Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

"Kami Setuju"

Akatsuki, Gakushū, Karma, Okuda, Nagisa dan Kayano kembali ke penginapan.

"Kalian dari mana saja? Kupikir ada sesuatu yang terjadi..." Isogai nampak khawatir.

"Tenang saja ketua, kami baik-baik saja," Karma menepuk pundak Isogai.

"Kalian sedang berkumpul lagi?" Akatsuki melirik ke belakang Isogai, tepatnya tempat berkumpul.

"Ya begitulah. Irina-sensei sedang bercerita pada kami tentang perbedaan dunia pembunuh dengan dunia militer," Isogai kembali bergabung.

Mereka berenam juga ikut bergabung, Nagisa dan Gakushū meletakkan bibit tanaman tadi di sudut ruangan.
(kasihan jadi babu pacar sendiri)

"Jadi begitulah pengalamanku di kemiliteran, tidak sia-sia aku menerima ajakan Karasuma," Irina mengakhiri ceritanya.

"Yah... Sangat bagus, aku bahkan tidak ingat kalau dulu Anda ini pembunuh bayaran," Akatsuki menimpali perkataan Irina.

"Kau sendiri, bocah?? Sangat aneh bocah sepertimu bisa jadi Kapten..." Irina nampak kesal.

"Mm, bagaimana ya.... Bisa dikatakan karna koneksi??" Akatsuki malah bermain-main. Tentu saja itu bohong, kemampuannya memang tiada duanya.

"Tapi aku bahkan jarang melihatmu. Aku juga baru tahu kalau kau ada di militer." —Irina

"Itu karna dia ada di divisi khusus," Karasuma menengahi mereka berdua, tak ingin hal buruk terjadi.

"Seperti yang Anda tahu, aku ini honeytrap. Anda pasti bisa menyimpulkan sendiri."—Akatsuki

"Jangan-jangan... Tunggu dulu kalau iya, kenapa aku tidak diletakkan di divisimu?"—Irina

"Tentu saja karna Karasuma-dono tidak mau aku mengambilmu."—Akatsuki.

"Kalian bicara apa sih?" Karma kesal tidak mengerti arah pembicaraan mereka.

"Divisi kakakmu itu adalah divisi bagi para mantan pembunuh. Dimana mereka akan membunuh atau dibunuh demi negara. Aku mengerti sekarang kenapa Karasuma mengatakan dia ini honeytrap terbaik milik pemerintah. Tentu saja dengan wajah manisnya itu dia bisa dengan mudah merayu laki-laki, jangan-jangan kau juga merayu si Asano ini ya?"—Irina

"Yang benar saja, kalau kau mau kubunuh tinggal bilang saja, Irina... Aku ini bukan sepertimu, niatnya menggoda malah Anda yang tergoda,"—Akatsuki

"I-itu.. bagaimana kau tahu?" Irina nampak kesal wanita iblis itu tahu.

"Fufufu, tentu saja aku tahu. Anda sangat mudah ditebak," Akatsuki tersenyum devil.

"A-aku serius.. yang tahu hal itu hanya anak-anak ini saja..."—Irina

"Mm, bagaimana ya... Bisa dikatakan, aku ini selalu ada di dekat kalian saat misi kalian dulu~~"—Akatsuki

Akatsuki tertawa girang, "kalian semua dulu sangat lucu... Terutama Nagisa-kun yang first kiss-nya diambil Irina-dono. Lalu Terasaka yang dimanfaatkan Yanagisawa. Itona-kun yang menginginkan kekuatan.

Taruhan kelas A dan kelas E, aku yakin tujuan Shuu dulu adalah memperbudak kalian. Lalu saat kalian di pulau Okinawa, Koro-sensei jadi 'mak comblang'. Lalu Shuu yang dikalahkan Isogai saat lomba merubuhkan tiang di festival sekolah, saat itu anak perempuan kalah karna Akari tidak fokus bermain karna tim basket memiliki dada yang besar.

Hahaha, itu yang paling lucu tahu..." Akatsuki tak bisa berhenti tertawa.

"Ba-bagaimana kau bisa tahu semuanya?!" teriak mereka semua serentak, bahkan Gakushū dan Karma juga.

"Hee... Kan sudah ku katakan aku selalu ada di sekitar kalian. Karasuma-dono memang yang bertugas sebagai pelatih sekaligus pengawas langsung kalian. Dan aku harus mengawasi apakah kalian baik-baik saja atas misi itu.

Jadi teringat satu hal lagi... Irina-dono kau tahu satu hal? Jika dulu mereka mati oleh kau dan Shinigami palsu itu, mungkin sekarang kepalamu sudah jadi hiasan dinding di ruangan kerjaku yang di rumah," Akatsuki tersenyum devil.

"Aku tak menyangka, kalian yang dulunya sangat lemah, sekarang malah aku meminta bantuan kalian. Shin-sensei, benar-benar mengasah kalian ya...." Akatsuki tersenyum teduh.

"Shin-sensei? Maksudmu Koro-sensei?" Nagisa mencoba mencerna.

"Kau sebaiknya menceritakan hubunganmu dengan Koro-sensei jika kau tak mau kami curigai," Nakamura sedikit mendesak Akatsuki.

"Hee.... Kalian berniat mengintrogasiku, hmm?" Akatsuki menatap mereka dengan hawa membunuh.

"Kami tidak bisa bekerja sama dengan orang yang tak bisa dipercaya, sekalipun itu kakaknya Karma," Fuwa angkat bicara.

"Kalian yakin bisa mempertanggung jawabkan apa yang akan kalian dengar? Aku tidak yakin kalian akan percaya apa yang aku ucapkan," Akatsuki menatap mereka satu persatu.

"Aku bertaruh, Karma bahkan tidak kau beritahu apa pun," Hazama menatapnya malas.

"Saat usiaku 7 tahun, aku mulai berlatih beladiri,  bahkan aku juga berlatih dengan Gakuhou-ji-san. Saat usiaku 8 tahun, aku dan si bungsu ikut ayah kami ke Kyoto. Saat aku 9 tahun, aku bertemu Shinigami dan berlatih membunuh dengannya, lalu aku masuk ke kemiliteran. Saat naik ke kelas 2, Shinigami tertangkap dan menjadi bahan percobaan si Yanagisawa. Ibuku hanya mengawasi dan mengarahkan jalannya penelitian. Aku tahu Shinigami bosan, jadi sekalian aku berlatih dengannya. Lalu bulan meledak, Shinigami menjadi gurita dan mengajar kalian. Sekian cerita singkatnya."—Akatsuki

"Tunggu, Koro-sensei tidak menceritakan kalau di lab itu dia bertemu denganmu."—Takebayashi

"Tentu saja karna aku yang memintanya. Karma harus dijauhkan dari penelitian ini, itulah pesan terakhir ibuku. Tapi mau bagaimana lagi kan, dia juga sudah banyak ikut campur dalam masalah tentakel.

Aku tahu kalian tidak puas dengan yang baru ku ceritakan, tapi singkatnya memang begitu. Aku juga tidak bisa mempercayai kalian atas cerita masa laluku yang bahkan Karma, Shuu, dan ayahku juga tidak tahu."—Akatsuki

"Permisi..." suara di depan pintu mencairkan suasana mereka.

"Oh, Subaru-kun, sudah selesai?" Akatsuki langsung menghampirinya.

"Ini semua datanya, kau bisa membacanya satu-persatu?" Subaru memberikan sekotak kertas padanya.

"Tenang saja. Mau mampir?" tawar Akatsuki.

"Tidak, aku mau langsung istirahat. Kau benar-benar menyita waktu istirahat kami. Sampai jumpa nanti.." Subaru mengusap pucuk kepala gadis itu.

"Karasuma-sensei, irina-dono, aku pulang ya.." Subaru sedikit melambai pada pasangan itu.

"Ya/ hati-hati di jalan," ujar mereka bersamaan.

"Akabane-san, kami setuju. Kami akan membantumu. Tapi keselamatan kami juga harus terjamin. Musuh kali ini tidak akan setengah-setengah kan?" Isogai mewakili mereka.

"Terima kasih. Tenang saja... Aku selalu menjamin keselamatan rekanku ☺️☺️"












To be Continued

23 April 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro