langsung memeluknya, "maaf... Maaf... Aku melakukan hal yang sama lagi..."

Tangis Akatsuki langsung pecah dan dia memukul pelan dada Gakushu, "Kau jahat..!! Kau benar-benar jahat..!! Setidaknya beritahu aku rencanamu..!! Jangan seperti ini..!! Sakit sekali, kau tahu?!"

"Maaf... Aku hanya tidak mau kau terlibat, terutama saat tahu kau jadi jarang makan dan terlihat lesu, saat itu kulitmu juga semakin lembut, tentu saja aku tahu kalau kau sudah hamil. Maaf... Aku hanya ingin menjauhkanmu dari rencana sepupu jahatmu. Maaf kalau caraku menyakitimu lagi. Maaf... Kau boleh memukulku sesuka hatimu.." Gakushu mengusap pelan rambut Akatsuki.

Akatsuki mencubit kuat perut Gakushu.

"Arrgh, jangan disitu Yuki!" pekik Gakushu spontan. Diangkatnya bajunya dan ada perban yang melilit perutnya.

"Terserahmu mau pukul dimana, tapi jangan perutku, jahitannya belum kering," pinta Gakushu.

"Ja-jadi serangan di kamar kita itu..." Akatsuki menutup mulutnya tak percaya.

Gakushu terkekeh pelan, "Jadi kau sudah kembali ke rumah ya. Itu terjadi dua malam yang lalu, tiba-tiba saja ada yang masuk ke rumah entah darimana. Mereka ada bertiga, suatu keberuntungan aku hanya terluka di perut. Aku juga sudah meminta orang untuk merenovasi rumah kita, ada banyak kerusakan disana," Gakushu mengusap rambut merah istrinya.

"Jadi... Kau tidak serius mau bercerai denganku 'kan?" Akatsuki nampak sedih sekarang.

"Tentu saja tidak, jika aku serius sudah pasti kita sudah pisah 'kan? Lagipula kupikir waktu itu kau akan kembali ke rumah ayahmu, tapi ternyata ke rumah Subaru-kun, kau bahkan mengundurkan diri dari Kunugigaoka dan bisa-bisanya kau main film dengan Subaru-kun," Gakushu mengambil kotak obat untuk mengganti perbannya karena darahnya merembes keluar.

"MOU!! SALAH SIAPA COBA!!" Akatsuki memukul belakang kepala Gakushu.

"Akhh, ittai Yuki!" Gakushu memegang belakang kepalanya dengan tangan kirinya dan tangan kanannya memegang kotak obat.

Akatsuki mengambil kotak obat yang ada di tangan kanannya, "Sini aku saja yang ganti."

Gakushu membuka bajunya dan Akatsuki dengan lihai membersihkan luka Gakushu dan mengganti perbannya.

"Maaf..." ujar Gakushu lagi.

Akatsuki menatapnya dan tersenyum, "Aku juga... Maaf karena langsung berpaling begitu saja. Anggap saja kita impas."

Gakushu mengacak rambut Akatsuki, "sementara sampai rumah selesai direnovasi, ayah dan ibuku mau kita tinggal disini, besok kita ambil barang-barangmu dari rumah Subaru."

"Ta-tapi... Bisakah kita tidur di lantai bawah? Agak sulit menaiki tangga.." Akatsuki mengusap perutnya.

"Baiklah..." Gakushu mengecup dahi Akatsuki.

"Sekarang tidurlah, masih jam setengah tiga," Gakushu berbaring dan menepuk bagian di sampingnya. Akatsuki menurut dan tidur di sampingnya dengan lengannya sebagai bantal Akatsuki.

"Bagaimana jika anak laki-laki nanti namanya diawali 'Gaku' juga?" usul Gakushu.

"Tck, jangan nama yang aneh-aneh..." gumam Akatsuki sedikit kuat.

Gakushu tertawa pelan, "baiklah... Tsuma..."

Setidaknya beban pikiran Gakushu sudah berkurang lagi. Mencari 10 juta yen yang hilang, itulah tugasnya sekarang.

"10 juta yen ya..." gumamnya.

"Hnn? Apanya?" tanya Akatsuki.

"Sepupumu menggelapkan saham sebesar 10 juta yen, itulah tugasku sekarang, mencari saham yang hilang itu. Semoga saja dapat sebelum natal, pihak investor sangat menuntut," jawabnya.

"Kau pasti bisa kok..." Akatsuki mencium pipi Gakushu.

"Terimakasih..." Gakushu balas mencium dahinya.

"Tidurlah.." pinta Gakushu.

"Hmm," hanya itulah jawaban Akatsuki.

Selama di rumah keluarga Asano, tentu saja ibu Gakushu yang membantu Akatsuki mengingat Akatsuki mengandung anak kembar.

Semua uang yang digelapkan sepupunya sudah ditemukan dan dikembalikan ke saham perusahaan.

Natal tahun ini diadakan di rumah keluarga Akabane ditambah kabar dari Karma kalau dia dan Okuda akan menikah tahun depan. Karma dan Akatsuki juga bercerita Nagisa dan Kayano juga akan menikah awal musim semi.

Semua masalah tahun itu selesai dengan manisnya. Tinggal dua bulan lagi dan dua anggota Asano yang baru menyapa dunia.
















To be Continued

28 Mei 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro