Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Cafe Keluarga Sakamaki

A/N: Saya minjam chara dari anime Diabolik Lovers, ya cuman minjam... sifat dan cara berbicara maupun tempat mereka hidup (tinggal) itu Saya sesuaikan dengan cerita Saya, jadi mohon maaf jika tidak sesuai dengan yang selama ini readers  tonton, karna jujur Saya sendiri belum nonton anime itu.



"Kita sampai~~~" Akatsuki membuka pintu cafe, terdengar bunyi dentingan lonceng.

"Akabane-san, hisashiburi..."  Shuu menyapa mereka.

"Hisashiburi, Shuu-san, ah dan juga jangan memangilku dengan nama keluargaku, itu sedikit aneh..." Akatsuki tersenyum padanya.

"Ah iya, maaf... aku terbiasa bersikap formal pada pelanggan... akan kupanggilkan Subaru, kalian silahkan duduk dulu.." ujar Shuu.

"Arigatou Shuu-san, aku akan membawa mereka ke tempat yang biasa, sudah ku pesan lho~~" Akatsuki menunjukkan handphone-nya.

"Ah, maaf.. pemesanan itu ditangani Reiji, sudah dulu ya...." Shuu sedikit membungkuk pada mereka, mempertahankan sikap formalnya.

Akatsuki membawa mereka ke tempat duduk yang cukup besar di cafe itu, bisa mencakup sekitar 16 orang.

"Wahh, aku tak menduga ada cafe dengan tempat duduk sebesar ini..." Kataoka nampak takjub.

"Yah, itu karna Kyoto dulunya adalah ibu kota Jepang yang pertama, terlalu banyak tempat bersejarah disini, wajar saja cafe ini menyediakan tempat untuk anak-anak yang berwisata, iya kan Akatsuki-san?"  Isogai sang ikemen ahli sejarah mulai berargumen.

"Yap, cafe ini milik keluarga Sakamaki, yang tadi menyambut kita adalah yang tertua, Sakamaki Shuu. Yang mengatasi pemesanan tempat adalah anak kedua, Sakamaki Reiji. Temanku itu anak terakhir, Sakamaki Subaru," terang Akatsuki.

"Hmm, namanya juga Shuu ya, entah kenapa rasanya terlalu banyak Shuu di kehidupanmu, Yuki," Kayano bertopang dagu.

"Mm, benar juga... Asano Gakushū, tokoh fiksi buatanku Ouma Shuu, Butler ikemen tertua Sakamaki Shuu, entah berapa Shuu lagi yang akan kutemui di kehidupanku....."

"Jangan-jangan nama anakmu nanti juga Shuu..."--Kataoka

"Hee, tentu saja tidak... cukup tiga saja yang ku kenal dengan nama Shuu..."--Akatsuki

"Namaku Gakushū bukan Shuu, jangan diperpendek.."--Gakushuu 

"Tapi panggilan Shuu lebih cocok daripada Gakushū."--Nagisa

"Iya kan..?!"--Akatsuki

"Terlalu panjang juga.."--Isogai

"Dan arti namanya benar-benar ciri khas seorang Asano."--Karma

"Kurasa itu panggilan sayangnya padamu, Asano-kun."--Okuda

Blushh... "Bu-bukan seperti itu, Manami-chan~~"--Akatsuki

"Maaf mengganggu kesenangan kalian, saat ini Subaru sedang sibuk, jadi aku yang akan mengambil pesanan kalian.... Silahkan dipesan.." Kanato tiba-tiba datang.

"Kawaii..." ujar mereka bersamaan kecuali Karma, Akatsuki dan Gakushū. Kayano langsung berfangirling.

"Aku pesan seperti biasa."--Akatsuki

"Aku pesan puding blueberry dan es teh."--Kayano

"Aku pesan puding lemon dan lemon tea."--Nagisa

"Aku pesan strawberry shortcake dan cappucino."--Gakushuu

"Aku pesan puding strawberry dan strawberry float."--Karma

"A-aku samakan dengannya," Okuda sedikit menunjuk Karma.

"Aku puding coklat dan es teh."--Isogai

"Aku kue pandan kukus dan cola float."--Kataoka

"Aku pesan kue coklat kukus dan cappucino."--Sugino

"Aku puding coklat dan jus jeruk."--Kanzaki.

"Baiklah, silahkan ditunggu, ah iya Akatsuki-chan, katakan pada mereka jangan mengataiku imut," ujar Kanato, lalu ia pergi.

"Kalian ini..! Dia itu laki-laki tahu!! Anak ke empat, Sakamaki Kanato."--Akatsuki

"Hee, sejenis Nagisa kah~~"--Karma

"Ke-kenapa aku?"--Nagisa

"Laki-laki cantik..."--Akatsuki, Kayano, Sugino, Kataoka.

"Lebih baik kau memilih sekarang Nagisa-kun, Thailand? Singapura? atau Korea?"--Akatsuki

"Kau memintaku melepas apa dari tubuhku?"--Nagisa

"Aku kan hanya memberi saran~~ Ah tapi tidak usah, nanti Akari-chan jomblo, sulit mencari lelaki yang mau menerima sepertinya."--Akatsuki

"Oi apa maksudmu?!"--Kayano

"Dasar wanita iblis!!"--Kayano, Nagisa

"Tuh kan, kompak... pendeknya juga kompak.."--Akatsuki

"Jangan meledek mereka pendek kalau kau juga pendek, Yuki."--Gakushū

"A-aku tidak pendek!!"--Akatsuki

"Kau pendek."--Gakushū, Karma

"Berbahaya juga kalau Asano-kun dan Karma bersatu..."--Kataoka, Isogai, Sugino

"Ah, maaf menunggu lama~~"--Ayato

"Kenapa kau yang mengantarnya?"--Akatsuki

"Memang kenapa? Kau mau Subaru yang mengantar? Maaf saja, dia masih menyukai manusia."--Ayato

"Memangnya kau anggap apa aku, buaya darat..."--Akatsuki

"Ck, ck, ck, sikap yang salah pada calon abang ipar..." Ayato memberikan pesanan mereka.

"Maaf saja, aku tidak berminat menjadi anggota Sakamaki. Hanya segini saja? Pesanan yang lain mana? Punyaku juga tidak ada... Ayato-san...."--Akatsuki

"Kalian terlalu banyak, aku hanya bisa bawa pesanan empat orang, terlebih lagi... KENAPA KAU PESAN SEPERTI BIASA WANITA IBLIS?!"--Ayato

"Karna aku mau, buaya darat!!"--Akatsuki

"Ck, makin stress aku menghadapi wanita sepertimu... Oh bidadari yang cantik, apa pesananmu mau tambah, kau boleh meminta sebanyak yang kau mau~~" setelah menghadapi Akatsuki, Ayato langsung ada di belakang Kanzaki dan memegang rambut gadis itu.

"Tidak, terima kasih, aku sudah cukup dengan pesananku."--Kanzaki

"Oh lihat... ternyata ada Yukimura Akari~~ Mau bersamaku nanti malam?" Ayato beralih memegang pundak Kayano.

"Maaf, tapi aku sudah punya kekasih.."--Kayano

"Ah, kalau kekasihmu tidak tahu, tidak masalah kan?"--Ayato

Nagisa langsung menusukkan jarinya pada pinggang Ayato, tentu saja bagi Ayato itu seperti ditusuk pedang. "Maaf, tapi aku kekasihnya," Nagisa menatapnya dengan tatapan membunuh.

"Ah, begitu ya... baiklah.... Silahkan nikmati makanan kalian..." Ayato berusaha menetralkan ekspresinya lalu pergi.

"Nagisa, kau menakutinya."--Karma

"Sesekali lelaki seperti itu harus diberi pelajaran, Karma."--Nagisa

"Ini pesanan lainnya~~"--Laito

"Arigatou, Laito-san, tapi.... dimana punyaku dan punya adikku?"--Akatsuki

"Hmm, adik? Ah yang berambut merah ini ya... pesanan kalian ada pada Reiji dan Subaru, sebentar lagi mereka datang." Laito meletakkan pesanan lalu pergi.

"Ada yang tidak sabaran bertemu Subaru." Reiji meletakkan pesanan lalu pergi.



"Ck, kenapa kalian selalu mengatakan hal yang sama setiap aku kesini...."--Akatsuki

"Mungkin karna aku pernah menjadi Wakilmu??"--Subaru

"Jangan sok keren, Subaru..."--Akatsuki

"Aku tidak sok keren, mungkin kau saja yang menganggapku terlalu keren. Kau pesan seperti biasa, hmm?"--Subaru

"Tidak perlu dipesan juga kau tahu apa yang akan ku makan..."--Akatsuki

"Jawaban yang sama.... lagipula Yuki, kau tidak kepanasan dengan baju itu?"--Subaru

"Tidak, aku sudah terbiasa. Kau sendiri tahu ini gaya berpakaianku...."--Akatsuki

"Kau tetap saja aneh, Yuki."--Subaru

"Urusai..."--Akatsuki

Tak lama cafe menjadi ricuh, "hari ini terlalu ramai, Reiji-san sampai turun tangan juga..." Akatsuki menatap sekeliling.

"Begitulah... baiklah, aku permisi, mereka semakin ricuh," Subaru undur diri.

Mereka memakan pesanan mereka sambil sesekali berbincang, sedikit terbersit di benak mereka masalah pesanan Akatsuki. Dia memesan strawberry shortcake, strawberry float, dan puding strawberry. 

'Maniak strawberry!!!'  batin mereka bersamaan.

























To be Continued

13 April 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro