Album Foto
Anak kelas 3-E masih ada di perpustakaan, menunggu Akatsuki kembali. Kayano melihat buku yang ada di atas salah satu meja baca yang ada di ruangan itu, anehnya ada papan nama di atas ketiga meja baca yang membentuk segitiga. Kayano mendekati meja dengan papan nama 'Akabane Akatsuki' itu dan melihat dari dekat buku yang ada di atas mejanya dengan tulisan '사진첩'. Gakushū melihat Kayano di meja Akatsuki langsung mendekatinya dan melihat buku yang dipegangnya.
"Sajincheob?" Gakushū bertanya dengan suara kecil.
"E-eh? Kapan kau disini? Ah lupakan... Ini pakai bahasa apa? Apa artinya?" tanya Kayano.
"Album foto, bahasa Korea..." Gakushū meninggalkan Kayano, takut ada yang cemburu.
"Kyaaaa...." Kayano tiba-tiba saja berteriak membuat mereka semua menuju ke tempatnya.
"Doushite, Kayano-chan?" tanya Nagisa.
"E-eh? Hehehe, tidak ada... Aku hanya melihat album foto ini dan ada beberapa foto yang imut..." ujar Kayano sambil tersenyum canggung.
Beberapa anak perempuan dan Irina mendekati Kayano dan melihat foto di album itu.
"Tak kusangka Karma pernah seimut itu..." ujar Irina.
"Hum hum, Asano-kun juga sangat imut saat kecil.." ujar Kurahashi.
"Berbeda sekali dengan keduanya yang sekarang, dulunya seperti malaikat, sekarang jadi seperti setan..." ujar Kataoka sarkasme.
"Hei, aku bisa dengar itu.." ujar Karma dan Gakushū bersamaan.
Di halaman-halaman terakhir ada gambar editan yang diletakkan di album foto itu.
"KYAAAAAA ASANO-KUN KAWAIIIIII.....!!!" para perempuan berfangirl ria melihat editan itu.
Gakushū langsung ke tempat mereka dan mengambil album itu dengan cepat, Karma yang ada di sampingnya melihat lembar yang tadinya dilihat anak perempuan. Wajah Gakushū langsung memerah melihat itu. Anak laki-laki melirik ke lembaran itu dan mencoba menahan tawa mereka.
"Jangan tertawa!" ujar Gakushū sambil menutup sebagian wajahnya yang memerah.
"Ara, ara.... Kau ini saat kecil imut sekali ya..." Irina mengambil kembali album foto itu.
Lalu ada gambar tangan yang mereka yakini buatan Akatsuki.
"KYAAAA KARMA-KUUNN KAWAAIIIII.....!!!" teriak mereka semua serentak.
Lalu gambar yang kemungkinan memakai pentab.
"Heee..... Yuki-chan ternyata Karmanami shipper ya...." ujar Kayano dengan nada menjengkelkannya.
Wajah Okuda langsung memerah, Nakamura memfoto gambar itu dengan handphone-nya, "Fufufu, akhirnya aku punya blackmails-nya Karma..." rencana jahil terlintas di benaknya.
Lalu gambar tangan yang membuat mereka tertawa dengan keras.
"Karma malah direndahkan..." Nakamura tak tahan untuk tidak tertawa, anak perempuan yang lain juga ikut tertawa.
Lalu gambar buatan Akatsuki yang membuat mereka terdiam, anak laki-laki mendekati mereka dan ikut terdiam. Gambar Koro-sensei dan beberapa dengan Karma, Nagisa dan Kayano.
"Dia itu.... Sangat senang membuat seperti ini..." ujar Kayano.
"Ya begitulah... Bakat menggambarnya membuatku terkadang iri..." ujar Karma.
"Jadi... Itu yang namanya Koro-sensei?" Gakushū juga ikut melihat gambar itu.
"Yap... Gurita kuning itu..." Karma memelankan suaranya.
"Dia orang yang hebat, walau sudah tahu akan mati tapi tetap saja mengajar kalian," Gakushū merasa sedikit sedih karena tahu bagaimana perjuangan Koro-sensei.
Brakk... Pintu yang di atas lagi-lagi dibanting membuat mereka semua terkejut, Akatsuki muncul dengan aura yang mengintimidasi walau kali ini pakaiannya terlihat cukup normal.
(Well, anggap tanpa topi dan dia rambut merah)
"Siapa diantara kalian yang memakai WiFi rumah ini?" tanya Akatsuki dengan nada dingin.
Beberapa orang mengangkat tangan mereka, kebanyakan anak laki-laki.
"Siapa yang nama penggunanya 'End of Perversion' ?!" tanya Akatsuki dengan lantang.
Semua melihat ke arah Okajima mengingat itu adalah nama samarannya saat latihan dulu. Gakushū hanya menatap mereka heran. Akatsuki langsung melompat turun dan membanting Okajima.
"Jangan gunakan WiFi orang untuk hal yang tidak senonoh bodoh!!" Akatsuki memberikan death glare pada Okajima.
"Darimana kau tahu dia buka apa saja?" tanya Maehara.
"Tentu saja karna WiFi rumah aku yang pegang dan bisa melacak siapa pengguna dan apa yang dibukanya dengan WiFi!" Akatsuki berkacak pinggang.
Okajima spontan berdiri, " Daripada itu!! Darimana kau tahu kalau situs yang kubuka itu berhubungan dengan hal-hal seperti itu?" Okajima merasa diperlakukan tak adil.
"Hee.... Jadi Yuki melihat hal-hal seperti itu ya?" goda Kayano.
Akatsuki terdiam dan perlahan-lahan wajahnya memerah, "itu tidak seperti yang kalian pikirkan!!"
"Hee~~ kakakku ini bahkan lebih mesum dari tunangannya..." Karma ikut-ikutan.
"Tcih, terserah..." Akatsuki ingin kabur.
"Mau kemana?" Gakushū manahan kedua tangannya.
"Ka-kau mau apa? Jangan berpikir aku sering melihat hal-hal itu!!" bantah Akatsuki.
"Jadi bagaimana kau tahu situs yang dibuka Okajima-kun adalah hal-hal tidak senonoh?" tanya Gakushū.
"Baiklah aku mengaku!! Sakamaki bersaudara dulu sering ke rumahku yang ada di Kyoto, WiFi yang kupasang dulu modelnya sama dengan WiFi yang disini... Ayato-san sering memakai WiFi-ku dan situs yang dibukanya sama dengan yang dibuka Okajima-kun," Akatsuki mengatakan hal yang kurang meyakinkan.
"Lalu?" Gakushū menaikkan sebelah alisnya.
"Aku memergoki Ayato-san saat dia membuka situs itu..." Akatsuki tak berani menatap wajah Gakushū.
"Dan?" tanya Gakushū.
"D-dan apa? Oh... Kau tahu kalau aku ini mudah mengingat sesuatu... Tentu saja aku ingat situs yang dibuka Okajima-kun itu sama dengan yang dibuka Ayato-san!!" Akatsuki mencoba lepas dari genggaman Gakushū.
"Hmm, cukup meyakinkan~~" goda Karma.
"Diamlah kau adik durhaka!!" Akatsuki tak suka dengan keadaannya sekarang.
"HIDOI!!" Karma berakting sedih.
"Bukannya membantuku malah ikut memojokkan!!" Akatsuki mencoba melepas genggaman Gakushū.
Gakushū menarik tangan Akatsuki dan mendekatkan bibirnya ke telinga gadis itu, "Mau mencobanya?" bisik Gakushū dengan nada seduktif.
Wajah Akatsuki sudah hampir menyamai rambutnya, Gakushū tersenyum penuh kemenangan dan melepas genggamannya.
"A-aa... BAKA!!" Akatsuki berlari keluar perpustakaan.
"Hei.. apa yang kau bisikkan?" Karma menatapnya tak suka.
"Hanya sesuatu..." Gakushū ikut keluar dari perpustakaan.
To be Continued
14 Mei 2020
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro