Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Rasa sakit yang nyata

Kalana bergerak gusar salam tidurnya yang tidak tenang di tengah malam. Keringat sudah membasahi tubuhnya yang tidak berselimut. Alas tidur yang hanya kasur lantai telah basah sebab keringat. Kedua kakinya bergerak tidak teratur, di susul getar tubuh yang tiba-tiba.

Setelah gangguan tidur terlewati, Kala bangun dengan napas terengah-engah. Menatap sekeliling kamarnya yang menyatu dengan dapur. Dinding lembab yang selalu menemani malam Kala entah mengapa tampak menyeramkan malam itu.

Tubuh Kala merespon dengan tidak baik dengan detak jantung yang berdebar. Napasnya tercekat kala semua kejadian menyakitkan di hidupnya terekam jelas dalam ingatan. Suara makian yang paling mendominasi dalam pikirnya, membuat spontan Kala menutup kedua telinga.

"Tolong berhenti!"

"Tolong jangan berteriak!"

"Berisik! Tolong, berhenti!"

Kalana berkata dengan lirih namun menyakitkan untuk di dengar. Tetapi telinga di dalam rumah tidak pernah terbuka lebar untuknya. Berbalik dan memunggungi dirinya yang butuh uluran tangan. Semua orang seakan tutup mata dengan kesengsaraan yang Kala rasakan.

Dan semua penderitaan Kala malam itu kembali dirinya atasi sendirian. Tanpa pelukan hangat, atau ucapan penenang yang Kala harapkan ada. Semua dia lalui sendiri sambil terseok-seok untuk terus bangkit kembali, walau terus di jatuhkan oleh takdir.

Tapi malam ini, Kala terpikir mengakhiri hidupnya kembali. Tindakan yang bahkan sudah biasa dirinya pikirkan saking sudah tertanamnya dalam alam bawah sadarnya. Saat ini biarlah dia kalah dengan kesakitannya dan pergi berpulang.

Mengambil pisau pada meja dapur yang berada di dekatnya, tanpa ragu Kala menempelkan mata pisau itu pada pergelangan tangan. Tatapan kosong sarat akan sakit yang tidak ada habisnya itu terpancar jelas dalam dua maniknya.

Kala, memilih untuk kembali menyapa malaikat mautnya malam itu. Merasakan lempengan tajam yang terasa dingin di kulit pergelangan tangannya, membuat tangan Kala bergetar. Hatinya tiba-tiba di landa keraguan untuk melanjutkan tindakannya.

Tetapi otak yang telah sakit itu menepis kasar perasaan ragunya. Dan kembali mengingat rasa sakit yang berulang kali Kala rasakan selama hidupnya. Maka tangannya kembali mengacung mata pisau itu pada pergelangan. Hingga tinggal menekan lebih dalam lagi, maka semua akan selesai.

"Selamat tidur, Kalana,"

Satu dering pada ponsel Kala terdengar di sunyinya malam itu. Hingga pergerakan Kalana terhenti dan memilih memperhatikan pop up pesan yang terlihat dalam layar ponselnya. Terdapat pesan yang dikirim oleh seseorang yang akhir-akhir ini berada dalam kesehariannya.

|Daksa
besok pagi ayo coba bubur ayam di depan gang! Janji gue traktir:)

Genggaman pada pisau yang sedari tadi dirinya pegang erat mengendur. Menjatuhkan benda tajam itu ke atas kasur lantai yang dirinya duduki. Kala meraih ponselnya yang menampilkan pesan yang baru saja di kirim Daksa padanya di tengah malam.

Bahkan tanpa pemuda itu sadari, pesan iseng yang dia kirimkan membuat upaya bunuh diri Kala kembali di urungkan. Kala tidak mengerti dengan respon tubuhnya sendiri. Ada perasaan aneh yang menyelinap dalam hatinya. Rasa menyenangkan yang candu untuk dirinya.

Untuk kali ini, Kala berusaha bertahan, agar dapat menemui Daksa di esok pagi dan merasakan sarapan bubur ayam pertama di hidupnya yang sudah berlalu sembilan belas tahun ini.

"Terimakasih Daksa,"

Perkataan Daksa yang dirinya kirim lewat pesan di tengah malam nyatanya memang kenyataan. Pagi itu, pemuda dengan senyum sumringahnya menghadap pada Kala. Senyuman tanpa hambatan terlukis indah pada wajah pemuda itu membuat Kala terkesima lagi dan lagi.

Daksa menarik lembut lengan Kalana untuk mengikuti langkahnya. Keduanya berjalan bersisian di sepanjang trotoar yang kala itu lembab karena sehabis di guyur hujan. Daksa mencuri pandang pada wajah Kala yang tidak pernah menunjukkan antusiasme.

"Lo bisa hubungin gue kapan aja, kalau hidup Lo terlalu berat di jalanin sendirian,"

•••

Sebuah semangat kecil dari Daksa yang berarti besar banget untuk Kalana.

Terimakasih untuk kalian yang sudah menemukan cerita ini dan mendukungnya. Jika memang ada yang mengikuti cerita ini, aku akan terus update sampai tamat nanti.

Jangan lupa Vote dan kasih komentar dukungan!!!

Bye

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro