Op. 3: Fiance?!
“Kyu, long time no see.” Siwon bangkit dari duduknya saat sang tuan rumah berjalan ke arahnya.
“Long time no see ... Hyung.” Kyuhyun duduk di sofa berwarna kuning keemasan, diikuti Siwon. “Ada apa?”
“Tsk. Sepertinya kau tidak senang jika aku berkunjung.”
“Sebenarnya, kau mengganggu kegiatanku,” sahut Kyuhyun dengan raut wajah sebal.
Siwon terkekeh pelan. “Apa yang kau maksud kegiatan-mu itu adalah me-time dengan Hyun Ae?”
Kyuhyun diam, kemudian mendengkus.
“Baiklah. Sebenarnya tidak ada alasan khusus aku datang ke sini.”
Perkataan Siwon membuat Kyuhyun memicing tajam pada senior-nya itu. “Lalu?”
“Aku hanya ingin berkunjung saja. Bukankah kita sudah lama tidak bertemu? Ah, aku juga ingin bertemu dengan mereka.”
“Kau bisa pergi ke sekolah, kalau kau mau.”
Pandangan Siwon berubah menjadi serius. Sangat serius. “Apa kau akan seperti ini terus?”
“Apa maksudmu, Hyung?”
“Terus menumbuhkan perasaan terlarang-mu pada Hyun Ae.”
Jleb!
Perkataan Siwon sukses membuat Kyuhyun terdiam. Apa yang dikatakan oleh kakak kelasnya memang benar adanya. Hanya saja, menghentikannya tidak semudah membalikkan telapak tangan.
“Itu urusanku. Kau tidak mengerti apa pun.”
“Kau yakin?” Siwon tersenyum miring. “Kau yakin jika aku tidak mengerti apa pun?”
Kyuhyun mendengkus, lagi. “Tidak usah basa-basi. Aku yakin kedatanganmu kemari ingin bertemu dengan Hyun Ae.”
Siwon tertawa lepas. “Hahahaha ... Kau benar-benar!”
Hening.
“Ya. Aku ingin mendekati Hyun Ae.” Siwon serius dengan ucapannya.
“Kau pasti sudah tahu jawabannya.” Tatapan Kyuhyun menggelap.
“Sekali pun aku tahu jawabannya, aku akan tetap mendekatinya.”
“Hee.”
“Ah,” Siwon berdiri dan menatap Kyuhyun, “pertemuan pertama kita setelah sekian lama buruk sekali. Kalau begitu, aku pulang.”
Kyuhyun menatap kepergian Siwon dengan tajam. Tiga detik kemudian, dia berucap, “Kau pikir aku akan menyerahkan Hyun Ae begitu saja?”
***
Seluruh aktivitas di Kota Seoul nyaris lumpuh karena hujan deras disertai angin kencang menerpa Seoul.
Di sebuah rumah megah bak istana, tepatnya di dalam kamar, terbaring sosok gadis mungil dengan selimut tebal yang membungkus tubuhnya. Sesekali gadis itu berguling ke kanan dan ke kiri mencari posisi yang enak untuk kembali ke alam mimpi.
Jam digital yang menempel di dinding kamar menunjukan waktu 6 pagi. Namun, gadis mungil yang satu ini belum juga memersiapkan diri untuk berangkat ke sekolah.
“Nona Muda, sudah waktunya pergi ke sekolah." Salah satu maid beberapa kali mengetuk pintu kamar Hyun Ae. Namun, nihil. Hyun Ae tak kunjung turun dari ranjang queen size-nya.
“Biar aku yang bangunkan. Kembalilah bekerja.” Kyuhyun menatap maid tersebut.
“Baik, Tuan Muda.” Maid itu menunduk sebentar sebelum akhirnya kembali mengerjakan pekerjaannya.
Kyuhyun memutar knop pintu kamar Hyun Ae perlahan. Berusaha seminimal mungkin mengeluarkan suara. Lantas, ditutupnya kembali pintunya. Kakinya melangkah masuk dan mendekati ranjang di mana Hyun Ae masih enggan untuk bangun.
“Ae-chan.”
“......”
“Hyun Ae.”
“.....”
Sreeet!
Kyuhyun menarik paksa selimut yang menutupi tubuh adiknya. Manik cokelatnya membulat sempurna. Bagaimana tidak? Keadaan Hyun Ae pagi ini begitu menggoda imannya.
Dengan piyama berbentuk dress dengan gambar beruang imut tersingkap hingga setengah paha Hyun Ae. Rambut Hyun Ae yang berantakan serta kelopak mata gadis itu yang masih tertutup-terbuka seakan tengah menggoda Kyuhyun.
“Oh? Oppa ... selamat pagi,” sapa Hyun Ae dengan suara serak khas orang bangun tidur dan nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya.
Bruk!
“Oppa!” Hyun Ae memekik.
Kyuhyun langsung menyerang ... ralat, menubruk tubuh mungil Hyun Ae kemudian menindihnya.
“Kau berusaha menggodaku, Ae-chan?”
Hyun Ae mengerjap. “Menggoda? Memang aku melakukan apa? Memangnya menggoda itu seperti apa?” tanya gadis itu polos.
Kyuhyun menatap manik hazel Hyun Ae dengan intens. Membuat wajah gadis yang berada dalam tindihannya memanas sempurna.
“Ae-chan?”
“Ya, Oppa?”
“Oppa kedinginan, loh.”
Huh?
“Pakai jaket.”
Jdaag!
Saran polos ala Hyun Ae berhasil membuat Kyuhyun membatu.
“Atau meminum cokelat panas di depan perapian juga bisa menghangatkan tubuh Oppa.”
Kretek!
Terdengar seperti hati Kyuhyun yang retak.
“Aku tidak ingin itu semua!” bantah Kyuhyun.
Hyun Ae menatap Kyuhyun bingung. “Lalu? Apa yang Oppa inginkan?”
“Ini.” Kyuhyun menyentuh bibir ranum Hyun Ae dengan jari telunjuknya.
“Bibir?”
Hyun Ae mengangguk.
“Memang apa yang bisa dilakukan bibir?”
Lelaki itu tersenyum kecut. “Kau ingin tahu?”
Hyun Ae mengangguk polos.
Seringaiam tipis muncul di wajah tampan Kyuhyun. “Ini.”
Manik Hyun Ae membola. Kyuhyun melakukan serangan dadakan.
“Nah, itu yang bisa dilakukan oleh bibir.” Kyuhyun bangun dan berdiri di tepi ranjang.
“O-Oppa ... yang tadi itu—”
“Cepat, Ae-chan! Aku menunggumu di meja makan.” Kyuhyun dengan cepat membalikkan tubuhnya dan keluar dari kamar Hyun Ae dengan pipi yang sedikit bersemu.
***
Blue World High School.
“Lihatlah ke lapangan! Seorang gadis tengah menyatakan perasaan cintanya pada Kyuhyun Sunbae!” Pekikan seorang perempuan membuat satu kelas heboh, terutama kaum hawa.
Semuanya berbondong-bondong menuju lapangan tak terkecuali adik dari Sang Kaisar, Cho Hyun Ae.
Sesampainya di lapangan, Hyun Ae melihat seorang gadis berdiri di depan Kyuhyun. Wajah gadis itu sudah semerah tomat.
“Apa-apaan dia?!” Hyun Ae menatap kesal gadis yang bersikap malu-malu singa di depan kakaknya.
“Su-sunbae ... jadilah kekasihku!” Sang gadis membungkuk sembilan puluh derajat seraya menyodorkan sebuah amplop berwarna merah terang.
Napas Hyun Ae tercekat kala Kyuhyun mengambil amplop itu. Gadis berambut hitam sepunggung itu menegakkan tubuhnya dengan senyum lebar. Namun...
Ckris! Ckris! Ckris!
...senyumannya luntur ketika Kyuhyun dengan tidak manusiawinya menggunting menjadi bagian-bagian kecil amplop tadi tanpa membaca isi surat di dalamnya.
Kyuhyun meraih tangan kanan gadis malang di hadapannya dan memberikan potongan-potongan surat tadi pada gadis itu.
Tanpa berbicara apa pun, pemuda itu berbalik meninggalkan gadis itu dengan meninggalkan perasaan malu yang sangat mendalam.
Bagaimana tidak? Coba bayangkan! Menyatakan perasaan pada orang yang disukai di hadapan publik lalu ditolak dengan cara sadis seperti itu. Apa masih sanggup menegakkan kepala dan menjalani hari-hari di sekolah dengan biasa saja sampai hari kelulusan tiba? Jawabannya adalah...
...tidak!
Semua yang ada di tepi lapangan menatap iba sang gadis yang baru saja ditolak cintanya oleh Kyuhyun.
“APA?!” Gadis tadi menatap nyalang murid-murid yang ada di pinggir lapangan. “KENAPA KALIAN MENATAPKU SEPERTI ITU, HAH?! JANGAN KASIHANI AKU! SEHARUSNYA KALIAN MEMBERIKANKU PUJIAN KARENA AKU BERANI MENYATAKAN PERASAANKU DENGAN CARA SEPERTI INI! TIDAK SEPERTI KALIAN! WALAUPUN ... HIKS ... DITOLAK ... HIKS.”
Hyun Ae menggeleng prihatin. “Benar-benar gadis berwajah tebal.”
“Ya. Kau benar. Dia begitu berani menyatakan perasaannya pada Kyu.”
“Eh?” Hyun Ae menoleh ke samping kanan. “Kau?!”
Hyun Ae mendapati seorang gadis bersurai hitam legam sepinggang dengan tinggi 163 sentimeter tengah berdiri di sampingnya.
“Selamat pagi, Ae,” sapa gadis itu ramah.
“Seo Ra Eonni!” Hyun Ae memekik senang, membuat perhatian murid lain teralihkan padanya. Gadis mungil itu langsung memeluk Seo Ra erat. “Bogoshippeoyo!”
Seo Ra tergelak. “Kau tidak berubah sama sekali, Ae.”
Hyun Ae melepaskan pelukannya. “Nee ... Eonni—”
“Kita mengobrol di kantin saja,” ajak Seo Ra dan Hyun Ae menurutinya.
Sesampainya di kantin, Hyun Ae dan Seo Ra memilih duduk di kursi pojok kantin.
“Apa yang ingin kautanyakan?”
Hyun Ae mengedip imut, membuat Seo Ra tak tahan ingin mencubit kedua pipi Hyun Ae.
“Ugh! Jangan bertingkah menggemaskan seperti itu, Ae,” ucap Seo Ra gemas.
“Ish! Sakit, Ra Eonni!” Hyun Ae merengut dan mengusap halus pipinya yang menjadi korban tangan lentik Seo Ra.
“Mian.” Seo Ra membentuk V-sign.
“Eonni, kapan kau kembali dari Rusia?” Hyun Ae membuka pembicaraan.
“Hmm ... tiga tahun yang lalu.”
“Apa?” Hyun Ae membulatkan kedua matanya. “Ja-jadi ... Eonni satu angkatan dengan Kyu Oppa? Kenapa tidak menemui aku?!” Hyun Ae menggembungkan pipinya kesal.
“Eh? Aku beberapa kali berkunjung ke rumah kalian, tapi Kyu bilang kau sedang tidak ada di rumah.” Seo Ra membenarkan poninya yang sedikit menghalangi pandangannya.
“Ugh! Oppa berbohong!”
“Sudahlah. Lagi pula, sekarang kita sudah bertemu.”
Hyun Ae mengangguk-anggukkan kepalanya. “Apa Eonni satu kelas dengan Kyu Oppa?”
Seo Ra tersenyum lebar. “Selama tiga tahun, aku dan Kyuhyun selalu satu kelas. Dan itu menyulitkanku untuk meraih peringkat pertama.” Seo Ra mengerucutkan bibirnya. “Menyebalkan sekali, ‘kan?”
“Eonni, aku mau tanya sesuatu. Boleh?”
Seo Ra menaikkan satu alisnya. “Tentu saja boleh.”
“Itu ... apa Kyu Oppa memiliki ... umm ... kekasih?” Hyun Ae menatap Seo Ra ragu, sedangkan Seo Ra membulatkan matanya. Dapat dilihat gurat-gurat merah jambu tercipta di kedua pipinya.
“Eonni kenapa malu seperti itu?”
“Eh?” Seo Ra gelagapan. “Ti-tidak. Maksudku, setahuku, Kyuhyun tidak memiliki kekasih.”
Hyun Ae tidak yakin dengan jawaban Seo Ra. Ditambah reaksi yang ditunjukkan sahabat kecil kakaknya terlihat sangat mencurigakan.
“Aku tahu Eonni sedang berbohong.”
Deg!
“Tidak, Ae. Kyuhyun tidak memiliki kekasih. Hanya saja—”
“Seo Ra!”
Ucapan Seo Ra terpotong oleh suara bass yang memanggilnya dari belakang Hyun Ae. Hyun Ae menoleh karena mengenal suara yang memanggil gadis yang sudah dia anggap kakaknya sendiri.
“Oh. Kyu? Ada apa?” Seo Ra menatap lurus manik cokelat Kyuhyun saat lelaki itu tiba di sampingnya.
“Mana file yang kuminta?”
“Ah!” Seo Ra tersenyum lebar. “Ada di dalam tasku. Nanti saja, ya. Kita, ‘kan, sekelas.”
“Haaahhh.” Kyuhyun menghela napas. “Kau ini.”
Ctak!
“Aw!”
Kyuhyun menyentil kening Seo Ra. Dia tidak menyadari ada seseorang yang menatap tidak suka adegan—manis—yang dilakukannya pada Seo Ra.
Kyuhyun melirik Hyun Ae. “Ae-chan, kenapa tidak masuk ke kelas? Bel baru saja berbunyi.”
“Lalu ... kenapa Oppa juga belum masuk ke kelas? Malah bermesraan di sini?”
Hyun Ae langsung membekap mulutnya. Kyuhyun dan Seo Ra saling berpandangan. Dua orang yang lebih tua dari Hyun Ae ini langsung menarik kesimpulan dalam pikiran mereka masing-masing jika—
—Cho Hyun Ae cemburu!
Kyuhyun menyeringai. Ia lantas menggenggam jemari Seo Ra dan meminta—memerintah—Seo Ra untuk berdiri di sampingnya. “Aku dan Seo Ra akan ke kelas. Kau sebaiknya cepat ke kelas sebelum guru mata pelajaran pertama ada di kelasmu.”
Kyuhyun dan Seo Ra berjalan meninggalkan Hyun Ae sendirian. Adik manis Kyuhyun itu menatap kesal dua orang berbeda tinggi badan itu.
“Pabo Oppa!”
***
“Kyu, apa yang kaulakukan?” tanya Seo Ra saat dirinya dan Kyuhyun berjalan beriringan—setelah Seo Ra melepas genggaman Kyuhyun dengan paksa—di koridor menuju kelas mereka.
Kyuhyun melirik Seo Ra. “Kenapa? Bukankah kau adalah calon tunanganku?”
Seo Ra memutar bola matanya malas lalu membenarkan letak kacamata ber-frame hitam yang bertengger di hidungnya. “Ingat, Kyu! Baru ‘calon’. Dan juga ... aku tidak menyetujui pertunangan ini, okay?”
Kyuhyun tersenyum miring. “Hee? Kita lihat saja nanti.”
“Tsk.” []
*
CHOI SIWON
YOON SEO RA
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro