Masih berhak tersenyum
Kalana tidak tau pasti sudah berapa lama, aktivitasnya kini di ikuti oleh sosok pemuda itu. Nama Daksa yang akhir-akhir ini menyambangi keseharian suram Kala. Membuat gadis itu seperti memiliki secercah kebahagiaan yang dirinya mimpikan sedari dulu.
Kala pikir ucapan Daksa tempo hari hanya omong kosong belaka. Kebahagiaan mana yang mau Kala jemput. Sementara hidup suram Kala sudah dirinya genggam sedari kecil. Takdir kejamnya sudah menjadi teman hidup yang berjalan berdampingan dengannya dari dahulu.
Jadi, bahagia mana yang menjadi milik Kala?
"Lo pernah nyoba mancing, ngga?"
Sore itu, saat Kala mengiyakan ajakan Daksa untuk bertemu malah membuatnya terjebak di atas perahu kecil yang kini mengambang di danau. Kala tidak banyak protes saat Daksa terus memaksanya melakukan hal apapun. Yang bahkan Kala tidak pernah melakukannya selama dirinya hidup.
Mengetahui kini ada seseorang yang menemani langkah di hidupnya yang suram, menguat Kala sedikit berharap. Harapan yang ragu untuk dirinya doa kan, yaitu merasakan bahagia yang asing. Namun, dengan Daksa entah kenapa membuat semuanya berjalan lancar.
"Astaga Kala bukan gitu cara mancing!"
Daksa mengajari cara Kala memegang tongkat pancing, memasang umpan dan menarik alat pancing yang umpannya di makan oleh ikan. Semua kegiatan itu tidak luput dari pandangan Kala. Sejenak ada rasa kagum dalam diri Kala saat melihat betapa ringannya hidup yang di jalani Daksa. Sampai pemuda itu melepas senyum dengan mudahnya tanpa beban.
"Gimana rasanya senyum dengan bahagia, ya?" ucapan lirih Kala sampai pada rungu Daksa yang saat itu tengah memeriksa umpan pada pancingannya.
Pemuda itu menatap intens wajah Kala sekali lagi, seperti tatapan iba yang tidak menggangu. "Sinih Gue ajarin!"
Daksa mendekat pada Kala, dan tanpa aba-aba menarik lembut kedua pipi tembam gadis itu. Kala tampak terkejut dengan tindakan Daksa barusan. Namun tetap diam dan membiarkan pemuda yang kini mengisi harinya itu berbuat hal tersebut.
"Senyumnya udah, sekarang tinggal bahagianya. Apa yang membuat lo bahagia?" tatapan teduh dari Daksa membuat Kala terkesima.
Bahagia? Kala bahkan tidak memilikinya sejak dulu. Jadi hak apa yang dapat dirinya lakukan untuk mendapatkan kebahagiaan? Dengan kenyataan menyakitkan itu, tiba-tiba kelopak mata Kala memanas dengan linang yang siap jatuh.
Aktivitas Kala tidak luput dari pandangan Daksa yang masih memegang lembut pipi gadis itu. Satu tindakan yang spontan langsung terlintas dalam pikiran Daksa adalah mengejutkan Kalana yang saat itu akan menangis.
"Kala, lihat di sana ada putri duyung!" seru Daksa dengan antusias sambil menunjuk ke arah belakang Kalana.
Membuat gadis itu terkejut dan spontan menengok ke arah yang di tuju. Kejadian yang begitu cepat dalam hitungan detik membuat perahu mereka kehilangan keseimbangan. Beratnya berlebihan pada sisi Kala yang tidak menyadari menyender terlalu menepi.
Berakhir keduanya jatuh bersamaan ke dalam danau, dengan kondisi perahu yang terbalik. Daksa menarik lengan Kala yang berenang dengan gusar di dalam air. Membawa ke atas permukaan, hingga keduanya sama-sama menghirup udara yang detik lalu terisi dengan air danau.
"Daksa! Lo ngagetin tau ngga?! Jadi jatuh, kan!" geram Kala sambil mengusap matanya yang memanas sebab kemasukan air secara tiba-tiba.
Namun, kesalnya tidak bertahan lama saat melihat pada Daksa yang berenang di hadapannya. Tanpa aba-aba, tawa Kala meluncur begitu saja, menggema pada danau yang sore itu menjadi saksi bisu tragedi jatuhnya mereka dari perahu karena alasan yang konyol.
Daksa tertegun melihat tawa Kalana yang baru dirinya lihat. Ada rasa percikan kembang api dalam hatinya ketika berhasil membawa tawa itu pada wajah gadis yang tidak pernah menemui bahagia. "Kenapa-kenapa?"
"Muka Lo kaya kucing kecebur got!" tawa Kala kembali terdengar, kali ini lebih keras dan renyah. Daksa sampai terdiam dan menikmati pemandangan yang juga membuatnya tersenyum lebar tanpa sadar.
Daksa tidak masalah jika wajahnya di ejek, dia senang asal itu menjadi alasan untuk tawa indah di hadapannya.
***
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro