Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Pemilik hidup bahagia

Ardhana Daksa Wiguna.

Pemuda yang kemarin tidak sengaja meminum hampir setengah air mineral yang di campur deterjen milik Kala. Rencana bunuh diri Kalana gagal di sebabkan oleh pemuda yang datang secara tiba-tiba.

Karena kejadian tersebut, Kala bertanggungjawab atas kesehatan Daksa untuk beberapa waktu kedepan. Sebab hampir saja gadis itu menjadi seorang pembunuh tanpa di rencanakan. Dunia memang begitu lucu, hingga Kala tidak tau harus tertawa menyakitkan seperti apa lagi.

Kenapa di dunia yang kejam padanya ini masih terus membiarkan hidupnya berjalan. Seperti sengaja saja sang semesta tidak membiarkan Kala menghilang di telan bumi. Kali ini Kala malah harus di bebankan satu tugas lagi, mengurus hidup seseorang yang hampir berakhir karenanya.

"Muka Lo serius banget! Jadi manusia tuh ngga usah serius banget dah, hidup di bawa santai kaya di pantai!"

Ocehan dari Daksa yang saat itu tengah duduk berdua di bangku taman tidak Kala dengarkan. Fokus gadis itu hanya tertuju pada jalanan di depannya yang ramai dengan kendaraan lewat. Berbagai macam kendaraan yang melaju kencang melewatinya. Hingga terbesit satu tindakan yang hanya bertujuan pada satu hal, yaitu kematian.

Kali ini, Kala akan mencobanya lagi. Mengakhiri hidupnya yang bahkan tidak lebih penting dari sebutir nasi bagi orang-orang. Di dunia yang menakutkan ini tidak ada yang menganggap Kalana berharga. Dirinya hanya manusia kecil tanpa kasih sayang dari mereka yang harusnya memberikannya.

Kala, putus asa entah yang keberapa kali.

Daksa mengikuti arah pandang gadis di depannya. Sorot kosong tanpa adanya harapan hidup di tangkap indera penglihatan pemuda yang hampir saja tiada beberapa waktu lalu itu. Merasakan rasa putus asa dari Kala, membuat empati Daksa mengambil alih. Tanpa rasa malu, pemuda itu berdiri di hadapan Kala dengan melakukan gerakan aneh.

"Lo, ngapain?" Kala menatap aneh pada Daksa yang seperti orang gila di pandangannya.

Daksa tidak menghiraukan pertanyaan gadis itu, dirinya terus melakukan tarian patah-patah ala b-boying yang sedikitnya Daksa tau. Mengesampingkan pandangan orang-orang di sekitar yang menatapnya bingung dan menganggap gila. Daksa tidak terusik dengan itu, pemuda itu malah justru memperhatikan raut Kala yang tidak berubah sedikit pun.

"Hidup Lo seberat apa sampe senyum aja susah kayanya?" selepas melakukan hal yang nyeleneh, Daksa menatap intens tepat pada manik Kalana.

Tanpa membalas, Kala beranjak pergi yang langkahnya tidak di ikuti Daksa. Pemuda itu berusaha memberikan ruang untuk gadis yang baru dirinya temui karena sebuah insiden. Namun dalam diri Daksa, yang memiliki empati sebesar gunung itu bersumpah. Bahwa dirinya akan memberikan kebahagiaan yang seakan segan untuk Kala yang tampak suram.

Memperhatikan langkah Kala yang lunglai dan putus asa, Daksa menjaga jarak tiga meter darinya. Sambil terus memandangi punggung yang tampak ringkih dari kejauhan. Bagi Daksa yang hidupnya banyak tertawa dan di sayang, melihat seseorang dengan keadaan seterpuruk itu membuatnya terganggu.

Daksa tidak dapat mengabaikannya sebagai angin lalu. Atau bersikap itu bukan urusannya. Dia memiliki jiwa penolong yang kuat, dengan memegang tujuan hidup agar semua manusia di muka bumi bahagia. Tidak terkecuali dengan Kalana yang berhasil merebut atensinya.

"Berhenti ikutin Gue, bisa?" Henti langkah Kala dan ucapan yang terdengar oleh Daksa entah mengapa membuat pemuda itu semakin yakin ingin membantu hidup gadis tersebut.

"Hidup Gue udah ngga ada artinya. Jangan tambah beban di dalamnya, tolong!" ucapan putus asa dari Kala, membuat Daksa melangkah ragu mendekati gadis tersebut.

Setelah jarak mereka hanya terpisah satu meter, Daksa dapat mendengar lirih tangis Kala yang hampir tidak terdengar. Begitu memilukan dan sakit untuk di dengar. Apakah se-menyakitkan itu hidup yang Kala jalani?

"Masih ada bahagia yang menunggu Lo!" Kala mendongak kepalanya dan menatap Daksa dengan mata sembabnya yang berlinang. Seperti menemukan sebuah harapan yang entah mengapa membuatnya menginginkan hal tersebut.

Daksa tersenyum teduh, "Gue bantu jemput kebahagiaan yang harusnya Lo miliki, Kalana."

•••

TBC....

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro