Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

",•'° a n n o y i n g

Play: wanna be -
Gfriend ost whats wrong with
Secretary kim

2,26 words

“Memangnya kalian siapa, hah?”

“Kami adalah pelindung Dahyun,” ujar ketiganya dengan percaya diri. Dahyun melotot, terkejut dengan perkataan mereka bertiga. Apa katanya? Pelindung? Dahyun mengulum bibirnya seraya menahan senyum geli, Astaga, mereka belajar darimana bahasa itu.

“Dahyun milik kami, dan kami tidak akan membiarkan lelaki brengsek sepertimu kembali menyakitinya.”

Hanbin terkejut, begitupun dengan Dahyun. “What’s? kalian? Bertiga?” kaget Hanbin.

Sejak awal, mereka telah menjadi pusat perhatian orang-orang di sekitar halte. Jelas saja, mereka sangat penasaran, apalagi melihat satu gadis kecil itu seolah memiliki tiga tameng lelaki tampan, di tambah seorang pria lain yang tak kalah menawan. Mendengar perkataan mereka barusan, kontan saja membuat tontonan di sore hari ini semakin menarik.

Menyadari kalau sudah ada beberapa orang yang berkumpul di sekitar mereka, Dahyun lantas menarik baju ketiga lelaki itu, membuat mereka kompak menoleh ke arahnya. “Geumanhe, sepertinya aku memang harus menyelesaikan masalah ini dulu.”

Jungkook menyanggah, “Dahyun-ah tapi—“

Nan, gwenchana. Kalian tunggu di sini sebentar, aku tidak akan lama, ok?”

Jungkook menghela napas lalu berjalan mengikuti Taehyung dan Jimin yang sudah lebih dulu mengambil tempat duduk di halte. Dahyun menatap Hanbin tajam, “Ikut aku,” ujarnya seraya berjalan lebih dulu ke suatu tempat yang agak sepi diikuti Hanbin di belakangnya.

Dahyun memejamkan matanya seraya menenangkan dirinya sebelum akhirnya berbalik menghadap Hanbin. “Ayo katakan. Katanya kau ingin mengatakan sesuatu padaku?” terangnya tanpa basa-basi.

“Siapa tiga lelaki tadi?” tanya Hanbin membuat kening Dahyun langsung mengernyit samar, “Bukan urusanmu. Mau mereka adalah saudara atau temanku pun, itu sudah bukan urusanmu lagi. Kita sudah putus, lupa?”

Hanbin menghela napas kesal. Ia menyibak rambutnya ke belakang seraya mengulum bibirnya gugup, “Mianhe,” lirihnya cepat. Agak terdengar tidak tulus.

Mwoga mianhe?”

*minta maaf untuk apa?

Hanbin menggigit bibirnya, “Untuk kejadian waktu itu dan—semuanya. Aku minta maaf.”

Dahyun menghela napas kasar. Gadis itu memalingkan wajahnya sesaat sebelum kembali menatap Hanbin. “Sudah? Hanya itu?”

Ani, ajig. Sebenarnya, malam itu aku ingin memberitahumu hal ini, tapi kau malah melihat itu jadi—aku akan mengatakannya sekarang saja.”

“Apa?”

“Jadwal debutku—sudah ditetapkan. Mereka menyukai lagu-laguku dan aku sudah melakukan rekaman. Aku akan debut jadi penyanyi solo.”

“Oh, chukae,” ujar Dahyun sekenanya sama sekali tidak terdengar senang. Sangat datar. “Geuresseo? Kenapa kau memberitahu hal ini padaku?”

“Aku ingin kau yang mendengar berita ini pertama kali dariku. Karena kau yang selama ini selalu menemaniku disaat-saat tersulitku menulis lagu sembari mencari agensi yang tepat. Gumawo,” jelas Hanbin seraya menarik senyum tipis. Maniknya manatap Dahyun hangat walau tersirat rasa bersalah dan penyesalan yang mendominasi. “Tanpamu, aku tidak akan bisa sampai di titik ini, gumawo.”

Dahyun mengalihkan pandangannya. Ia tak ingin kembali goyah dan tergoda hanya karena ucapan manis lelaki ini. “Jangan berlebihan. Kita bahkan tidak bertemu sesering itu, dan aku juga tidak bisa memberikan apa yang kau inginkan. jadi kita anggap saja ini impas. Sudah, kan? Aku harus segera kembali.” Dahyun langsung berjalan meninggalkan Hanbin, namun lelaki itu kembali mencekal tangannya dari belakang.

“Lepas!” desisnya tajam tanpa mau menoleh ke belakang.

“Dahyun-ah, tak bisakah kita kembali seperti dulu?”

Dahyun terdiam sesaat lalu menoleh ke belakang kemudian menghempaskan tangan Hanbin yang memegang lengannya itu hingga terlepas. “Neo michosseoh? Kau akan debut! Fokus saja pada karirmu!”

“Tapi Dahyun-ah aku—“

“Sudah, aku tidak mau mendengar apapun lagi. Mereka sudah menungguku,” potong Dahyun cepat. “Sekali lagi selamat, semoga debutmu sukses.”

Setelah mengatakan itu, Dahyun langsung berbalik dan berjalan menjauh. Ia benar-benar tak habis pikir. Setelah tertangkap basah mencium wanita lain, lelaki itu masih tak tahu malu mengajaknya balikan.

Hokshi, tiga lelaki itu … teman bermainmu?” celetuk Hanbin membuat langkah kaki Dahyun otomatis berhenti. Gadis itu berbalik, “Mwo?”

Hanbin memasukan kedua lengannya pada saku dan perlahan berjalan mendekat ke arah Dahyun. Selangkah demi selangkah seraya berujar, “Tadinya … aku tidak mau mengatakan ini tapi—kau membuatku tidak tahan. Aku sempat berpikir kalau kau adalah gadis yang baik-baik. Kau bahkan tidak mau melakukan kontak fisik denganku kecuali berpelukan. Kita bahkan tidak pernah berciuman tapi sekarang … kau malah bermain dengan tiga lelaki sekaligus?”

Mata Dahyun sudah memanas, kedua tangannya tanpa sadar mengepal, “Mwo?”

Hanbin menghentikan langkahnya. Tersenyum, ia mencondongkan tubuhnya hingga wajahnya sejajar dengan Dahyun. “Jujur saja, kau pasti sangat frustasi kan karena putus denganku hingga melampiaskan itu dengan menghabiskan malam bersama ketiga lelaki—“


PLAK!


Air mata Dahyun meluncur begitu saja sementara tangan kanannya telah memerah dan bergetar hebat setelah menampar Hanbin cukup keras hingga berdarah barusan. Tamparannya jauh lebih keras dari yang Hanbin dapatkan tempo lalu hingga manik lelaki itu mendelik tajam ke arah Dahyun. “Kau … berani menamparku lagi?”

Eoh, mau ku tampar sekali lagi biar kau sadar?!” balas Dahyun seraya mengangkat tangannya membuat Hanbin tanpa sadar memundurkan wajahnya. Menghindar.

Ya! Kau tahu, sejak tadi aku sudah mencoba menahan diri tapi kau—hah … kau benar-benar membuatku menyesal telah menjalin hubungan denganmu. Kau bahkan tidak pantas disandingkan dengan mereka bertiga. Mereka bertiga terlalu baik untuk disandingkan dengan sampah sepertimu!”

Dahyun menghapus kasar air matanya. Ia benar-benar kecewa dan marah. Entah marah karena dituduh bermain dengan lelaki atau justru marah karena Hanbin barusan mengejek ketiga lelakinya. Dahyun berbalik pergi namun lagi-lagi Hanbin menarik tangannya.

“Mau ku pukul lagi, hah?!” semprotnya sembari mendelik tajam ke arah Hanbin.

Hanbin akhirnya melepaskan cekalannya pada lengan Dahyun, membiarkan gadis itu berjalan menjauh darinya. Namun ketika ia akan berbalik, Dahyun menghentikan langkahnya dan menyahut, “Ya Kim Hanbin!” panggilnya. Hanbin kembali menoleh dan gadis itu melanjutkan, “Untuk kedepannya … aku harap kita tidak pernah bertemu lagi.”

Setelah mengatakan itu, Dahyun langsung melanjutkan langkahnya tanpa menoleh lagi ke belakang. Dahyun mengigit bibirnya getir, berusaha sebisa mungkin menahan tangisnya yang sudah mendesak ingin keluar lagi. Ia bahkan tidak bisa mengekspresikan rasa dalam dirinya saat ini. Antara marah, kesal, kecewa dan menyesal, menyatu menjadi satu. Tidak, ia tidak menyesal karena memutuskan untuk tidak bertemu Hanbin lagi, justru ia menyesal karena pernah mencintai dan mempercayai lelaki brengsek seperti itu.

Langkah kakinya terhenti saat melihat kerumunan orang-orang yang memenuhi halte. Dahyun menghela napas lelah, “Ck, kapan hari ini berakhir.”

Dahyun mencoba menerobos kerumunan itu dan langsung disuguhi dengan pemandangan Jimin dan Taehyung yang tengah tebar pesona pada para wanita di sekitar mereka sementara Jungkook hanya terduduk manis seraya menendang-nendang krikil karena gelisah.

Ya, apa yang sedang kalian lakukan?” tanyanya pada Jimin dan Taehyung, membuat perhatian kedua lelaki itu teralih padanya. Jungkook langsung menghampirinya dan memegangi bahu Dahyun seraya memperhatikan penampilan gadis itu dari atas sampai bawah, “Kau baik-baik saja? lelaki tadi tidak menyakitimu, kan?” tanyanya khawatir.

Eo-eoh, nan gwenchana,” ujar Dahyun agak gugup. Gadis itu langsung menghampiri Taehyung dan Jimin yang sama sekali tidak terganggu dengan kedatangannya. “Ya, berhenti bersikap seperti itu. Memalukan,” ujarnya tanpa basa-basi membuat para wanita yang semula berkerumun itu kompak langsung menatap kesal pada Dahyun.

“Memangnya kenapa?” tanya Jimin.

“Lagipula kami hanya berpose saja karena mereka menginginkannya. Bukankah wajah tampan seperti kami ini sayang untuk di sia-siakan?” tambah Taehyung yang membuat manik Dahyun langsung membola.

Mwo? Mereka memotret kalian?!” keduanya mengangguk sementara Dahyun langsung meneriaki para wanita yang masih terus memotret mereka supaya menjauh, “Jeoseonghamnida, kalian tidak bisa memotret mereka sembarangan. Aku harap kalian segera menghapusnya dan tidak mengunggahnya di medsos apapun.”

Ahhwaeyo?” kesal salah satu gadis muda berambut panjang dengan bando pink. Sepertinya ia masih duduk di sekolah menengah atas. “Memangnya siapa eonni? Managernya? Mereka akan debut menjadi artis?” selorohnya agak semangat dengan manik berbinar.

A-ani, mereka bukan siapa-siapa tapi—aku tidak akan segan-segan melaporkan kalian jika masih memotret mereka apalagi mengunggahnya di medsos. Memotret tanpa seijin orang itu sangat dilarang dan kalian akan dikenai denda yang cukup besar. Jadi pergilah, mereka bukan siapa-siapa, tidak ada untungnya mengambil gambar mereka.”

“Ck, menyebalkan!” rutuk gadis tadi membuat Dahyun langsung mendelik ke arahnya. “Aku masih bisa mendengarnya. Dan kau itu masih kecil, seharusnya banyak-banyak belajar saja, jangan keluyuran di tempat seperti ini.”

“Memangnya eonni siapa berani mengatur-ngatur hidupku?!” Gadis itu malah balas sewot. “Ayo teman-teman, kita pergi saja dari sini,” ajaknya pada teman-temannya.

Dahyun yang melihatnya hanya menggeleng-geleng saja, “Aigoo … anak-anak jaman sekarang tidak tahu tatak rama.”

Bus yang mereka tunggu akhirnya datang, Dahyun langsung menyuruh mereka bertiga untuk masuk lebih dulu, baru ia menyusul dibelakang seraya membayar ongkos untuk empat orang. Mereka memilih duduk di kursi paling belakang, untungnya, bus sore ini tidak terlalu padat sehingga mereka berempat masih bisa mendapatkan tempat duduk, tidak seperti saat berangkat tadi.

Bus melaju dengan kecepatan normal. Dahyun yang duduk di paling pinggir hanya menatap ke luar jendela saja, membiarkan angin musim gugur membelai wajahnya dengan pelan. Selama perjalanan pulang, Dahyun benar-benar tidak mengucapkan sepatah kata lagi, Jimin sudah gatal ingin menanyakan sesuatu pada Dahyun namun Jungkook yang duduk di dekat Dahyun langsung melarangnya. Lelaki itu tahu betul kalau Dahyun sedang membutuhkan waktu untuk menenangkan pikirannya sendiri tanpa ada yang mengganggunya.

“Kalian makan duluan saja. Aku akan ke luar dulu sebentar.”

Ketiga lelaki itu saling berpandangan dengan bingung saat melihat gadis itu ke luar dari rumah ini dengan raut wajah yang murung. Namun sebelum Dahyun benar-benar menutup pintu, Jungkook langsung menahan pintu itu, membuat Dahyun yang semula menunduk langsung mendongak ke arahnya. “Kau kenapa? ayo kita makan bersama,” ajaknya.

“Iya! aku tidak akan makan kalau kau tidak makan bersama kami,” sahut Taehyung dari dalam.

Dahyun menghela napas, “Nan gwenchana. Kalian makan saja.”

Andwae, kau mau melihat Taehyung berubah jadi harimau?” Jimin langsung muncul di sisi Jungkook, lelaki itu kemudian meraih lengan Dahyun. “Ayo masuk, nanti makanannya keburu dingin.”

Dahyun mendengus namun ia akhirnya menurut saja saat lelaki itu menariknya dan menyuruhnya untuk duduk manis di sampingnya. Jungkook yang melihat itu hanya menghela napas, lantas menutup pintu dan ikut bergabung.

Mereka berempat makan dengan tenang. Hanya ada suara benturan sumpit dan mangkok, sementara Dahyun mengunyah makanannya tanpa selera. Terkadang, ia hanya memain-mainkan nasinya dan baru memakannya sedikit setelah menit demi menit berlalu. Jungkook menyadarinya, ia hendak menaruh potongan daging ke alas Dahyun namun Taehyung langsung menyuapkan sesendok besar daging miliknya pada gadis itu hingga mulutnya penuh. “Ya! Ukhh—ini terlalu banyak!” protes Dahyun seraya memukul punggung Taehyung.

“Kau harus makan yang banyak! Besok kan kau akan menemui susu—apa itu, su … sushi—“

“Sutradara!” pekik Jimin dan Jungkook bersamaan.

Taehyung menjentikan jarinya, “Nah itu! sutradara.”

Dahyun mendelik kesal, sementara ia terus mengunyah daging dalam mulutnya yang tak kunjung habis. Pipinya sudah menggembung seperti ikan buntal namun itu terlihat menggemaskan di mata Jungkook. Jimin meletakan segelas air ke dekat Dahyun. “Minumlah.”

Gadis itu mengangguk. Setelah semenit berlalu, ia baru bisa menelan semua daging di mulutnya kemudian meminum air pemberian Jimin. “Hah … aku sudah kenyang.”

Mwoya, kau baru makan sedikit,” sungut Jungkook yang terdengar sangat menyebalkan di telinga Dahyun.

“Tapi aku sudah kenyang, kalian lanjutkan saja, tapi jangan lupa nanti semua ini dibereskan. Aku akan kelua—“ Dahyun hendak bangkit namun Jungkook langsung menarik tangannya, membuatnya kembali duduk di posisi semula. “Andwae, duduk saja di sini sampai kami selesai,” ujarnya penuh penekanan.

Dahyun menatapnya kesal, “Mwoya, aku hanya akan keluar sebentar—“

“Jangan!” kali ini Taehyung yang menyahut. “Diluar terlalu berbahaya untuk gadis sepertimu, lagipula ini sudah malam.”

Mwo?” Dahyun agak tercengang mendengarnya.

“Iya, Taehyung benar. Kalau lelaki brengsek itu tiba-tiba datang lagi bagaimana,” tambah Jimin membuat Dahyun semakin menggeleng-geleng takjub melihat kelakuan mereka. Baru keluar rumah sekali saja sudah berlagak seperti sudah mengelilingi seluruh dunia.

Dahyun mengambil apel yang ada di tengah meja. “Tidak akan.” Dahyun mengunyah potongan apel yang baru saja dipotongnya. “Dia tidak akan berani menemuiku lagi,” terangnya santai.

Tidak, sebenarnya itu ia lakukan supaya mereka tidak lagi khawatir, namun Jungkook langsung menyeletuk, “Kenapa?”

Gadis itu berpikir sejenak, “Ya … pokoknya kami sudah tidak akan bertemu lagi. Lagipula … kalian akan melindungiku, kan?” ujarnya seraya tersenyum lebar dan menaik turunkan alis sementara mereka bertiga kontan tersedak membuat Dahyun langsung mengernyit sebal melihatnya, “Mwoya, bukankah tadi kalian sendiri yang mengatakan itu?”

“Iyasih, tapi mendengarnya langsung darimu seperti itu agak terdengar menggelikan,” celetuk Taehyung yang semakin membuat Dahyun ingin menggeplak kepala mereka satu persatu. Perkataannya membuat Dahyun terdengar seolah-olah berlebihan, padahal mereka duluan yang mengatakan hal itu saat dihadapan Hanbin.

Cih, padahal tadinya aku ingin berterimakasih—”

“Sama-sama,” ujar ketiganya kompak membuat wajah Dahyun langsung berubah datar. Ia memejamkan mata seraya menghela napas panjang untuk menenangkan dirinya dan mencoba sabar. Kemana tiga lelaki yang menggemaskan itu? apa tertinggal saat mereka ke Hongdae? Saat ini ia malah seperti tengah dikelilingi tiga lelaki yang super duper menyebalkan.

Begitu Dahyun membuka kembali matanya, tahu-tahu mereka sudah menghilang. Dahyun mengedarkan pandangannya dan menghela napas lega saat melihat mereka tengah mengantri untuk mencuci piring kotor bergantian. Gadis itu tersenyum, ia lantas membereskan piring yang masih tersisa makanan dan memasukannya ke dalam kulkas. Lumayan, masih bisa dimakan untuk besok.

Geunde … aku masih penasaran,” ujar Dahyun seraya membawa piring kotor yang masih tersisa lalu meletakannya di wastafel untuk dibersihkan. “Darimana kalian tahu kalau lelaki tadi adalah mantanku?” tanya Dahyun seraya melirik ke arah mereka bertiga satu persatu.

“Sepertinya aku tidak menceritakannya pada kalian. Dan lagi, darimana kalian belajar melindungiku seperti tadi? Aku sampai kaget, kupikir kalian hanya tahu soal makan dan membersihkan rumah saja,” tambahnya.

Taehyung yang tengah mencuci piring langsung menghentikan kegiatannya. Lelaki itu melirik ke arah Jimin dan Jungkook yang sama-sama memasang wajah kaget. Pikiran mereka langsung melayang pada kejadian kemarin malam saat Dahyun pulang dalam keadaan mabuk. Kemarin itu—benar-benar kacau. Untungnya, Dahyun sepertinya tidak mengingat apapun, jadi mereka bisa mengarang alasan.

Ingat bukan kalau kemampuan belajar mereka terhadap sesuatu itu sangat cepat? Nah, sepertinya, berakting akan menjadi pilihan mereka saat ini.

Maaf buat hanbin stan aku buat dia agak bad di sini 😂

P.s. ini penampakan mereka yg kelelahan beresin rumah dahyun XD

Oh ya, sejauh ini suka sama interaksi daday sama siapa? Alurnya terlalu lambat atau pas?

Next, setelah 75 votes + 30 komen ♡

#17-11-2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro