Chapter 5
Sasuke memijat kepala nya dan menghela nafas dengan frustasi. Ucapan 'terima kasih' yang diucapkan Naruto pada nya terus terngiang di kepala nya.
Bukan berarti Sasuke tak pernah mendengar seseorang mengucapkan terima kasih pada nya. Ia cukup sering mendengar nya,terutama dari para karyawan yang bersikap ekstra formal pada nya. Ia bahkan begitu sering mendengar nya hingga ia muak.
Namun,ucapan sederhana itu terasa berbeda ketika diucapkan oleh seseorang yang telah diperlakukan dengan buruk. Sasuke cukup yakin bila saat itu Naruto terlihat tulus dan berusaha menatap ke arah nya meski terlihat serius.
Kemarin malam,entah apa yang merasuki Sasuke,ia mengulurkan tangan nya pada Naruto saat sedang tidur dan memeluk pria itu hingga mereka berdua sama-sama tertidur.
Beruntunglah,Sasuke bangun terlebih dahulu sehingga Naruto tak menyadari bila ia memeluk nya sepanjang malam dan ia segera melepaskan pelukan dan berbalik posisi memunggungi Naruto.
"Kuso",decih Sasuke. Ia tak dapat menghilangkan Naruto dari pikiran nya.
Seorang wanita bersurai indigo dengan iris putih memasuki ruangan Sasuke dan membungkukkan kepala dalam-dalam setelah mengetuk pintu. Diam-diam,Sasuke bersyukur dengan kehadiran wanita itu sehingga Sasuke tidak sendirian dan terus berkutat mengenai pikiran nya terhadap Naruto.
"Maaf telah menunggu lama,Sasuke-sama. Ini makan siang anda"
Wanita itu meletakkan sebuah kotak berisi bento di atas meja Sasuke dan Sasuke segera memberikan uang seribu ryo.
"Kembalian nya untuk mu"
"Arigato gozaimasu,Sasuke-sama",wanita itu kembali menundukkan kepala.
"Hn"
Sasuke membuka kotak itu dan mulai makan tanpa mengucapkan 'Itadakimasu' pada wanita itu. Sasuke tak memiliki maksud apapun dengan bersikap baik pada wanita itu.
Wanita itu adalah sekretaris pribadi Sasuke dan wanita itu mematahkan segala stereotype mengenai seorang sekretaris. Pakaian wanita itu sangat formal dan jauh dari kesan seksi. Wanita itu akan menikah sebentar lagi dan Sasuke sangat puas dengan kinerja dan kepribadian sekretaris nya.
"Hinata-san,kapan kau akan menikah ?",ujar Sasuke.
Wajah wanita berusia dua puluh enam tahun itu memerah dan ia hampir tersedak. Pria di hadapan nya seolah bukan Uchiha Sasuke yang dikenal nya. Sang boss tak pernah membicarakan atau menanyakan hal apapun selain yang berkaitan dengan pekerjaan.
"B-bulan depan. Ada apa,Sasuke-sama ?"
"Aku akan memberi mu cuti selama tiga minggu setelah kau menikah"
Hinata terbelalak dan memandang Sasuke dengan tatapan tak percaya. Sasuke pun tak mengerti dengan sikap nya, sejak tadi pagi Itachi terus mengernyitkan dahi dan mengatakan bila Sasuke bersikap aneh.
Sebetulnya,bukan tanpa alasan Sasuke memberi cuti selama tiga minggu. Wanita itu telah bekerja selama tiga tahun dan kinerja nya selalu memuaskan. Jam masuk kantor adalah pukul setengah sembilan pagi dan Sasuke telah sampai di kantor pukul tujuh lewat lima belas menit.
Dan Hinata datang ke kantor pukul tujuh pagi serta lembur setiap hari melebihi jam kerja yang ditentukan. Bahkan wanita itu tidak keberatan pulang pukul sepuluh atau sebelas malam hampir setiap minggu meskipun ia mendapat uang lembur. Maka Sasuke memutuskan untuk memberi 'hadiah' bagi Hinata dengan pemberian cuti. Namun,entah kenapa hal itu malah dianggap aneh bagi para pegawai nya. Hinata bahkan tak terlihat senang.
"Apakah anda serius,Sasuke-sama ? Saya mengadakan upacara pernikahan di hari sabtu sehingga dapat masuk kerja pada hari senin",ujar wanita itu dengan ragu.
"Hn"
"Arigato gozaimasu,Sasuke-sama",wanita itu menundukkan kepala.
Sasuke hanya mengangguk sebagai jawaban. Ucapan terima kasih yang diucapkan wanita itu terasa berbeda dengan Naruto meskipun sama-sama diucapkan dengan tulus. Ucapan terima kasih dari wanita itu tak membuat Sasuke terngiang-ngiang hingga memikirkan nya.
.
.
Naruto melangkah menuju rumah nya setelah ia turun dari taxi yang berhenti cukup jauh dari rumah nya. Terdapat sebuah mobil box di depan rumah nya dan beberapa orang yang telah memindahkan barang.
"Astaga !",pekik Naruto dan ia meringis. Ia lupa bila ia akan pindah ke apartemen hari ini dan ia lupa untuk mengambil lebih banyak uang di ATM. Ia telah mencairkan cek pemberian Sasuke dan hanya mengambil uang sepuluh ribu ryo di ATM. Ia seharusnya mengambil lebih banyak uang untuk membayar sisa uang muka penyewaan jasa mobil box.
Naruto segera membuka pintu dan terdiam mendapati Naruko dan Kurama yang berada di dalam rumah sambil memperhatikan orang-orang yang memindahkan barang.
"KURAMA !NARUKO !",teriak Naruto. Ia sedang lelah dan emosi nya bangkit seketika mendapati Naruko dan Kurama yang sedang berada di rumah. Hari ini adalah hari selasa dan mereka berdua tak seharusnya berada di rumah.
Kurama dan Naruko seketika menoleh ke arah Naruto dan menundukkan kepala. Mereka tak pernah mendengar Naruto berteriak seperti ini sebelumnya
"N-Naruto-nii..",ucap Kurama dengan suara bergetar. Ia bahkan tak berani menatap iris sapphire Naruto.
"Mengapa kalian tidak berangkat ke sekolah ?",ujar Naruto dengan suara meninggi. Ia menatap Naruko dan Kurama bergantian dengan tajam. Ia memang tidak lagi memiliki orang tua,namun bukan berarti ia membebaskan Kurama dan Naruko melakukan apapun yang mereka inginkan.
Naruko tampak gugup dan ia membuka mulut untuk menjelaska,namun tak terdapat suara yang keluar. Ia tampak begitu takut.
"Saat kami akan berangkat sekolah,terdapat orang-orang yang datang ke rumah dan mengatakan bila mereka berasal dari perusahaan jasa yang disewa Naruto-nii sambil menunjukkan sejenis kertas dengan tanda tangan Naruto-nii",Naruko menjelaskan dengan gugup.
Ekspresi Naruto tampak melunak. Ia merasa telah bersikap terlalu emosional akibat kelelahan dan ia merasa bersalah. Ia mengkhawatirkan Naruko yang akan gagal masuk ke National University of Konoha yang merupakan universitas terbaik di Konoha.
"Bagaimana dengan mu,Kurama ? Seharusnya kau berangkat sekolah",ujar Naruto dengan suara meninggi. "Meskipun kau hanya tingkat dua di middle school, kau akan dikeluarkan bila mendapat nilai rendah"
Naruto menatap Kurama dengan serius. Ia memasukkan Kurama dan Naruko ke sekolah swasta berkualitas yang begitu menjaga reputasi nya. Bila terdapat lebih dari dua mata pelajaran yang tidak tuntas,maka tidak akan naik kelas dan dikeluarkan.
"Tenang saja. Aku peringkat lima parallel,Naruto-nii",ujar Kurama dengan penuh percaya diri. "Lagipula besok libur dan aku hanya menambah libur tambahan satu hari"
Naruto menghela nafas. Setidaknya,ini kali pertama mereka pindah rumah dan Naruto akan memastikan bila ia takkan mengijinkan Naruko dan Kurama untuk bolos lain kali.
"Berikan nomor telepon sensei kalian padaku",ucap Naruto dengan tegas.
Naruko dan Kurama menunjukkan ponsel mereka dan Naruto mencatat nomor telepon sensei yang tertera di ponsel mereka.
Tiga orang pria mengangkat sebuah sofa usang milik Naruto dan hendak memindahkan ke dalam mobil box. Naruto segera menghampiri dengan setengah berteriak.
"Jangan pindahkan sofa itu ! Tinggalkan saja disini!"
Pria itu segera mengembalikan sofa ke ruang tamu dan Naruto memijit kepala nya yang terasa pening. Sasuke bercinta dengan kasar hingga membuat tubuh nya sakit dan lelah, ditambah dengan kedua adik nya yang membolos sekolah dan acara pindahan yang penuh dengan kekacauan.
Setelah nya,mungkin Naruto harus beristirahat dan menghabiskan waktu dengan tidur sepanjang hari.
.
.
Tak banyak barang yang dipindahkan Naruto ke dalam apartemen baru nya. Naruto hanya membawa lemari,futon dan peralatan rumah tangga. Nanti sore atau besok,Naruto akan pergi membeli berbagai jenis furniture.
Naruto tak memiliki banyak furniture di dalam rumah lama nya. Terdapat televisi dengan layar cembung dan sofa kecil yang sudah usang sehingga tidak mungkin untuk di bawa nya. Terdapat meja makan berupa meja pendek dengan beberapa bantal dan ia memutuskan untuk meninggalkan nya.
Proses kepindahan Naruto berjalan cukup lancar. Sepertinya Sasuke telah memberitahu pihak pengelola apartement sehingga petugas keamanan mempersilahkan Naruto masuk ke dalam apartement dengan membawa berbagai furniture setelah menunjukkan kartu identitas.
Naruto berbaring di atas futon di dalam ruangan yang merupakan kamar nya. Ruangan itu sangat luas dan bahkan seukuran setengah rumah lama Naruto. Tak ada furniture apapun di dalam apartemen itu,entah Sasuke sengaja tak mau membelikan nya atau terlalu sibuk.
"Naruto-nii,tidak ada furniture apapun di apartemen ini",keluh Kurama dengan jengkel.
"Hanya ada kitchen set dengan peralatan memasak yang lengkap. Dapur itu terisi lengkap",ujar Naruko.
"Peralatan memasak?",Naruto menatap dengan bingung. Ia belum melihat seluruh apartemen itu dan ia hanya dapat memasak makanan simple.
"Ya. Lihatlah sendiri,Naruto-nii"
Naruto bangkit berdiri dan berjalan menuju dapur. Ia melewati sebuah ruangan makan yang luas dan mendapati dapur yang terisi lengkap. Terdapat oven besar dengan kulkas besar dan bahkan terdapat kulkas untuk daging.
"Kurasa aku akan sering memasak dengan dapur seperti ini",ujar Naruko sambil tersenyum.
Terdengar suara ponsel Naruto yang berbunyi dan ia melirik nama penelpon. Sasuke menghubungi nya dan Naruto memilih untuk tak menjawab nya. Ia khawatir bila Sasuke mengajak nya untuk bertemu dan kembali bercinta.
"Sebaiknya kalian segera mandi. Kita akan pergi ke Konoha Mall dan makan malam sekaligus memberi furniture",usul Naruto.
Kurama dan Naruko tampak bersemangat dan Naruto segera berjalan menuju kamar nya. Ia membuka pintu kamar mandi dan mendapati kamar mandi mewah di kamar nya. Terdapat tempat sauna kecil dengan bath tub yang luas dengan televisi dan kloset duduk. Selain itu juga terdapat shower dan bathtub yang terlihat elegan.
Ponsel Naruto kembali berbunyi untuk kesekian kali nya dan Naruto mengangkat nya.
"BRENGSEK!ANGKATLAH TELEPON MU!",bentak Sasuke dengan suara keras di seberang telepon.
"M-moushiwake arimasen deshita,Sasuke-sama",ucap Naruto dengan suara bergetar.
"Kau membuang waktu ku,dobe sialan",maki Sasuke. Pria itu kembali membentak Sasuke.
"Maaf,aku sedang istirahat tadi"
"Cepatlah mandi. Kita akan berbelanja furniture untuk apartemen baru mu"
Naruto mengerutkan kening. Sasuke benar-benar aneh. Lagi-lagi ia memanggil Naruto tanpa meminta nya bercinta. Semalam,Naruto juga merasakan seseorang yang mendekap nya saat sedang tertidur.
Malam itu Naruto begitu mengantuk dan ia tak yakin bila Sasuke yang mendekap nya. Sasuke tak mungkin melakukan hal itu,namun ia merasakan bila orang itu memiliki aroma seperti Sasuke.
Naruto meyakinkan diri nya sejak pagi tadi bila ia hanya bermimpi. Sikap Sasuke tetap kasar saat bercinta dan mustahil pria itu bersikap lembut tiba-tiba.
"Apakah kau ingin bercinta lagi,Sasuke-sama? Maaf, namun aku-",Naruto memutuskan ucapan nya. Ia berharap Sasuke akan mengatakan tidak. Pria itu tak mengatakan soal bercinta dan Naruto memutuskan untuk bertanya.
Semalam,Naruto telah bercinta selama tiga ronde dengan Sasuke. Gairah Sasuke sangat tinggi itu dan pria itu bahkan meminta satu ronde saat sedang bangun tidur dan satu ronde saat sedang mandi.
"Aku tidak meminta itu,brengsek. Apakah kau sedang bersama kedua adik mu?"
"Ya,Sasuke-sama",jawab Naruto sambil menyumbat bathtub dan mulai mengisi air hangat dan memasukan sedikit potongan sabun susu.
"Ajaklah mereka berdua untuk ikut",suara Sasuke terdengar datar dan tak seperti biasa nya terdengar lebih ramah.
"Mereka? Maksudmu Naruko dan Kurama? Kedua adikku?",ujar Naruto dengan tak percaya. Ia hampir menjatuhkan ponsel nya ke dalam bak mandi.
Sasuke berdecih kesal di seberang telepon. Sasuke benci untuk mengulang ucapan nya sendiri dan ia berharap otak idiot Naruto akan mengerti maksud nya.
"Jangan membuatku mengulang, dobe brengsek. Aku akan menjemputm di apartemen pukul enam sore",ujar Sasuke.
"Ta-"
Sasuke telah mematikan telepon dan Naruto segera masuk ke dalam bak mandi. Ia memejamkan mata dan mendengarkan lagu melalui speaker yang terpasang di langit-langit kamar mandi.
.
.
Sasuke menghembuskan nafas perlahan. Ia menutup berkas dan memasukkan berkas itu ke dalam tas nya. Besok ia harus menggantikan Itachi untuk menghadiri rapat di Grand Konoha Hotel sehingga ia harus mempersiapkan data yang diperlukan.
Hinata telah pulang beberapa menit yang lalu dan kini ia kembali sendirian di kantor. Ia seolah tak mengenali diri nya sendiri. Sejak tadi ia terus bersikap aneh hingga Itachi menggoda nya dan kini ia bersikap baik hanya ingin melihat reaksi Naruto dan kembali mendengarkan ucapan terima kasih dari Naruto.
Sasuke menarik rambut nya dan berjalan menuju vending machine pribadi yang berada di dalam ruangan nya. Ia melirik isi vending machine itu dengan jengkel. Itachi mengisi hampir seluruh vending machine itu dengan berbagai jenis kopi manis dan minuman manis lain nya serta hanya mengisi jus tomat kalengan untuk Sasuke.
Sasuke menekan tombol lima dan terdengar suara kaleng yang terjatuh. Ia mengambil kaleng itu dan mendengus kesal. Itachi mengisi vending machine dengan kaleng jus tomat kosong.
'Kuso!",dengus Sasuke dengan kesal dan menepuk vending machine dengan pelan. Ia menyentuh kening nya yang kembali terasa hangat dan perut nya terasa lapar. Hari ini ia bahkan hanya sempat memakan seperempat porsi makanan untuk makan siang demi mempersiapkan bahan untuk presentasi rapat pemegang saham setelah Itachi dengan santai nya memberitahu Sasuke mengenai rapat yang ia lupakan dan meminta Sasuke menggantikan nya dengan alasan memiliki rapat lain yang harus dihadiri.
Sasuke kembali menekan tombol lima dan terdengar suara kaleng yang terjatuh. Sasuke kembali membungkuk dan mengambil kaleng itu.
"Brengsek",ucap Sasuke dengan kesal. Ia kembali mendapati kaleng kosong. Masih merasa penasaran, Sasuke kembali menekan tombol lima dan kali ini ia mendapati sekaleng tomato juice yang masih terisi penuh.
Tanpa menunggu lama,Sasuke segera meminum nya. Tomato juice itu seolah menghilangkan sedikit rasa lelah nya dan membuat otak nya dapat berpikir jernih.
Sasuke merasa kesal hari ini. Sebuah ide muncul di benak nya untuk mengerjai Itachi.
Sasuke menatap deretan minuman manis yang sangat disukai Itachi. Pria itu berbeda dengan Sasuke yang sangat membenci apapun yang terasa manis. Itachi sangat menyukai makanan manis hingga membeli banyak camilan dan minuman manis di rumah hanya untuk diri nya sendiri. Bahkan Itachi memiliki vending machine khusus di dalam ruangan nya yang diisi dengan ice cream berbagai rasa.
Mango juice... fresh chocolate milk... chocolate pudding... mendengar nama nya saja membuat Sasuke meringis membayangkan rasa yang memuakkan dari minuman dan makanan itu. Sasuke pernah mencoba nya dan menelan dengan paksa bila Itachi tidak memaksa nya. Rasa minuman dan makanan itu sangat manis dan Sasuke merasa mual,namun Itachi sangat menyukai nya.
Sasuke segera membuka bagian untuk mengisi vending machine itu dan mengambil beberapa kantung plastic besar. Ia mengambil seluruh pudding kalengan,fresh chocolate milk dan mango juice itu serta memasukkan dalam kantung plastic besar.
Sejak dulu Sasuke tak pernah menyukai anak-anak. Namun ia yakin bila anak-anak menyukai hal-hal yang manis,begitupun dengan kedua adik Naruto. Sasuke memutuskan untuk memberikan makanan dan minuman itu pada mereka.
Jam telah menunjukkan pukul setengah enam sore dan Sasuke segera membawa kantung-kantung itu serta menutup pintu ruangan nya. Ia berjalan menuju lift dan menekan tombol turun.
Sasuke harus menjemput Naruto dan kedua adik nya di apartement dan ia tak ingin terlambat. Sasuke tak sabar ingin bertemu Naruto.
.
.
Naruto menatap Naruko dan Kurama dengan khawatir. Ia takut bila Sasuke akan bersikap kasar dihadapan adik nya atau melakukan sesuatu yang mencurigakan hingga membuat Naruko dan Kurama merasa curiga.
Hari ini Naruko telah memakai tas pemberian Naruto dan menggunakan celana pendek serta t-shirt yang terlihat santai. Sementara Kurama mengenakan t-shirt dengan kemeja yang sengaja tidak dikancing serta celana jeans. Mereka berdua tampak antusias.
"Kuharap kalian dapat bersikap sopan dihadapan boss ku. Ia akan datang untuk menjemput kita dan mengajak kita untuk berbelanja furniture"
"Benarkah? Aku tak sabar ingin melihat seperti apa boss Naruto-nii",ujar Kurama dengan antusias.
"Kalian telah bertemu dengan nya saat berbelanja kemarin"
Naruko tampak terkejut dan ia membelalakan mata nya. Iris sapphire nya terlihat indah dan ia sedikit gugup.
"Eh ? Pria berambut hitam itu,Naruto-nii ? Bukankah dia teman mu?"
"Dia adalah boss ku. Namun kami cukup akrab hingga dapat dikatakan berteman",ujar Naruto sambil menatap Naruko dengan tatapan bersalah. Ia kembali mengucapkan kebohongan.
"Benarkah ? Pria itu terlihat sangat tampan",ujar Naruko dengan tatapan senang.
Naruto terdiam sejenak dan tak mampu mengatakan apapun. Naruko pasti akan segera patah hati bila ia jatuh cinta pada Sasuke. Ia tak tahu pasti orientasi seksual Sasuke, namun ia yakin bila pria itu adalah gay, bukan bi. Naruko adalah wanita sehingga tak mungkin dicintai Sasuke, namun walaupun Sasuke menjadi straight dan menginginkan Naruko sekalipun Naruto takkan mengizinkan nya. Ia tak ingin Sasuke melukai Naruko.
"Bukankah Konohamaru-nii adalah kekasih mu,Naruko-nee?"
Naruko mengangguk perlahan dengan wajah memerah dan Naruto terbelalak. Namun ia merasa lega, setidaknya Naruko takkan jatuh cinta pada Sasuke.
"Kau memiliki kekasih,Naruko-chan? Seperti apa kekasih mu?",Naruto menatap Naruko dengan tajam.
"Kau masih ingat Konohamaru-kun,Naruto-nii? Dia adalah kekasih ku sekarang"
Naruto mengingat sejenak dan meringis saat menyadari nya. Konohamaru adalah mantan tetangga mereka dan anak itu memiliki kesamaan sikap dengan Naruto saat kecil. Mereka berdua sering bekerja sama untuk berbuat usil dan anak itu sangat cabul.
"Konohamaru adalah kekasih mu? Apa saja yang telah kalian lakukan?",Naruto berharap dalam hati agar Naruko tak melakukan hal-hal yang terlarang bagi mereka.
"Um...kenapa Naruto-nii menanyakan nya?",wajah Naruko memerah dan ia mengalihkan pandangan dari Naruto.
Naruto menatap Naruko dengan tatapan meminta jawaban. Jam menunjukkan pukul enam kurang lima menit dan mobil Sasuke masih belum terlihat di depan lobby apartement.
"Naruko"
"Kami tak melakukan apapun. Konohamaru bahkan baru memegang tangan ku satu kali setelah tiga bulan berpacaran. Mayoritas teman ku telah memiliki pengalaman first kiss atau melakukan 'itu' ",jelas Naruko dengan perasaan canggung.
"Baguslah. Jangan melakukan 'itu' bersama siapapun sebelum menikah"
Naruko mengalihkan pandangan dan menatap Naruto dengan bingung. Ucapan Naruto terdengar kuno,bagaikan nasihat seorang nenek pada cucu nya. Ia sendiri tak pernah mendengar Naruto bercerita mengenai kisah cinta nya atau melihat pria itu memiliki kekasih.
"Naruto-nii, bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?"
"Tentu saja,Naruko-chan"
Naruko terlihat ragu sebelum mengajukan pertanyaan nya. Ia meyakinkan diri untuk bertanya.
"Apakah kau seorang gay,Naruto-nii?"
Naruto terdiam,tak tahu harus menjawab apa. Hubungan sesama jenis,entah sesama pria atau sesama wanita merupakan hal tabu di Konoha. Mayoritas orang menghindari gay atau lesbian dan Naruto sendiri tak tahu apa orientasi seksual nya.
Naruto pernah menyukai wanita,namun ia juga tak bermasalah dengan berhubungan seks bersama pria selama pria itu tak menyakiti nya. Ia juga tak yakin bila ia adalah seorang bisexual.
"Aku tidak tahu,Naruko-chan. Mungkin tidak"
Naruko dan Kurama terlihat puas meskipun ekspresi wajah mereka tetap datar.
"Syukurlah. Kuharap kau tidak tertarik dengan sesama jenis,Naruto-nii",ujar Kurama.
Ucapan Kurama seolah menusuk Naruto. Ia telah mengecewakan Kurama dan Naruko,dan entah mengapa ia kecewa dengan reaksi Kurama dan Naruko. Naruto merasa lelah terus berbohong pada keluarga nya sendiri dan ia kini tak yakin untuk dapat berkata jujur pada Naruko dan Kurama.
Sebuah mobil sedan mewah berwarna hitam berhenti di depan lobby dan terlihat Sasuke yang membuka kaca. Naruto segera masuk ke dalam mobil dan dengan canggung membuka pintu depan serta duduk di samping Sasuke.
"Konbawa,Sasuke-sama",sapa Naruto dengan nada seceria mungkin sambil menggunakan seatbelt.
"Hn"
Naruto menatap ke belakang dan mendapati Kurama dan Naruko yang tampak gugup. Naruto membuka mulut nya dan suara nya terdengar kering.
"Naruko-chan,Kurama, ucapkan salam pada boss ku. Nama nya Uchiha Sasuke"
"Konbawa,Uchiha-sama",ucap Kurama dan Naruko dengan gugup.
"Panggil saja Sasuke-san",jawab Sasuke dengan nada datar.
Naruto menoleh ke samping dan tak percaya dengan apa yang didengar nya. Naruto tak menduga bila Sasuke akan bersikap bersahabat dengan Kurama dan Naruko. Naruto hanya berharap bila Sasuke tak akan bersikap kasar pada Kurama dan Naruko, hanya itu saja.
Sasuke membalas tatapan Naruto dengan tajam dan sedikit menyeringai. Seringaian pria itu tak seperti biasa nya, seringaian Sasuke tak terkesan menakutkan seperti biasa.
"Apakah seperti ini yang kau inginkan,dobe?",Sasuke berkata dengan suara yang sangat pelan.
Naruto tak dapat menjawab apapun dan hanya dapat mengangguk perlahan.
"Ada tiga kantung plastic berisi minuman kalengan untuk kalian",ujar Sasuke pada Naruko dan Kurama.
"Arigato gozaimasu,Sasuke-san",Kurama dan Naruko tersenyum sopan.
"Hn. Douiteshimashite"
Perasaan Sasuke terasa berbeda dibanding biasa nya. Ia hanya mengetes Naruto dan memberikan minuman kalengan itu pada Naruko dan Kurama karena ia tak dapat memberikan nya pada siapapun. Namun perasaan hangat yang terasa asing di hati nya membuat nya sedikit merasa senang. Bagaikan pulau es abadi yang sedikit cair dan mengeluarkan tetesan air.
"Arigato gozaimasu,Sasuke-sama",ucap Naruto sambil tersenyum lembut. Ia berbisik dengan suara pelan.
"Terima kasih telah bersikap lembut pada Naruko-chan dan Kurama"
Ucapan terima kasih yang diucapkan dengan tulus oleh Naruto membuat perasaan Sasuke semakin hangat. Ia merasa tak terbiasa dengan perasaan ini,namun ia merasa nyaman. Sepertinya bersikap baik sesekali sama sekali tak salah.
"Hn"
Untuk sesaat, Naruto mengira diri nya hanya berhalusinasi. Namun ia melihat dengan jelas bila Sasuke mengangkat sudut bibir nya membentuk senyum tipis. Senyuman tulus pertama yang ditunjukkan Sasuke dan Naruto terpesona untuk sesaat. Senyum pria itu lembut dan ia tak mengucapkan kalimat kasar seperti biasanya. Sasuke yang ditemui Naruto saat ini terkesan berbeda dengan Sasuke yang biasa nya.
.
.
Sasuke mengajak Naruto, Naruko dan Kurama untuk makan malam di sebuah restaurant yang terdapat di mall yang terletak di distrik perbelanjaan mewah. Naruko dan Kurama tampak binggung dengan menu yang terlihat tak lazim.
Seperti biasa, Sasuke mengajak mereka untuk makan di restaurant mewah. Naruto duduk di samping Sasuke dan berhadapan dengan Naruko. Baik Naruko maupun Kurama terlihat binggung.
Naruto telah mempersiapkan uang untuk membayar makan malam Naruko dan Kurama. Sasuke memang mengajak Naruko dan Kurama, namun ia tak dapat meminta Sasuke untuk membayar makan malam Naruko dan Kurama. Sasuke pun tak pernah mengatakan akan membayar biaya hidup Kurama maupun Naruko.
Terdapat sebuah PC tablet di atas meja dan Sasuke segera memesan menu yang diinginkan nya. Beberapa menit berlalu dan Sasuke menatap Naruto dengan tidak sabar. Ia benci menunggu dan menahan diri untuk tak memaki Naruto seperti biasa.
"Bolehkah aku memesan,Sasuke-sama?"
"Hn"
Naruto memesan fish and chips dengan ice lemon tea untuk makan malam serta melirik Naruko dan Kurama.
"Apa yang kalian inginkan?"
"Terserah",jawab Naruko dan Kurama bersamaan.
Naruto memutuskan memesankan dua gelas ice lemon tea dan sepiring XO Fried Rice untuk Naruko dan Fish and Chips untuk Kurama.
Sasuke tampak mengetik sesuatu di ponsel nya dan tak lama kemudian ponsel Naruto berbunyi. Sasuke tak mengajak Naruko dan Kurama untuk berbicara dan mereka berdua tampak sibuk dengan ponsel masing-masing.
From : Uchiha Sasuke
Hey brengsek, hari kamis nanti kita akan bertemu lagi. Saat itu kau harus membayar karena aku telah bersikap baik pada kedua adik mu.
Naruto menatap Sasuke dengan tajam dan dengan cepat ia segera mengetik di ponsel nya dan mengirimkan pesan pada Sasuke.
To : Uchiha Sasuke
Apakah kita akan melakukan nya di apartemen? Atau di tempat lain,Sasuke-sama?
From: Uchiha Sasuke.
Kau ingin adik mu mengetahui nya,dobe?
Naruto menggeleng. Ia mati-matian menyembunyikan fakta dari Naruko dan Kurama. Tidak mungkin ia ingin mereka berdua mengetahui nya. Ia benar-benar bersyukur dengan Sasuke yang bersedia berpartisipas dalam 'drama' yang tengah ditampilkan nya pada Naruko dan Kurama.
To: Uchiha Sasuke
Tidak,Sasuke-sama. Terima kasih karena kau telah bersikap baik kepada kedua adik ku. Aku sungguh berterima kasih.
Sasuke melirik Naruto melalui ekor mata nya. Naruto terlihat benar-benar senang dan ekspresi wajah Naruto yang sedang senang membuatnya ingin melihat ekspresi itu terus terpatri di wajah Naruto. Sasuke yakin bila hari ini ia terlalu lelah sehingga bersikap tak seperti biasanya.
Pelayan membawa makanan dan meletakkan nya dengan hati-hati. Sasuke menatap Tenderloin steaks with Roasted Tomato Steak Sauce and Sage Brown Butter-Raviolli pesanan nya.
"Itadakimasu,minna-san",ucap Naruko dan Kurama sambil tersenyum tipis.
"Itadakimasu,minna-san",ujar Naruto sambil tersenyum tipis dan mulai makan.
Sasuke tanpa sadar ikut terbawa dengan suasana di meja makan saat ini. Sudah lama Sasuke tak makan malam bersama keluarga nya dan ia sangat jarang mengucapkan 'Itadakimasu' pada siapapun. Ayah nya jarang makan malam di rumah atau bahkan jarang berada di rumah,begitupun dengan ibu nya.
Keluarga Uchiha menuntut kesempurnaan dan mengesampingkan hal berbau perasaan demi kesempurnaan. Dan Sasuke telah terbiasa dengan kesendirian dan tuntutan akan kesempurnaan. Namun, makan malam bersama keluarga Naruto membuat Sasuke tercekat dan ia mulai merasa bila makan malam sendirian bukanlah hal yang wajar.
"Itadakimasu",ucap Sasuke dengan pelan.
Suara baritone Sasuke menarik perhatian Naruto. Sasuke berkali-kali membuat nya terkejut hari ini. Pria itu tak mengucapkan Itadakimasu saat breakfast di hotel bersama Naruto maupun saat makan malam di café.
Mungkin Sasuke sama sekali tak menyadari nya,atau bahkan tak sudi untuk mengakui nya. Namun ia telah 'menampilkan' hati dan sedikit kehangatan nya pada orang lain. Naruto semakin bersemangat untuk mengubah Sasuke menjadi lebih baik.
-TBC-
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro