Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Me and Mom | Part.1

Q: Apa devinisi ibu untukmu?

.

.

.

Matahari baru saja menyapa langit Seoul, saat sebuah pesawat yang berasal dari Swiss mendarat mulus di Bandara Icheon. Tak lama seorang pria berperawakan maskulin dengan setelan jas rapi terlihat keluar dari terminal kedatangan. Matanya mengitari tiap sisi bandara, mencoba mencari sosok yang menjemputnya hari ini.

Choi Jinho namanya, seorang pengusaha sukses yang beberapa tahun belakang memilih menetap di Swiss guna menemani sang mantan istri berobat. Kini setelah mantan istrinya tiada, Jinho pun memilih kembali ke tanah air, agar ia bisa bekumpul kembali bersama keluarga yang telah ia tinggalkan.

"Samchon" Sebuah suara yang sangat akrab di telinga Jinho membuat pria berusia 50 tahun itu menoleh cepat.

"Oh, Minhyun-a" Senyum hangat Jinho kembangkan pada Minhyun -kepoakan- yang menjemputnya di bandara hari itu.

Minhyun ikut tersenyum, kemudian merangkul sang paman yang sudah lama tak ia temui.

"Seungcheol menolak datang" Tukas Minhyun ketika melihat Jinho berusaha mencari seseorang dibelakangnya.

Jinho pun hanya bisa menghela nafas panjang, kemudian coba kembali mengukir senyum yang sempay menghilang sesaat di wajahnya.

"Maaf samchon" Sesal Minhyun yang menangkap wajah kecewa di wajah Jinho.

"ya! Kenapa jadi kau yang minta maaf. Seharusnya bocah nakal itu yang mengutarakan kata maaf padaku" Canda Jinho, coba membuat perasaan Minhyuk membaik.

Tak sia2, pria muda itu terlihat tersenyum lebar mendengar ucapan yang Jinho lontarkan.

"Kajja, shamchon lelah" Tukas Jinho kemudian.

"Ah, ne samchon" Minhyuk mengangguk paham, kemudian meraih koper milik Jinho untuk ia bawa.

***

"Eunji-ya" Seorang pria tinggi dengan tag nama Lee Sungyeol memanggil gadis yang baru saja keluar dari dalam lift.

Eunji yang merasa namanya disebut pun menghentikan langkah, kemudian menanti Sungyeol yang berlari kecil kearahnya. Pria jangkung itu pun menarik tubuh Eunji segera setelah berada di sisi gadis bermarga Jung tersebut.

"Ya! Oppa!" pekik Eunji yang kesulitan mengimbangi langkah lebar Sungyeol.

Bayangkan saja, Sungyeol yang memiliki tinggi 183cm menarik tubuhnya yang hanya memiliki tinggi 163cm. Tentu saja Eunji jadi kesusahan sendiri karena ulah lelaki yang lebih tua darinya tersebut.

"Oppa ada apa denganmu?" Sungut Eunji saat dirinya dan Sungyeol sudah berada depan pantry divisi mereka.

Matanya gadis kelahiran Agustus itu mendelik kesal pada Sungyeol yang justru tengah mengukir senyum aneh dan menyebalkan menurut versi Eunji tentunya.

"Eunji-ya, boleh oppa meminjam uangmu?"

"Huh? Apa?" Eunji berseru kaget manakala mendengar ucapan Sungyeol yang tak kenal basa basi tersebut.

"Kemarin, ommaku meminta dibelikan alat pijat. Tapi, oppa baru saja membelikan Bomi tas juga kemarin...jadi oppa tak punya uang lagi sekarang. Otokhe?"

Dengan segenap kekesalan, Eunjipun memulul keras kepala Sungyeol hingga lelaki tinggi itu mengerang kesakitan.

"Apa di kepalamu itu hanya ada Bomi saja?" Sungut Eunji kemudian.

"Tentu saja tidak, disini juga ada beberapa ide untuk divisi kita. Jadi...kau jangan asal2an memukul kepalaku, jika tak mau ide2 itu hilang dari sini" Jawab Sungyeol dengan gaya yang sengaja didramatisir.

"Apa itu tandanya kau tak pernah memikirkan ommamu?"

"Tentu saja aku memikirkannya, jika tidak kenapa aku datang padamu dan meminjam uang. Bukankah aku melakukannya demi ommaku?"

Eunji memijat keningnya sebentar "Oppa, kalau kau memikirkan ommamu...seharusnya kau memiliki uang simpanan untuk kau gunakan disaat2 seperti ini"

Seungyeol bungkam, karena cukup tertampar dengan apa yang dipaparkan oleh Eunji padanya.

"Kau selalu menomor duakan ommamu, dan selalu mementingkan Bomi" Lagi Eunji berujar dengan nada suara yang terdengar kecewa.

"Ya! Jung Eunji, kau bicara begini seperti tak pernah menomor duakan ommamu saja" Sungyeol mencoba membela diri "Apa harus kuingatkan bagaimana kau lebih memilih membeli tas yang kau idam2kan dan mengabaikan keinginan ommamu membeli kulkas baru?"

Kali ini gantian Eunji yang terdiam karena kata2 Sungyeol. Sungguh, gadis Jung itu tak tahu kalau Sungyeol akan mengungkit kejadian beberapa bulan yang lalu padanya.

"Itu ya itu, ini ya ini. Lagipula akhirnya aku membelikan kulkas baru kan untuk ommaku"

"Iya, setelah kau merengek pada Minhyun agar uang lemburmu dibayar di depan?"

"Yang penting aku membelinya dengan uangku sendiri"

"Oppa juga begitu, oppa juga akan membelinya memakai uang oppa sendiri"

"Mwoya? Oppa mau meminjam uangku, bagaimana kau bisa menyebut membeli dengan uang sendiri?"

"Tentu, sekarang itu uangmu. Tapi setelah oppa membayarnya, bukankah itu berarti menjadi uang oppa?" Tak mau kalah Sungyeol terus membalas ucapan yang Eunji arahkan padanya.

Eunji memijat tekuk lehernya, cukup kesal dengan pembicaraan yang berlangsung antara dia dan Sungyeol.

"Oppa, tak bisakah kau tidak membuatku kesal untuk sehari saja? Kenapa tiap bicara denganmu aku seperti merasa ada tungku besar dengan api yang membara di kepalaku?" Tukas Eunji menggebu2.

"Ya, jangan begitu Eunji-ya. Ayo tolong oppa sekaliiiiiiiii ini saja"

"Sekali ini?"

"Iya, ini yang terakhir"

Eunji tak menyahut, dia masih menatap Sungyeol sambil melipat tangannya di dada. Bahkan gadis Jung itu sengaja memasang wajah datar, meski Sungyeol sudah terlihat memelas di hadapannya.

"Eunji-ya, tolong oppa ya....ayolah" Memasang sikap aegyo andalannya, Sungyeol menggoyang2kan lengan kurus Eunji.

"Oppa, kau mau aku memuntahkan apa yang kumakan pagi ini?" Protes Eunji melihat tingkah Sungyeol yang dirasa cukup menjijikan.

"Karena itu tolong oppa, kalau kau menolong oppa...oppa akan berhenti melakukan hal yang membuatmu mual"

Menarik lengannya dari tangan Sungyeol, akhirnya Eunji menyerah pada lelaki tersebut.

"Aku akan mengirimkan uangnya ke rekeningmu siang nanti. Sekarang biarkan aku kerja dulu"

"Kau benar2 akan mengirimnya kan?" Sungyeol coba memastikan kata2 Eunji.

"Iya"

"Janji" Belum mau melepaskan Eunji, Sungyeol justru mengulurkan jari kelingkingnya pada gadis Jung itu.

Eunji yang memang sudah terlanjur kesal pada Sungyeol langsung mengigit jari kelingking pria tersebut, membuat suara pekikan dari Sungyeol menggema diseluruh arena pantry.

***

Sepasang ibu dan anak berjalan menyusuri pasar tradisional Gwangjang, memilih berbagai bahan makanan sambil saling berbincang dan sesekali bercanda. Sang ibu melingkarkan tangannya di lengan sang putra. Sedangkan sang putra tampak membawa semua belanjaan sang ibu dengan wajah tanpa raut keberatan sekalipun.

"Woseok-a, mau makan sup taoge untuk makan siang nanti?" Tanya Kim Sung ryong, ibu pria bernama Wooseok tersebut.

"Omma, tadikan aku sudah bilang akan pergi ke kampus setelah pulang mengantar omma"

"Aaaah, iya" Memukul keningnya pelan Sung ryong tersenyum malu kemudian "Kalau begitu bagaimana kalau omma membuatnya untuk makan malam?"

"Apa tak masalah?" Wooseok balas bertanya

"Memangnya kenapa?" Sung ryong malah balik bertanya.

"Anni, noona..." Menggaruk belakang kepalanya tak gatal "Bukankah noona tak suka taoge? Jika omma memasak itu, nanti dia takkan makan malam"

Sung ryong mengangguk membenarkan, putri sulungnya memang sedikit memilih jika tentang makanan. Hanya sedikit sayur yang ia suka dan anehnya sayur2an yang putrinya suka justru tidak disukai oleh Sung ryong.

"Tak apa, nanti omma akan membuatkan telur gulung untuk noonamu. Jadi dia akan tetap makan malam bersama kita" Sung ryong akhirnya menemukan sedikit ide.

"Aaah, kalau begitu baiklah. Omma bisa memasak sup taoge"

Senyum lebar terukir di wajah Sung ryong, ketika mendengar Wooseok setuju dengan idenya. Keduanya pun kini berjalan menuju pedagang sayur, untuk membeli taoge segar yang mereka inginkan.

"Eoh" Tiba2 Sung ryong berseru pelan tanpa sadar "Jinho oppa" Gumamnya kemudian, menyita perhatian Wooseok yang tadi tengah berbincang dengan pedagang sayur.

"Omma...omma bilang apa?" Tanya Wooseok pada sang ibu.

Bukan, Wooseok bukan tak mendengar apa yang baru saja Sung ryong ucapkan. Hanya saja pria yang memiliki tinggi badan menjulang itu, ingin memperjelas apa yang ia dengar barusan.

"Huh? Anni...itu, tadi omma seperti melihat kenalan omma" Sung ryong menunjuk ke arah dimana tadi dia melihat sosok Jinho.

"Kenalan omma?" Ulang Wooseok "Siapa?" Tanya Wooseok kemudian.

Sung ryong menatap Wooseok, kemudian tersenyum kikuk setelahnya.

"Hanya senior waktu SMU dulu"

Woosoek masih menatap Sung ryong yang kini terlihat bersikap aneh. Sang ibu terlihat masih mencari sosok yang baru ia lihat, meski kemudian berpura2 menyibukan diri memilih sayur2an yang ada disana.

"Jinho....Jinho" Tanpa Sung ryong sadari, Woosoek justru terus memperhatian semua sikapnya, sambil mengulang nama yang ia dengar dalam hati.

***

"Terimakasih Minhyun-a, kau sudah menjemput samchon di bandara...lalu samchon masih memintamu menemani berbelanja ke pasar" Jinho berujar pada Minhyun sembari berjalan memasuki apartement mewah miliknya.

"Shamchon, jangan sungkan begitu. Aku senang samchon mau meminta bantuanku" Balas Minhyun membuat Jinho mengusap bahu pria Hwang itu pelan.

"Bisa bawakan ini ke dapur, samchon mau memasukan koper ke dalam kamar"

Mengangguk patuh, Minhyun pun segera melangkah menuju dapur untuk meletakkan barang2 belanjaan milik Jinho. Tak lupa ia menyusun beberapa ke dalam kulkas, agar barang belanjaan itu tak rusak.

"Kau sudah datang" Sosok Seungcheol tiba2 saja muncul sesaat setelah Minhyun menyusun barang belajaan sang paman.

"Ne, appamu juga sudah datang. Dia sedang di kamar menyusun barang2nya" Balas Minhyun tanpa ditanya.

Seungcheol seperti tak perduli, putra tunggal Jinho itu justru membuka pintu kulkas untuk mengambil susu kotak dari sana.

"Dia membawa oleh2 untukku?" Tanya Seungcheol sebelum meneguk susu kemasan miliknya.

"Aku tak tahu, kenapa tidak tanya sendiri sana"

Dagu Minhyun menunjuk kearah pintu kamar Jinho yang sedikit terbuka, membuat Seungcheol ikut mengarahkan pandangannya kearah yang sepupunya itu maksud.

"ck, malas" Balasnya singkat.

Memilih berlalu, Seungcheol kini berjalan ke ruang tengah. Cepat tangannya meraih remote televisi dan menyetel acara vareaty show Two Days, One Night season 4 kesayangannya.

"Kau tak menyapa appamu?" Minhyun yang kini ikut mendudukan tubuhnya di samping Seungcheol berujar pelan.

Minhyun tak ingin pamannya mendengar jika dia menyuruh Seungcheol menyapa, sementara sang sepupu sama sekali tak berinisiatif melakukan apa yang baru ia katakan.

"Memangnya harus?" Seungcheol berujar acuh.

Perhatiannya masih tertuju pada televisi, karena merasa Kang Hodong dan rekan2nya lebih menarik daripada kedatangan ayahnya sendiri.

"Kau sudah hampir 3 tahun tidak bertemu dengannya" Mencoba tetap tenang, Minhyun kembali berujar.

"Lalu?"

"Kau bahkan tidak menelpon appamu selama dia disana"

"Iya, lalu?"

Kali ini Seungcheol mengarahkan pandangannya pada Minhyun, membuat pria Hwang itu terdiam kala mendapati tatapan dingin nan menusuk dari Seungcheol.

"Apa kau tak merindukan appamu?" Tanya Minhyun setelah terdiam cukup lama, akibat tatapan dingin dari Seungcheol.

"Tidak"

"Seungcheol..."

"Dia pergi saat aku tak mengizinkannya pergi, lalu kenapa aku sekarang harus merasa rindu?"

"Samchon pergi untuk menemani ommamu yang sakit"

"Wanita itu hanya mantan istrinya, kenapa harus merepotkan diri begitu?"

"Itu bentuk tanggung jawab samchon pada ommamu"

"Lalu bagaimana denganku?" Seungcheol berujar sambil menunjuk dirinya sendiri "Bukankah aku tanggung jawabnya juga" Imbuh pria Choi itu lagi, membuat Minhyun kembali kehilangan kata untuk membalas.

"Tak ada mantan anak bukan? Lalu kenapa pria tua itu lebih memilih mantan istrinya daripada anaknya sendiri?"

Ada nada kecewa yang Minhyun tangkap dari kalimat protes Seungcheol. Hal itu semakin membuat Minhyun tak berani untuk membuka suaranya. Mnhyun tak mau melukai Seungcheol, sementara dirinya sendiri tak paham yang dirasakan oleh sang sepupu.

"Sebaiknya aku berangkat kerja saja. Sampaikan pamitku pada samchon, bilang padanya aku minta maaf karena pergi tanpa pamit"

Tak ingin berdebat, Minhyun segera bangkit dari duduknya lantas berlalu tanpa menunggu Seungcheol membalas ucapannya.

***

Sebuah benda dingin menyentak Eunji yang tengah sibuk berkutat dengan komputer miliknya. Gadis Jung itu pun segera menoleh dan mendapati sosok Minhyun yang tersenyum sambil meyerahkan sekaleng jus jeruk dingin padanya.

"Ah, kau sudah datang?" Tukas Eunji sembari meraih jus kaleng yang Minhyun berikan.

"Hmm" Jawab pria itu masih dengan senyum di wajahnya "Apa ada yang mencariku?" Tanya Pria yang menjabat sebagai direktur di divisi tempat Eunji bekerja saat ini.

"Tadi Direktur Kim mencarimu, katanya dia meminta beberapa berkas hasil rapat minggu lalu" Jawab Eunji

"Apa kau sudah memberikannya?"

"Sudah, tadi aku langsung kesana untuk memberikannya" Jawab Eunji.

"Direktur Kim bertanya kenapa kau mengantar?"

"Tentu saja tanya" Jawab Eunji sambil terkekeh "Tapi aku jawab saja kau sedang menerima klien penting" Imbuh Eunji yang langsung mendapatkan acungan jempol dari Minhyun.

"Kau memang bisa kuandalkan Jung Eunji" Puji Minhyun kemudian.

Eunji hanya mengangguk pelan, mencoba menyembunyikan kegembiraannya dengan bersikap tenang.

"Siang nanti aku traktir makan?" Tawaran Minhyun membuat Eunji nyaris melompat dari kursi kerjanya.

"Hmm, ide bagus" Jawab Eunji

"Ajak yang lain juga" Lagi Minhyun berujar, membuat Eunji sedikit kecewa karenanya.

"Oke"

Tak mau Minhyun menangkap rasa kecewa yang ia rasakan, Eunji pun coba menarik seulas senyum lebar di wajahnya.

"Ah, jusnya...jangan lupa diminum" Sembari berjalan menuju ruangannya, Minhyun kembali berujar pada Eunji yang hanya mengangguk pelan sebagai jawaban ucapan pria tampan itu.

"Dasar emperor tidak peka" Gerutu Eunji kemudian, tepat saat sosok Minhyun sudah duduk nyaman di dalam ruangannya sendiri.

To Be Continue....

.

.

.

Answer:

Ibu adalah sosok yang paling hebat di dunia ini. Ia bisa menjadi apa saja dan melakukan apa saja untuk orang yang ia cintai
_Jung Eunji_

Ibu adalah seseorang yang dipenuhi banyak cinta
_Hwang Minhyun_

Ibu? Dia orang yang paling kubenci di dunia ini
_Choi Seungcheol_

Ibu adalah orang yang melahirkan dan membesarkanku.Dia juga orang yang akan memarahiku juga memukulku. Ibu itu...adalah calon mertua dari istriku nanti hehehehe
_Lee Sungyeol_

Ibu adalah sosok yang rela memberi meski dirinya kekurangan. Ia yang mengatakan baik2 saja bahkan saat tubuhnya remuk redam. Ibu adalah sosok terhebat sepanjang masa
_Jung Wooseok_

.

.

.

I Love You Mom
.
.
.

Langsa,22 Juni 2020
Porumtal

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro